Ogawa terkantuk-kantuk di sofa menjaga Kasumi selama seminggu full. Semua pekerjaannya benar-benar dia alihkan pada wakil direkturnya.
Haru juga kasihan melihatnya, dia datang tiap hari juga.
"Ogawa, istirahatlah di rumah. Aku akan menjaga Kasumi."
Ucap Haru menyadarkannya.
"Haru? Kau sudah datang?"
Tanyanya melihat Haru dan baru tersadar.
"Iya, aku datang lebih awal. Kau pulang dan istirahatlah. Bersihkan dirimu."
Pesannya melihat Ogawa yang amburadul dengan kumis dan jenggot yang mulai tumbuh karena tidak dibersihkan dan rambut yang acak-acakan karena tidak mandi. Wajah tampan maskulinnya ternodai dengan lingkaran mata hitamnya.
Dia benar-benar tidak meninggalkan Kasumi. Dia takut saat anaknya sadar dia tidak ada di sana, dia akan sedih nanti.
"Aku tidak bisa meninggalkannya. Aku tidak mau meninggalkannya."
Ucap Ogawa.
"Aku tahu kau khawatir, tapi kalau kau sendiri sakit bukankah akan membuat kami repot?"
Ucapnya. Ogawa menatapnya dan kemudian mengangguk mengerti,
"Jangan meninggalkannya."
Pesannya.
"Aku tahu,"
Dia pun berjalan pergi.
"Lalu bagaimana dengan ibunya?"
"Aku sudah memenjarakannya!"
Jawabnya tanpa belas kasihan. Karena ibunya pelaku sesungguhnya. Taiyou melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Mereka beragumen dan kemudian ibunya mendorong Kasumi hingga dia ditabrak setelahnya.
Haru menghela napas panjang, dia mengusap wajah Kasumi yang memakai selang oksigen kecil di hidungnya serta infus, dari luar dia tampak baik-baik saja karena semua luka fisiknya sudah sembuh. Dia tersiksa batin dan fisiknya. Fisiknya memang baik, tapi batinnya sama sekali tidak baik.
Oleh sebab itu dia tidak mau bangun,
"Kasumi, dengarkanku. Kau tidak lagi sendiri di sini. Jadi kau harus bangun secepatnya. Kami selalu menunggumu."
"......................................"
"Kau tidak mau lihat ayahmu yang seperti orang gila itu? kau akan tertawa jika melihat sosoknya sekarang."
"...................................."
"Dia benar-benar sangat mirip orang gila!"
Ucapnya hampir menangis, pesan dokter pada mereka adalah komunikasi dengannya. Mungkin suatu keajaiban bisa membuatnya mendengarkan omongan mereka dan dia akan bangun secepatnya.
Haru terus bercerita padanya hingga Taiyou datang bersama teman sekolahnya.
Mereka membawa sebuket bunga untuk Kasumi.
Mereka memang baru akrab akhir-akhir ini karena Taiyou yang memaksa Kasumi untuk bergaul dengan mereka, perlahan Kasumi bisa membuka diri pada mereka walau tidak banyak bicara. Tapi sesekali dia akan menjawab pertanyaan teman-temannya.
Mereka terlihat sedih, apalagi Taiyou. Anak ceria itu sedikit murung karena kegagalannya menjaga adiknya. Padahal dia ada di depan matanya tapi semuanya terjadi begitu saja.
"Kasumi, bangunlah. Teman-teman datang berkunjung."
Ucap Taiyou.
Haru menerima buket bunga yang diberikan temannya.
"Terima kasih,"
"Sama-sama.."
"Kami doakan semoga Kasumi segera sadar."
"Bangunlah secepatnya Kasumi. Kami akan akan menunggumu di sekolah. Kita akan pergi bersama lagi."
"Kita sudah sepakat untuk karaoke dan ke pantai saat musim panas nanti. Kau ingat kan?"
Mereka pun mulai bercerita janji-janji mereka. Taiyou sudah menjelaskan semuanya jadi mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.
"Kita akan masuk ke SMA yang sama kalau bisa, agar selalu bersama."
"Walau kita baru saja berjumpa, tapi berteman denganmu cukup menyenangkan. Sikap dinginmu sangat populer dikalangan cewek. Aku sampai iri!"
Ucapnya.
"Adik kelas yang baru mengenalmu saja sudah jadi fansmu! Kau benar-benar populer tahu tidak!? Tapi aku yakin kau tidak peduli dengan semua itu."
Mereka berbincang panjang lebar pada orang tidak sadar. Tidak tahu Kasumi mendengarnya atau tidak tapi setitik air matanya mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.