"Mikoto, kau sudah boleh pulang."
Ucap manager minimarket tempat Mikoto bekerja. Dia melihat jam dan sudah larut malam.
Dengan wajah datar dia berjalan pulang, karena minimarket dan apartemennya tidak jauh dia memilih jalan kaki.
Dia seperti orang yang bosan dengan kehidupannya, dia tidak terlihat senang dengan kehidupan biasa-biasanya ini.
Hanya saja dia tidak punya nyali untuk mengakhiri semuanya dan memilih menjalaninya dengan sabar.
Jalanan sudah sepi saat dia pulang, dia menghirup udara malam yang sejuk dan kemudian terdengar suara decitan mobil ban dan kemudian suara tabrakan yang keras. Dia pun berpaling melihat kecelakaan itu, mobil hitam mewah terperosok di pohon besar dan penyok. Kemudian mobil lain datang dan menembaki mobil tersebut membuat Mikoto kaget dan segera bersembunyi. Setelah menembaki mobil rusak itu, mobil lainnya segera pergi.
Mikoto masih tercengang melihat insiden tersebut, dia ingin lari tapi kakinya kaku karena takut.
Setelah beberapa saat dia pun akan segera berlari pergi tapi niatnya berhenti saat dia melihat orang dalam mobil tersebut keluar dalam keadaan berdarah.
Mikoto benar-benar akan pergi meninggalkan bapak-bapak paruh baya itu di jalanan begitu saja, tapi naluri manusianya tidak mengizinkannya dan memilih menolongnya.
"Hey, paman. Kau baik-baik saja?"
"To-tolong.."
Pintanya pada Mikoto. Dia berdarah, dia bisa melihat orang dalam mobil tersebut sudah tewas demi melindungi orang tua ini bukan orang tua tapi paman-paman dah.
"Aku akan membawamu ke rumah sakit!"
Pekik Mikoto segera membopong paman ini ke rumah sakit terdekat dengan berlari. Untung saja ukuran tubuhnya besar, kalau kecil gimana bawa paman ini sambil larian?
Dokter segera menangani paman ini yang terluka parah. Mikoto juga tidak bisa pergi dari sana karena sudah menjadi wali paman ini.
Dia tidak tahu harus melakukan apa juga, hanya diam diri tidak masalah kan? Pikirnya dan memilih tinggal di sana sampai operasinya selesai.
Dan sangat kebetulan sekali dokter bedah ini mengenal paman tersebut sehingga dia bisa menghubungi orang yang di kenal.
Tidak sampai setengah jam, segerombolan orang berjas hitam dan kacamata hitam berlarian masuk ke dalam rumah sakit.
Mikoto yang sedang menjaga paman ini sampai kaget karena orang berjas dan wajah sangar itu berdiri di depan ruang paman ini. Dia takut dirinya terlibat dan dianggap sebagai pelaku, padahal dia hanya membantu paman tua ini. Berakhir sudah hidupnya nanti.
Dia ingin kabur tapi tidak bisa karena jalanan sudah tertutupi.
Bagaimana ini? Apa paman ini buronan gangster itu? Bagaimana kalau mereka pikir aku sekutunya dan membawaku juga???! Atau paman ini adalah gangster juga? Kemudian mereka pikir aku pelakunya?? Bagaimana kalau aku dibunuh saat ini juga?!
Jerit hati Mikoto yang menangis.
Paman ini juga dalam kondisi kritis.
Sedetik kemudian muncul seorang wanita cantik dengan kimono indah. Mikoto sampai pangling, dia mengalihkan duniaku diantara semua laki-laki sangar. Seperti itulah intinya.
Wanita cantik itu menghampirinya, bukan ke Mikoto tapi pada orang yang di belakang Mikoto sebenarnya. Mikoto diacuhkan begitu saja.
"Ayah!"
Pekiknya dengan suara agak keras membuat Mikoto kaget,
Cowok?!
Jeritnya kaget.
Tapi dia...
Sambungnya melihatnya dari atas hingga bawah, tidak terlihat seperti cowok. Rambutnya juga dia keriting dan disanggul dengan indah. Mikoto tertipu, sangat tertipu hingga dia nangis darah sekarang.
Hidupnya berakhir sekarang. Anak dari gangsternya saja sudah tiba.
"Ayah!"
Tangisnya membuat Mikoto kembali ke alam sadarnya. Dia merasa kasihan juga.
"Ei-rin.."
Panggil ayahnya sadar. Dia memegang tangan anaknya.
"Ka-u..benar-benar seperti ibumu.."
Sambungnya sambil tersenyum. Walau dengan selang oksigen terpasang dia masih bisa bicara. Dia memang menyanyangi Eirin tidak seperti putranya tapi seperti putrinya. Dia Father complex. (benar gak sih, namanya father complex?)
Kemudian datang lagi seorang laki-laki berkacamata.
"Tuan!"
Pekiknya sangat kaget dan panik.
"Sek-retaris Shou.."
Panggil paman ini.
"Ayah, jangan bicara lagi!"
Pesan Eirin putranya. Ayahnya tersenyum padanya.
"Bia-rkan ayah bicara sampai selesai.."
Pesannya lagi,
"Sekretaris Shou, aku akan meninggalkan dunia ku saat ini."
"Tuan!"
"Ayah!"
Pekik mereka langsung panik setelah mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
Roman d'amourBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.