Waktu begitu cepat berlalu, hari persalinan Miharu tinggal menghitung hari.
Sato lebih banyak menghabiskan kegiatan dalam rumahnya.
Tapi tiba-tiba sebuah telepon dari Mikoto membuatnya harus keluar dari apartemennya.
Mikoto dalam masalah dan Sato harus menolongnya.
"Miharu, ketua dalam masalah. Aku harus pergi sebentar,"
"Iya, hati-hati."
"Aku akan meminta Eirin menemanimu saat aku tidak ada."
"Tidak apa-apa, aku bisa sendiri."
"Tidak bisa! Aku tidak mau terjadi hal buruk padamu."
"Baiklah, hati-hati tapi."
"Iya, aku pergi dulu."
Ucapnya mengecup Miharu dan perutnya sebelum pergi.
"Jaga ibumu sayang. Papa akan pulang cepat."
Pesannya dan pergi, Miharu hanya terdiam di depan pintu.
"Hati-hati.."
Pesannya dan menutup pintunya.
Setengah jam kemudian Eirin sampai,
"Maaf aku lama, aku menidurkan Tora terlebih dulu."
"Iya, maaf aku sudah merepotkanmu."
"Niisan akan marah jika aku tidak menemanimu. Mikoto yang meminta bantuannya juga."
"Iya, tapi aku bisa sendiri."
"Tidak boleh, sekarang kita harus waspada."
"Aku mengerti. Mau minum apa?"
"Aku bisa mengambilnya jika haus."
"Anggap saja rumah sendiri, aku mau tidur sebentar. Aku mengantuk."
"Tentu, tidurlah. Aku akan menonton tv."
Ucapnya dan segera menyalakan TV. Miharu masuk ke dalam kamarnya karena mengantuk.
Miharu mengantuk, tapi dia tidak bisa tidur. Dia merasa perutnya sedikit mules dia kembali masuk ke dalam kamar mandi tapi tidak ada yang keluar dari perut mulesnya.
Dia kembali ke kasur lagi, dia berjalan ke depan dan melihat Eirin tertidur dengan tv menyala. Dia menyelimutinya,
"Aww!"
Jeritnya karena perutnya kembali sakit, dia kembali masuk ke dalam kamar mandi dan justru kaget karena darah yang mengalir.
"A-apa ini?"
Kagetnya menyentuh darah yang keluar dari selangkangannya,
"Aww! Aww!! Apa sudah waktunya?!"
Jeritnya kaget, dia pun segera keluar meminta bantuan Eirin.
"Eirin! Bangun!"
Pekiknya membangunkan Eirin.
"Ada apa?"
Tanyanya terbangun. Dia sangat kaget karena melihat darah yang sudah mengotori lantai, Miharu merintih kesakitan.
"Perutku sakit sekali!"
Jeritnya.
"Kenapa harus darah?! Ini gawat!"
Paniknya, jika mengalami pendarahan saat kehamilan akan berakibat buruk pada sang ibu ataupun bayinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.