My Love 2 "332"

3K 275 15
                                    



Waktu berlalu begitu cepat, kandungan Eirin pun mulai memasuki bulan ke-9. Tinggal menunggu hari.

Mikoto berkunjung ke rumah ayahnya,

"Ayah, aku lebih memilih Eirin lahir sesar."

"Kau yakin? Normal lebih bagus."

"Itu akan sangat sakit,"

"Luka sesar lama sembuh,"

Keduanya berdiskusi mana yang bagus.

"Kau bilang dokternya bagus?"

"Sangat bagus! Dia benar-benar dewa! Eirin sangat sehat sampai sekarang, padahal awalnya Eirin begitu lemah."

"Dia bisa dipercaya, lahirkan normal saja."

"Ayah, sakitnya itu apa Eirin bisa menahannya?"

"Dia adalah orang yang kuat, tentu bisa."

"Sesar saja yah? Membayangkan dia menjerit kesakitan, aku merasa takut."

"Bagaimana menurut Eirin?"

Tanyanya dan melihat Eirin yang sudah terlelap dipangkuan Shou. Kedua orang itu menatapnya.

"Sejak kapan dia tidur?"

"Sejak kalian berdiskusi,"

"Jadi semua perkataan kami?"

"Kupikir Eirin sama tidak mendengarnya."

"............................"

Eirin hanya terlelap, Shou mengusap kepalanya dan dia merasa sangat nyaman sampai membuatnya terlelap.

Mereka menatapnya dan kemudian pada perutnya.

"Bayinya kembar?"

"Tidak, Cuma satu bayi."

"Besar sekali!?"

"Iya, kata dokter beratnya hampir 3,4kg."

"Beratnya! Sesar saja!"

"Iya!"

Pekiknya cepat.

"Hnn.."

Desah Eirin terbangun.

"Ada apa?"

"Dia sepertinya menyikutku. Aku jadi pengen ke toilet."

Dia pun bangun, tapi Eirin tersandung karena masih belum fokus. Shou menyelamatkannya.

"Untung saja!"

jerit mereka kompak,

"Ah!"

Jerit Eirin tiba-tiba memegang perutnya.

"Perutku sakit!"

Pekiknya dan bisa merasakan cairan basah di sekitar kakinya.

"Ahh!"

Jerit Eirin terduduk dengan kakinya terbuka lebar. Maklum ibu hamil pasti duduknya kaki lebar, soalnya ada tonjolan di perut sih.

"Eirin!"

"Eirin sama!"

"Eirin!!!"

Panggil mereka kaget.

"Sakit! Ah! Sakit!"

Jeritnya.

"Bawa mobil segera!"

Perintahnya pada Shou. Mikoto segera menggendong Eirin, ayahnya tidak bisa apa-apa karena tidak bisa bergerak.

"Eirin!"

Panggilnya khawatir, dia baru melihat anaknya merintih seperti itu. mengingatkannya pada sang istri. Dia telat membawanya dan terjadi pendarahan hebat. Setelah bayinya dikeluarkan sang ibu sudah tidak bernyawa. Ayahnya mulai takut hal yang sama terjadi pada anaknya.

"Tolong jaga anak kita!"

Doanya pada sang istri.

"Ahh!! Mikoto! Ahh!!"

Pekik Eirin menarik rambut Mikoto dengan keras.

"Eirin rambutku! Rambutku!!!"

Pekiknya mencoba meloloskan diri, tapi cengkramannya amat kuat.

"Aah!!!!"

Jeritnya membuat semua dalam mobil panik. Segera mereka ke rumah sakit.

"Dokter Hide! Dokter Hide!!!"

Jerit Mikoto sepanjang perjalanan masuk sambil menggendong Eirin.

Suster mengambil strecher dan dokter Hide muncul.

"Lakukan operasi sesar! Aku mau keduanya selamat! Kau bisa melakukannya?!"

"Aku akan berusaha!"

"Aku tidak mau usahamu! Kau harus membuat keduanya tetap hidup!"

Perintahnya dan dokter Hide mengangguk mengerti.

Mereka pun membawa Eirin ke dalam ruang operasi seperti apa yang dikatakan Mikoto. Mikoto masih mendengar suara Eirin hingga berhenti setelahnya, dia sangat khawatir. Shou juga sangat khawatir.


My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang