Sato pagi-pagi sudah berangkat kerja, Miharu juga sudah bersiap-siap untuk pergi bersama Eirin. Eirin akan membawanya belanja karena Sato sedang sibuk dengan kerjaannya.
Siangnya Eirin datang menjemput Miharu dengan mobil pribadi. Tora dia titipkan pada Mikoto agar tidak mengganggu mereka belanja.
"Apa ini bagus?"
Tanya Miharu pada Eirin mengenai baju anaknya.
"Itu lucu, ini juga, ini, lalu ini dan itu, kemudian ini.."
Eirin mengambil semua baju yang menurutnya lucu dan melemparkan pada penjaga bajunya agar dihitung dan bisa dibayar, dia mau ke tempat lain lagi untuk membeli keperluan lainnya. Miharu hanya bisa tersenyum pada penjaga yang kerepotan.
Miharu melihat-lihat sekitarnya dan mencari sandal lucu, topi dan sarung tangan serta sarung kakinya. Dia tersenyum senang, belanja pakaian bayi beres. Mereka pun beralih ke toko yang menjual peralatan bayi, seperti alat makan serta alat mandi bayi.
Miharu kebingungan memilih alat-alat mandi anaknya, wangi dan varian berbeda-beda.
"Yang ini wangi Miharu, sama dengan punya Tora."
Saran Eirin, Miharu menghirup wanginya. Memang wangi tapi dia tidak mau wanginya sama dengan Tora.
Dia pun memilih yang lain dan menurutnya wanginya enak dan tidak menyengat.
Eirin menemani Miharu dari siang sampai malamnya, dia pun mampir ke cafe untuk makan malam. Miharu memesan banyak makanan, Eirin membantunya menghabiskan makanannya. Dia juga membungkusnya untuk Sato.
"Miharu, kau benar-benar banyak makan. Padahal awalnya sama sekali tidak mau makan, Niisan sampai stres karenanya."
Miharu tertawa, memang Sato sangat stres karena hal ini.
Setelah makan selesai, mereka pun pulang. Hp Miharu tiba-tiba berdering,
"Hallo? Iya Sato, aku lagi perjalanan pulang. Hm bersama Eirin, iya tidak apa-apa. kau sangat sibuk jadi aku tidak bisa memaksamu untuk ikut berbelanja. Untung Eirin mau temani. Hm..Iya sudah makan, aku juga membelinya untukmu. Kau dimana? Oh dalam perjalanan pulang? Okey..Hmm..."
Saat Miharu bertelepon tiba-tiba mobil Eirin berhenti mendadak membuat keduanya kaget.
"Ada apa?!"
Tanya Eirin, lalu dia melihat sebuah mobil menghalangi mereka.
"Siapa mereka?!"
Tanya Miharu kaget dengan cahaya lampu mobil yang dia arahkan ke arah mobil mereka.
Sedangkan Sato diseberang sudah panik,
"Sato! Sato!!"
Panik Miharu memanggil namanya karena takut.
Mobil di depan pun menabrak mobil mereka dan mobil Eirin berjalan mundur, sialnya lagi Eirin tidak membawa bodyguard saat ini dan lagi dia membawa Miharu yang sedang hamil besar.
Eirin sangat kesal sekali. Dia pun mengeluarkan pistolnya,
"Miharu, apapun yang terjadi jangan keluar dari sini! Kaca mobil ini anti peluru jadi kau tidak perlu khawatir,
"Ta-tapi bagaimana denganmu?"
"Kalau tidak segera dihabisi mereka akan mendesak kita."
"Eirin aku takut.. Jangan kemana-mana.."
"Aku akan baik-baik saja. Aku akan menjaga kalian."
"Eirin!"
Setelah mobil mereka berhenti menyerang Eirin segera keluar dan menembak ban mobil mereka hingga kempes. Yang lain pun keluar dan Eirin tidak segan-segan menembak mereka yang baru buka pintu mobil. Dua diantara sudah tewas dan sisa dua lainnya yang bersembunyi dibalik mobilnya, untungnya mereka tidak banyak yang menyerang Eirin jadi dia bisa sedikit tenang.
Sopir dalam mobil Eirin sudah stanby akan pergi jika Eirin memberi aba-aba.
Tapi Miharu tidak mengizinkan sang sopir meninggalkan Eirin,
"Sato cepatlah datang!"
Jerit Miharu dalam telepon.
Sato pun segera melesatkan mobilnya dengan kecepatan tinggi mengikuti gps yang diaktifkan Miharu.
Baku tembak terus terdengar membuat Miharu sangat ketakutan, Eirin juga bersembunyi dibalik mobilnya yang mulai berlubang besinya karena tembakan.
"Mobilnya tidak akan bertahan lama! Kita harus pergi!"
Pekik sopirnya,
"Tidak! Eirin masih diluar!"
"Kita tidak bisa terus menunggunya, kemungkinan akan datang lagi orang mereka!"
"Tidak tetap tidak! Aku tidak akan meninggalkannya!"
Pekik Miharu keras,
Tiba-tiba Eirin masuk ke dalam mobil dengan luka tembakan di tangannya.
"Eirin!!"
Panik Miharu, dia sangat panik melihat darahnya. Dia pun mengoyak bajunya sendiri dan mengikat luka Eirin.
"Eirin, kau baik-baik saja?"
Tangisnya ketakutan,
"Kita pergi saja, ayo pergi!"
Pekik Miharu, Eirin mengusap kepala Miharu.
"Kita pergi!"
Pekik Eirin, mobilnya pun segera jalan tapi di belakang datang lagi mobil lainnya.
"Sial!!"
Pekik Eirin kesal.
Mereka pada akhirnya terkepung.
"Sato!!"
Panggil Miharu ketakutan, dia bisa melihat orang-orang mulai keluar dengan membawa pistol dan mengarah ke arah mobil mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.