My Love 2 "328"

3K 306 21
                                    


Saat senggang Mikoto akan berlatih bersama anak buahnya, tidak ada yang bisa mengalahkannya sekarang bahkan pelatihnya juga kalah oleh Mikoto.

Eirin menatapnya,

"Kau sudah jadi lebih kuat."

Pujinya memberikan sebotol minuman. Eirin mengambil pedang kayu.

"Mau berlatih tanding denganku?"

Tantangnya dan Mikoto membulatkan matanya. Lalu matanya melihat perut Eirin yang sudah mulai buncit.

Dia mengambil kembali pedangnya.

"Tidak boleh datang kemari!"

Pesannya dan mengusir Eirin dari dojo.

Eirin terbengong.

"Kenapa kau melakukan hal ini padaku!? Aku bisa mati kebosanan! Biarkanku melakukan hal lain selain tidur! Mikoto bodoh!"

Marah Eirin akhirnya karena selama ini dia selalu ditahan melakukan apapun. segalanya, dia hanya boleh makan dan tidur.

Tentu akan bosan karena Eirin orang yang tidak bisa diam selama ini.

Dia pun berjalan pergi dengan kesal.

Mengambil kunci mobilnya dan melesat pergi.

Bodyguard yang menjaganya pun segera melapor pada Mikoto.

"Apa?! kemana dia pergi?!"

Pekiknya kaget dan segera menghentikan latihannya.

"Kami tidak tahu ketua, Eirin sama sangat kesal dan mengemudikan mobilnya pergi."

"Segera cari dia sampai ketemu!"

Pesannya.

Dia segera mengganti pakaiannya dan mencari Eirin.

Tempat pertama yang dia kunjungi adalah rumah ayahnya.

Mikoto merasa lega saat melihat mobilnya terparkir di sana.

Dia meminta bodyuardnya menjaga di depan rumah dan dia segera masuk ke dalam. Eirin uring-uringan di kamar ayahnya,

"Kenapa lagi? Kau harus hati-hati dengan kandunganmu!"

Pesan ayahnya.

"Ayah sama saja dengan Mikoto! Selalu melarangku ini dan itu!!"

"Hey dia melakukan hal benar! Kau yang salah, mana mungkin dia mengizinkan istrinya yang hamil muda kerja keras! Kau tahu bayi dalam kandunganmu itu rentan. Kalau salah langkah saja bisa-bisa kau kehilangan bayimu! Atau bahkan nyawamu! Ingat itu!"

Marah ayah Eirin. Shou di sana sambil memijat tuannya.

Mikoto tersenyum kecil, mertuanya memang sangat bijak.

"Aku mengerti.."

Jawab Eirin akhirnya.

"Kandunganmu sudah berapa bulan?"

"Masuk 3 bulan ayah.."

"Jaga dengan baik."

"Iya,"

Tiba-tiba Hp Mikoto berdering dan semua pandangan melihatnya,

"Maaf aku angkat telepon dulu."

Ucapnya kemudian berjalan pergi.

"Sejak kapan orang itu di sini?"

Tanya ayah Eirin bingung. Eirin hanya duduk diam melihatnya pergi.

"Mikoto bodoh!"

Pekiknya,

"Aku bisa mendengarmu Eirin!"

Balasnya dari luar. Dia pun berjalan masuk lagi,

"Ayo ke rumah sakit."

"Untuk apa ke rumah sakit?! Aku tidak sakit!"

Pekiknya,

"Ini tentang Sato."

"Niisan? Kenapa dengan Niisan?!"

Pekiknya panik dan Mikoto menatapnya.

Eirin dan Mikoto pun buru-buru ke rumah sakit. Dia melihat seorang perawat muda keluar dari sana dengan wajah bahagia. Mereka berpapasan dengannya,

"Apa yang terjadi?"

"Sato sama akhirnya sadar!"

Pekiknya senang, Eirin menatap pemuda muda ini yang sangat bahagia. Dia buru-buru masuk ke dalam dan terlihat Sato duduk diam di kasur.

"Niisan!"

"Eirin?! Kau baik-baik saja Eirin?!"

"Seharusnya itu pertanyaanku! Kau baik-baik saja Niisan?!"

"Aku baik-baik saja."

"Syukurlah, Eirin sangat takut kehilanganmu."

"Maaf ketua, aku sudah membuat Eirin sedih."

"Kali ini kumaafkan, lain kali bangunlah lebih cepat."

"Aku mengerti!"

Balasnya dan tertawa kecil.

Sato sangat kaget melihat perut Eirin yang sudah mulai buncit.

Dia baru sadar dia tidur cukup lama juga.

Kemudian dia teringat dengan ayahnya.

"Ketua, bagaimana dengan ayah?"

Tanyanya sedih,

"Dia tidak dibunuhkan?"

Tanyanya dengan suara kecil.

"Hm..Karenamu aku tidak bisa melakukan hal tersebut."

Jawab Mikoto,

"Jadi maksud anda?"

"Karena kau sudah melindungi kami. Aku membebaskannya."

"Ketua serius? Ketua tidak membunuh ayah?!"

"Tentu saja, bagaimana aku bisa sekejam itu? Apalagi dia orang yang sangat penting untukmu. Aku tidak bisa membuat penolongku merasakan kesedihan yang dalam."

"Terima kasih! Terima kasih ketua!"

"Kau tidak perlu berterima kasih, aku melakukannya untuk kebaikan semua. Dia tidak akan bisa datang ke rumah ataupun daerah sekitarnya. apalagi menyentuh Eirin dan Ayahnya. Jika dia lakukan maka aku akan membunuhnya, itu perjanjianku padanya. Jika dia memang ingin mati, berarti dia mengajak perang denganku."

Ucap Mikoto penuh arti.

Dia sangat serius tentang hal ini.

"Aku akan menjaganya dengan baik! Terima kasih!"

Ucap Sato senang, dia pikir akan kehilangan segalanya setelah dia bangun. Karena itu dia tidak kunjung bangun, tapi kenyataanya berbeda dengan pemikirannya.

Mikoto benar-benar ketua yang luar biasa. Eirin tidak bisa membalasnya karena itu untuk kebaikan Sato.

Eirin inginnya pamannya dibunuh, tapi Mikoto tidak mengizinkannya.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang