My Love 2 "291"

3.6K 317 21
                                    



Yuka benar-benar tidak bisa diam di rumahnya, dia terus berjemur seperti biasanya untuk mengurus tanamannya.

Walau sudah memakai topi untuk menghindari panas matahari langsung tetap saja udaranya terasa begitu panas. Bibinya juga membantunya jika sudah selesai mengerjakan tugas rumah.

Bibinya tidak tinggal serumah dengan Kio dan Yuka. Setelah Kio pulang dari klinik dia juga pulang ke rumahnya. Dan paginya datang lagi sebelum keduanya bangun untuk menyiapkan sarapan.

Saat makan siang, Kio pun pulang dan melihat Yuka masih berjemur.

"Yuka! Sudah kubilang jangan berjemur!"

Marahnya menariknya ke dalam rumah dengan pelan.

"Kio, aku harus memanen semangkanya!"

"Aku akan melakukannya! Duduk diam saja kau!"

Pesannya.

"Kio! Aku mau memanennya sendiri!"

"Pikirkan anak kita Yuka! Sekarang cuaca sangat panas, dia juga akan kepanasan!"

"Tapi aku.."

Yuka tidak bisa menjawabnya. Anaknya memang kadang bergerak saat dia jongkok untuk memanen semangka di tanah.

Yuka memegang perutnya.

"Kenapa?"

Tanya Kio panik.

"Dia bergerak setelah mendengar suaramu!"

Pekik Yuka.

"Apa dia rindu denganku?! Anakku sayang!"

Pekiknya senang dan mencium perut Yuka.

"Ah dia gerak lagi! Berhenti bicara padanya!"

Marah Yuka setiap kali Kio bicara padanya, anaknya juga mulai bergerak dalam perutnya. Biasanya dia akan diam saja kalau Kio tidak ada. Palingan sesekali saja dia bergerak dan tidak sesering saat Kio bersamanya.

Kio begitu senang, dia mengusap perut Yuka dan anaknya kembali diam.

"Dia berhenti bergerak.."

Ucap Yuka tiba-tiba. Kio tertawa.

"Dia benar-benar rindu denganku yah? Maaf yah, papa sering tidak bersamamu. Tapi papa tetap sayang padamu,"

Ucapnya pada sang bayi. Bibi pembantu hanya tertawa kecil melihat kedua suami istri itu berbicara pada anaknya, dia datang membawa minuman dingin untuk mereka.

Setelah anaknya tenang, Kio pun kembali membantu Yuka memanen sebelum pedagang datang mengambil semangka.

Yuka sesekali membantunya, tapi Kio selalu menyuruhnya untuk tetap di rumah saja dan dia bisa melakukannya.

Tapi Yuka kasian pada suaminya yang bekerja terus, tidak di klinik mau pun di rumah. Yuka selalu ingin membantunya, tapi Kio selalu menolak bantuannya. Padahal dia bisa melakukan hal seperti itu.

Yuka pun merajuk karena Kio melarangnya ini dan itu.

"Hm..Kenapa merajuk sayang.."

Godanya mencolek dagu sang istri. Dia tertawa kecil.

"Jangan bicara padaku!"

"Kenapa? Apa salahku? Hey, apa anak kita bergerak?"

"Tidak!"

Jawabnya dan anaknya bergerak membuat Yuka memegang perutnya.

Kio memeluknya dari belakang. Diusapnya perut Yuka.

"Sayang, mamamu merajuk nih. Papa salah apa yah?"

Adu Kio pada anaknya.

"Lepaskan Kio! Lepaskan!"

Desak Yuka dalam pelukan Kio tapi Kio tidak mau melepasnya dan memeluknya erat.

"Hmm..Jadi papa salah apa ya?"

"Salahmu selalu melarangku melakukan ini dan itu! Padahal aku hanya ingin membantumu! Kenapa kau melarangku terus!"

Marah Yuka pada akhirnya.

Kio tertawa geli.

"Jadi karena itu kau merajuk??"

Tawanya.

"Kenapa kau tertawa! Kio bodoh!"

Marahnya menjitak kening Kio.

"Hahahaha Yuka kau benar-benar..hahaha"

Tawanya dan tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Terserah kau saja mau bilang apa!"

Balas Yuka menyerah.

"Aduduh jangan merajuk dong. Aku melakukannya untuk kebaikanmu dan bayi kita. Aku tidak mau terjadi hal buruk pada kalian okey? Aku tahu kau ingin membantuku, tapi aku tidak mau melihatmu kelelahan."

Jelas Kio pada Yuka,

"Aku tahu, tetap saja aku mau membantu..."

"Kau itu tidak tahan dengan terik matahari, kulitmu mudah terbakar oleh sinar matahari dan sering pingsan jika kelamaan di bawah paparan sinar matahari. Aku pasti khawatir, bagaimana kau terjatuh saat aku tidak ada? Dan kau sedang mengandung. Aku tidak bisa membayangkannya, jadi mengertilah."

"Aku mengerti,"

Balas Yuka akhirnya, semua pikiran buruk Kio bisa jadi kenyataan jika dia tidak mendengarkan suaminya.

"Kau tidak perlu bertanam kalau tidak ingin, aku mampu menghidupi kalian."

"Tidak! Aku senang bertanam!"

"Aku tahu kau pasti akan bicara demikian, karena itu jangan memaksakan diri. Atau tidak kuizinkan kau bertanam!"

"Kio! Jangan memintaku berhenti!"

"Aku tidak akan memintamu berhenti, asal tidak membuatmu lelah. Jadi ingat ini baik-baik."

"Baik..."

Jawabnya pasrah. Kio tersenyum,

"Kalau begitu kita tidur,"

"Tidur?"

"Iya, aku sudah lelah. Apa bayi kita bergerak?"

"Hm..Dia bergerak."

Jawabnya akhirnya, Kio mengusap-ngusap perut Yuka lagi. Keduanya berbaring saling berhadapan karena sudah jadi rutinitas Kio akan mengusap perut Yuka sampai dirinya terlelap. Itu supaya anaknya bisa tenang bersama kehangatan tangan ayahnya. Anak ini nakal sekali yah?

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang