My Love 2 "369"

2.8K 281 42
                                    



Tsuki terlihat lelah dia duduk di kasurnya dengan gaunnya masih terpasang. Murano sudah selesai mandi karena gerah, dia mengatakan akan membantu Tsuki mandi setelah dia selesai mandi.

Dia terdiam seperti patung, Murano hanya menatapnya.

"Murano san?"

Panggilnya tiba-tiba karena merasa ada tatapan ke arahnya.

"Kau sudah bisa merasakan kehadiranku?"

"Kau menatapku seperti binatang buas,"

"Jahat sekali! Ini kan malam pertama kita, apa salahnya menatap istri cantikku?"

"...................."

Tsuki tidak bisa menjawabnya karena dia benar.

"Kau ingin melakukannya?"

"Tentu saja,"

"Dengan pria?"

"Iya! Aku mau melakukannya denganmu!"

Pekiknya yakin,

"Aku mandi dulu,"

"Mau kubantu?"

"Lepaskan gaunku."

Pintanya dan Murano membantunya melepas gaunnya. Setelah pengait dan resletingnya dilepas otomatis gaunnya lepas sendiri ke bawah.

Murano memakaikan handuknya dan mengantar Tsuki ke dalam kamar mandi.

"Tidak mau kubantu?"

"Aku bisa mandi sendiri."

"Baiklah, aku akan menunggu di depan."

"Hm.."

Tsuki pun mandi sendiri dan Murano mengambil linggeri yang dia beli, dia tertawa senang.

Setelah selesai mandi, Murano memakaikan linggeri tersebut.

"Apa ini? Tipis?"

"Itu janji kita sebelumnya,"

"Maksudmu??"

"Kau tidak boleh marah, aku membeli linggeri ini untuk malam pertama kita."

Jujur Murano,

"Kau gila!"

Marah Tsuki memukul Murano yang tepat di depannya.

Murano terdiam, Tsuki terlihat marah.

"Aduh! Aduh!"

Jerit Murano tiba-tiba membuat Tsuki kaget,

"Ada apa?!"

Tanyanya meraba-raba Murano karena tidak bisa melihat.

"Kau memukul mataku."

"Apa?! Kau baik-baik saja?! Aku tidak sengaja!"

Panik Tsuki, jangan lagi Murano buta. Nanti siapa yang bakal mengurusnya. Murano melihat wajah panik Tsuki dan menariknya dalam pelukan. Tsuki berbaring di atas dada Murano.

"Maaf, aku cuma bercanda."

"Kau!!"

Marahnya lagi memukul dada Murano. Dia tersenyum dan memegang tangan Tsuki dan membalikkan keadaan, kini Tsuki yang berada di bawahnya.

Murano mencium Tsuki dengan dalam sampai salivanya bercampur.

"Haa..Haa..."

"Tsuki, aku mencintaimu."

Ucapnya lagi mencium leher Tsuki dari atas hingga ke dada. Dia melepas linggerinya dan meraba dada Tsuki. Mending tidak usah dipakai coeg, anying.

Dia memijit putting susu Tsuki.

"Ahh!!"

Jeritnya dan membuat Tsuki menutup mulutnya sendiri, dia mengeluarkan suara aneh. Murano tersenyum senang, dia menjilati telinga Tsuki dan berbisik.

"Aku akan membawamu ke surga,"

Bisiknya dan melepas sisa celana dalam Tsuki dan membuangnya.

Dia mengambil lotion yang sudah dia persiapkan untuk melonggari lubang anus Tsuki supaya masuknya aman dan tidak sakit.

"Nn..Nn..."

Desah Tsuki menahan suaranya saat jari Murano masuk ke dalam anusnya.

Setelah merasa longgar dan bisa masuk, Murano menyelipkan jarinya ke jari Tsuki, dia menekan jarinya sedari masuk ke dalam tubuh Tsuki.

"Ahhh!!!"

Jerit Tsuki mencengkram jari Murano semakin erat.

"Apa sakit? Aku akan pelan-pelan,"

"Ah..Ah...Ah..."

Tangis Tsuki kesulitan bernapas.

"Tsuki! Bernapas! Tenangkan dirimu!! Bernapas dengan biasa!"

Pekik Murano pada Tsuki, perlahan Tsuki bernapas dengan normal.

"Haa..Haa..."

"Kau baik-baik saja?"

"Sakit.."

Ucapnya.

"Maaf, bertahanlah sedikit. Kau akan terbiasa, ini pertama kalinya bukan?"

Balas Murano mengusap pipi Tsuki.

"Aku akan menunggu sampai kau siap,"

Ucap Murano tidak berani bergerak di dalam Tsuki.

Murano pun melepaskan jarinya dan melingkarkan lengan Tsuki ke lehernya.

"Tetap seperti ini hingga kau merasa nyaman okey."

"Aku sudah tidak apa-apa,"

"Kau yakin?"

"Iya, tapi pelan-pelan."

"Aku mengerti."

Balas Murano mencium Tsuki dan dia pun memulai gerakannya.

Tsuki memegang pundak Murano dengan erat.

"Nn...Nng.."

Desahnya saat mulutnya dibungkam.

Tidak lama setelahnya cairan bisa Tsuki rasakan di dalam tubuhnya.

"Haa..Haaa...Haa..."

Desahnya, Murano melepas ciumannya.

Dia mengusap bibir Tsuki yang memerah karena dia sedot.

Tiba-tiba saja Tsuki merasa sesak napas,

"Tsuki?"

Panggil Murano melihatnya kesulitan napas. Dia segera keluar dari tubuh Tsuki dan mencari inhalernya.

Dia memberikan pada Tsuki.

"Apa aku berlebihan?"

Tanyanya dan mengusap wajah Tsuki. Dia menggeleng tanda tidak,

"Aku baik-baik saja."

Jawabnya sudah bernapas nomal kembali, Murano memakaikan linggerinya kembali pada Tsuki dan tidur di sampingnya kemudian. Dia memeluknya dengan lengan besarnya.

"Kita istirahat saja,"

Pesannya dan Tsuki mengangguk mengerti. Tidak bisa dipaksakan.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang