My Love 2 "326"

3K 297 11
                                    




Eirin membuka matanya, keadaannya sudah lebih baik setelah diberi nutrisi.

Mikoto sudah menyiapkan berbagai macam buah yang akan dicicipi Eirin.

"Kau sudah bangun? Kau lapar?"

Tanya Mikoto memegang tangan Eirin.

"Mikoto, aku tidak lapar.."

Jawabnya lemah.

"Walau tidak lapar kau harus makan, bayinya juga butuh nutrisi."

Balas Mikoto membantunya bangun. Mikoto pun menyuapi Eirin buah.

Untung saja tidak dimuntahkah. Dia memakannya walau hanya sedikit.

"Kau tidak bekerja?"

"Aku akan pergi setelah melihatmu makan, aku tidak akan tenang."

Ucapnya mengusap wajah Eirin.

"Aku ingin makan hamburger.."

Ucap Eirin tiba-tiba membuat Mikoto terkejut. Dia menatap Eirin.

"Hamburger?! Hamburger makanan siap saji?! Sejak kapan kau suka itu?!"

Pekiknya kaget karena Eirin tidak pernah mau makan makanan seperti itu karena tidak sehat, istilahnya makanan rumah lebih baik.

"Kenapa? Aku mau hamburger."

Ucapnya lagi membuat Mikoto ingat dengan komentar para netizen.

"Baik!!"

Pekiknya cepat. Segera dia memerintahkan bodyguard kepercayaannya membelinya. Dia melesat pergi dengan cepat.

"Apa lagi yang kau mau?"

Tanya Mikoto,

"Hm.. Aku mau mangga muda."

"Oke!"

Pekiknya kembali memerintahkan anak buahnya membeli mangga muda.

Mikoto begitu sibuk mengabulkan keinginan Eirin sampai lupa dia harus melakukan pertemuan.

Dia buru-buru ke tempat pertemuan, untung mereka tidak menunggu lama. Kembali Mikoto sibuk, dia juga mengurus kantor Eirin karena Sato belum sadar.

Setelah sempat dia menemui Sato sekaligus memeriksa keadaan Eirin di rumah sakit,

Mikoto memegang tangan Eirin dan masuk ke dalam kamar Sato. Dia masih terlelap dengan selang infus dan oksigen.

"Niisan,"

Panggil Eirin.

"Sato, kami akan segera menikah. Cepatlah bangun dan hadiri pernikahan kami."

Ucap Mikoto pada Sato.

Mikoto menggenggam erat tangan Eirin,

"Kau harus datang, kami mengharapkan kedatanganmu."

Pesannya pada Sato.

"..........................................."

Mereka pun pergi,

"Eirin, mau ketemu dengan ayah? Kebetulan kita sudah di sini."

"Tentu,"

Jawabnya dan mereka segera ke tempat lain.

Ayahnya begitu senang dengan kedatangan mereka.

"Ayah,"

"Eirin!"

Pekiknya senang. Dia memeluk anak kesayangannya.

"Ayah akan segera pulang? kudengar dari Shou."

"Iya, tapi ayah tidak akan pulang ke rumah kalian."

"Lalu ayah akan pulang ke mana?"

"Ayah masih punya satu rumah, dulu ayah beli untuk berlibur kita bertiga. Tapi karena ibumu tiada, ayah membiarkannya begitu saja. Jadi ayah akan di sana menghabiskan sisa hidup ayah."

"Ayah, Eirin akan menemani ayah."

Ucapnya pada sang ayah.

Ayahnya begitu senang,

"Tapi kau tidak bisa bersama ayah, bagaimana dengan ketua Mikoto?"

"Aku tidak apa-apa jika Eirin senang,"

Jawab Mikoto mengerti keadaan mereka, dia tidak akan menghalangi mereka bersama.

"Kalian bisa datang bermain, tidak jauh dari tempat kalian."

"Benarkah?"

"Iya, cukup 10 menit menggunakan kendaraan mobil."

"Aku akan meminta beberapa bodyguard dan pelayan menjaga tempat anda."

"Terima kasih Ketua, itu sangat membantu."

"Tentu, anda tidak perlu beterima kasih. Sudah kewajibanku sebagai menan..Maksudku ketua menjaga keamanan anda."

"Shou akan terus menemani tuan,"

"Iya, Sekretaris Shou akan menjaga ayah dengan baik. Jadi Eirin tidak perlu khawatir,"

"Baik! Aku akan sering berkunjung ayah,"

"Baik!"

"Ayah akan datang dihari pernikahanku?"

"Hari bahagiamu tidak mungkin ayah tidak datang."

Balasnya senang, Eirin juga merasa senang.

"Bayinya.. Apa dia semakin besar?"

Tanya ayah Eirin melihat perut Eirin.

"Iya, sudah memasuki 2 bulan ayah."

"Apa akan baik-baik saja?"

Tanyanya masih was-was.

"Aku sudah mencari dokter paling bagus di sini! Anda tidak perlu khawatir! Eirin akan baik-baik saja! percaya padaku!"

Balas Mikoto cepat.

"Baiklah, tapi tetap hati-hati. Jangan kerja terlalu berat."

"Hmm.."

"Apa Eirin suka meminta sesuatu ketua?"

"Selalu!"

Balas Mikoto cepat.

"Dia benar-benar mirip ibunya. Dulu ibunya juga suka meminta hal macam-macam. Dia sampai memintaku memanjat pohon mangga orang untuk mendapatkan mangga muda tersebut."

Ceritanya dengan wajah ceria, dia mengingat masa mudanya bersama sang istri tercinta.

Eirin merasa senang melihat ayahnya sudah mulai melupakan kesedihannya setelah ditinggal ibunya.

Mereka bercerita, Mikoto juga tidak mau kalah. Sudah beberapa hari Eirin selalu meminta sesuatu padanya. Sebisanya dia kabulkan,

Mikoto dengan sabar menjaganya, terkadang rasa mual Eirin datang dan membuatnya sangat khawatir. Untung saja dokter Hide bisa menanganinya dengan baik.

Sedangkan Shou hanya terdiam dan menatap tuannya begitu senang bercerita tentang almarhum istrinya, dia tidak pernah tersenyum bahagia sebelumnya tapi sekarang dia bisa tertawa bahagia. Setidaknya dia bisa melupakan masa lalunya dengan sang istri yang kelam dan memikirkan masa bahagia mereka. shou ikutan senang, tuannya sudah berubah.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang