My Love 2 "224"

4K 341 26
                                    




Ogawa mengusap wajah tidur Haru hingga dia terbangun kembali.

Hatinya bergejolak kembali saat mereka bertatapan.

Tapi Haru menepisnya dan mengabaikan Ogawa.

"Haru? Kau belum jawab pertanyaanku."

"............?"

"Siapa anak itu?"

"Anakku."

"Ohh kenapa kau tidak mendonorkan darahmu?"

"Darahku bukan golongan O. Golongan darah O hanya bisa menerima darah dari Golongan darah O."

"Ohh jadi kau memintaku mendonorkan darahku karena darahku sama dengannya? Lalu bagaimana dengan ibunya? Dia tidak ada?"

"....................................."

Haru diam seribu bahasa.

"Haru? Aku bertanya, tolong jawab aku."

"Aku ibunya.."

Jawabnya dengan suara hampir tidak terdengar dan membuat Ogawa terdiam dan kemudian tertawa lucu.

"Apa kau bilang? Kau ibu dari anak itu? kau bercanda?"

"........................."

Haru menatapnya tertawa seperti perkataannya itu candaan.

"Apa pekerjaanmu merawat anak-anak? Kenapa kau yang jadi ibu? Memangnya siapa yang melahirkannya? Tidak mungkin kau melakukannya."

"Aku melahirkan Taiyou sendiri."

Jawabnya lagi dan berpaling ke arah lain.

"Terima kasih sudah mendonorkan darahmu. Aku sangat menghargainya. Kalau begitu aku permisi."

Ucapnya berjalan turun kasur.

"Tunggu dulu! Aku belum selesai!"

Tahan Ogawa.

"Apa lagi?!"

"Kalau kau yang melahirkannya, siapa ayah dari anak itu?! Dimana suamimu? Kenapa dia tidak di sini bersamamu?"

Tanyanya serius dan Haru menatapnya kaget.

"Itu bukan urusanmu."

Jawabnya dan berjalan pergi pada akhirnya.

"Kau bercanda Haru?! Bagaimana aku bisa percaya padamu! Laki-laki tidak akan bisa melahirkan!"

Pekiknya pada Haru. Dia tidak membalasnya.

"Awalnya aku berpikir demikian, tapi setelah mengandung Taiyou. Aku menyesalinya."

Gumamnya hampir menangis. Dia mengusap air matanya dan segera menuju ke ruang operasi Taiyou yang belum selesai. Dia sedang melakukan transfusi darah.

Haru hanya bisa melihatnya dari balik kaca pintu.

Dia kembali menangis.

"Taiyou, jangan tinggalkan ibu.."

Tangisnya dan berlutut di depan pintunya karena kakinya yang lemas. Dia hampir tidak bertenaga lagi.


........................................


Haru hanya terdiam melihat Ogawa yang disambut oleh tunangannya dan kerabatnya ketika hari wisuda.

Dia pun berpaling setelahnya dan menghilang dari kerumunan.

Dia tidak ada lagi urusan dengan Ogawa. Semuanya sudah dia akhiri. Dia tidak akan bertemu dengan Ogawa lagi. Tidak akan pernah.

Dia pun merasa mual dan memuntah isi perutnya segera. Setelah keluar dari universitas.

Dia mengusap perutnya yang tidak enak dan kembali ke rumah.

Rumahnya begitu sepi, ayah dan ibunya sedang bekerja. Lalu kakaknya sudah bekerja di perusahaan besar. kini gilirannya mencari pekerjaan.

"Aku akan tidur sebentar baru cari kerjaanku."

Gumamnya berbaring ke kasurnya dengan lelah.

Selama seminggu full Haru terus-menerus mual. Dia tidak mau makan dan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Kakaknya yang khawatir pun segera memanggil dokter karena Haru hampir tidak bisa bangun dari kasurnya karena dehidrasi.

"Dia tidak sakit, tapi sedang hamil."

Ucap dokter setelah memeriksa tubuh Haru, mereka yang didalam ruangan menjadi diam.

"Apa? dokter sedang bercanda? Mana mungkin adikku hamil?"

"Sindrom itu, kalian tahu bukan? Itu bukan hanya berita Hoax, tapi ada benarnya. Dia salah satu sindromnya."

Jawabnya serius.

"Tidak mungkin.."

Kakaknya sampai shock. Apalagi Haru yang begitu lemas, mendengar hal ini sepertinya membuatnya semakin tertekan.

Dokter pergi setelahnya.

"Kenapa ini bisa terjadi?! siapa yang melakukannya?!"

Marahnya pada Haru. Haru tidak menjawabnya.

"Haru! Jawab aku!!"

"Ma-maaf Niisan.."

Ucapnya akhirnya.

"Kau tahu aku sayang padamu, aku tidak bisa melihatmu menderita seperti ini. Apa yang harus kukatakan pada ayah dan ibu nanti?!"

"Maaf..Aku benar-benar maaf... Ini salahku...Maaf..."

Ucapnya mengulang perkataannya. Kakaknya pun memeluknya. Dia begitu menyanyangi adiknya tapi sekarang adiknya melakukan hal ini yang akan membuat dirinya diusir dari rumah.

Dan benar saja, dia diusir oleh sang ayahnya yang keras. Dia memaki Haru dan bahkan menamparnya dengan keras hingga terjatuh ke lantai.

Dia tidak melakukan perlawanan. Dia tahu sudah menjadi aib bagi keluarganya. Kakaknya menahan amarah ayahnya.

"Anak kurang ajar! Pergi dari sini! Kau tidak berguna!"

"Ayah hentikan! Haru tidak bersalah! yang salah adalah si brengsek itu!"

"Aku tidak peduli siapa yang salah! Jangan pernah kembali lagi!!"

Marahnya emosi. Sang ibu hanya menangis dan tidak bermaksud membela Haru.


My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang