Rinka hanya bisa diam, tidur dan melamun membuatnya sangat kesal.
"Mau sampai kapan dia menyiksaku!?!?!"
Marahnya melempar bantal-bantalnya ke lantai.
"Kenapa dia melakukan hal ini padaku?! Apa yang dia inginkan dariku?! Bagaimana dengan kerjaanku? Rumahku?!"
Pekiknya kesal. Marah-marah sendiri dalam kamarnya dan melempar barang sampai berantakan. Tidak ada pelayan yang berani masuk karena sudah dipesan Maliq hanya mengantarkan makanan untuknya sisanya tidak perlu mereka urus.
Setelah puas marah dia pun mengemaskannya lagi.
Setidaknya dia punya kerjaan tiap hari sampai dia bosan dan tidak berniat marah lagi.
Dia terbaring di kasurnya, akhirnya Maliq datang setelah beberapa hari meninggalkan Rinka sendiri.
Rinka menatapnya dan tidak mau bicara padanya.
"Apa kau sudah puas mengamuk?"
Tanya Maliq karena tahu berita ini dari pelayannya, pelayannya selalu melapor padanya agar Rinka tetap aman tanpa dijaga.
"..............."
Rinka tidak mau menjawabnya dan membalikkan badannya tidak menatap Maliq.
Maliq duduk di kasurnya.
"Rinka, lihat aku."
".................."
"Mau sampai kapan kau marah?"
"Sampai kau mengantarku pulang ke rumahku. Kalau tidak, aku akan mogok makan dan tidak akan bicara padamu."
Jawabnya mendeklarasi ancamannya.
"........................"
Maliq terdiam dan Rinka menunggu jawabannya.
"Terserah kalau kau tidak mau makan, yang kelaparan nanti kau juga yang rasakan."
Jawab Maliq membuatnya berbalik, saat itu juga Maliq menindih Rinka di bawahnya.
"Kau!"
"Aku akan mengantarmu pulang setelah acara ibunda selesai."
".........................."
"Aku bicara jujur, aku membawamu untuk menghadiri ulang tahun ibunda. Setelah selesai, aku akan kembali ke negaramu."
"Kau tidak bohong?"
"Aku tidak bohong, jadi jangan marah lagi."
"Kau janji?"
"Iya, aku janji. Kau bisa pegang kata-kataku."
"Tapi kenapa kau membawaku kemari? ulang tahun ibumu tidak ada kaitannya denganku!"
"Hari itu akan jadi hari penobatanku jadi raja,"
"Kau serius?!"
"Iya, aku bukan pangeran lagi tapi seorang raja. Kau tahu ini, kata-kataku adalah mutlak."
"Itu tidak akan berpengaruh padaku! Aku tidak mau tinggal di sini!"
"Sayang sekali, kau harus tinggal di sini. Kau kelak akan jadi permaisuriku."
"Dalam mimpimu!! Aku tidak mau jadi permaisurimu!"
"Lalu kau mau jadi apa? selirku?"
"Apa aku serendah itu jadi selirmu?! Aku tidak mau diduakan!"
"Kalau begitu jadilah permaisuriku, aku hanya akan menikahimu."
Jawabnya seperti melamarnya.
"........................"
Rinka sangat bingung dengan jawaban apa yang harus dia lontarkan sekarang.
"Aku..Aku.."
"Aku apa?"
"Aku adalah seorang pria.."
Jawabnya dengan suara rendah.
"Lalu?"
"Aku tidak mungkin jadi per-permaisuri.."
Wajahnya sudah memerah.
"Terus?"
"A-aku juga tidak akan bisa memberimu keturunan.."
"Hmm.."
"Seorang raja tanpa keturunan itu tidaklah mungkin, raja harus punya keturunan untuk suatu hari mewarisi tahtanya..."
"................"
"La-lalu.."
"Apa lagi? Apa yang kau gumamkan? Aku sama sekali tidak mengerti."
Jawabnya tidak peduli semua perkataan Rinka.
"Apa yang kau katakan sama sekali tidak kumengerti, aku sukanya dengan Rinka. Aku mau menikahi Rinka, masalah keturunan aku bisa mengadopsi anak saudaraku untuk mewarisi semua tahtaku kalau memang aku tidak bisa punya keturunan. Apa lagi yang kau khawatirkan?"
"Tapi.. Tapi itu bukan darah dagingmu sendiri! Bagaimana bisa kau.."
"SStt...Itu urusan nanti. Masalahnya sekarang kau mau atau tidak?"
Tanya Maliq menatap Rinka serius, dia tidak bisa mengatakan tidak kalau Maliq sudah menatapnya seperti itu. Dia seperti terbuai olehnya atau karena otaknya sedang tidak bekerja karena stress dikurung?
"..................."
"Kalau kau tidak menjawab, kuanggap jawabanmu adalah 'Iya'."
Ucap Maliq percaya diri dan senyum merekah di sudut bibirnya.
Rinka tidak berkata-kata lagi, wajahnya memerah seperti kepiting rebus.
Maliq pun menciumnya sebagai tanda jadi mereka. Rinka awalnya tidak merespon tapi setelah beberapa kali Maliq menciumnya akhirnya dia merespon dan membalas ciuman panas Maliq. Dia mengalungkan tangannya di leher Maliq, Maliq semakin menekan tubuh Rinka di bawahnya.
Keduanya menyatu dalam ciuman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.