Paginya Haru bekerja seperti biasa, saat dia kembali ke rumahnya semalam. Ogawa dan Kasumi sudah tidak ada, Taiyou juga sudah tidur.
Dia jadi bisa tenang.
Tapi kondisi Haru tidak terlalu fit pagi ini,
"Haru kau baik-baik saja?"
Tanya pelanggannya.
"Iya. Aku baik-baik saja."
"Taiyou sudah sekolah?"
"Iya, dia sudah kembali ke kelas. Katanya dia ketinggalan banyak pelajaran."
"Anak itu sangat rajin, kau mendidiknya dengan baik Haru."
"Ini semua karena bantuan kalian,"
"Kami tidak melakukan apapun. kami hanya membantumu sedikit."
"Tapi berkat bantuan sedikit kalian kami bisa bersama sampai sekarang."
"Karena kalian memang pantas mendapatkan. Walau sebenarnya aku membenci pada orang yang melakukan hal ini padamu! Dia sama sekali tidak bertanggung jawab!"
Haru tidak bisa membalasnya.
"Meninggalkanmu sendiri dalam keadaan hamil! Orang seperti itu tidak layak hidup!"
Ucapnya dan kebetulan Ogawa datang. Dia hanya diam dan duduk di kursinya.
Haru pun harus melayaninya.
"Kau darimana semalam?"
Tanyanya pada Haru.
"........................."
Ogawa menatapnya,
"Haru kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat,"
Ucapnya menyentuh Haru. Haru segera menepisnya.
"Jangan menyentuhku!"
Dia pun berjalan pergi,
Ogawa terdiam. Haru benar-benar sangat membencinya.
Haru kembali melayani orang lain dan tidak pada dirinya, Ogawa pun hanya duduk diam. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi untuk mendapatkan hati Haru yang sekarang sangat membencinya.
Dia kebingungan.
Kebingungannya berubah menjadi keterkejutan saat dia mendengar nama Haru bergema dalam cafe tersebut. Saat dia berbalik, kerumunan sudah terlihat dan Haru tidak sadarkan diri di lantai,
"Haru!!"
"Cepat tolong Haru!"
"Dia terjatuh sangat keras!"
"Haru! Buka matamu Haru!"
Pekik Ogawa yang sudah berada di dalam kerumunan hanya sekejap mata,
"Bawa Haru ke rumah sakit! Kepalanya terbentur sangat keras!"
"Tolong di periksakan!"
Pesan mereka satu persatu untuk berjaga-jaga. Ogawa mengangguk mengerti dan segera membawanya pergi dengan mobilnya.
Dia meminta dokter melakukan semua pemeriksaan dari atas kepala hingga ujung kaki, dan untungnya tidak ada luka serius selain benjolan di kepalanya karena terantuk lantai dengan keras.
Benjolannya tidak membuat darahnya tersumbat, jadi setelah digosok-gosok oleh dokter darahnya berjalan dengan normal kembali.
"Dia tidak apa-apa, demamnya tinggi karena kelelahan."
Ucap dokter.
"Sudah periksa semuanya?!"
"Sudah, tidak ada luka serius. Setelah dia sadar boleh pulang."
"Aku mengerti."
Dokter pun pergi.
Ogawa mengusap wajah Haru yang terlelap. Setelah sekian lama dia baru bisa menyentuh MANTAN temannya ini dengan leluasa.
Tidak lama setelahnya Taiyou datang setelah diberitahu Ogawa bahwa Haru sakit.
"Haru!!"
Pekiknya membuka pintu dengan keras membuat Ogawa kaget.
"Kenapa membuka pintu dengan keras?!"
Marah Ogawa.
"Maaf ayah! Ibu kenapa?!"
"Dia demam."
"Demam?! Sudah kuduga! Ibu tadi pagi tidak terlihat sehat!"
"Kenapa kau tidak bilang?!"
"Karena kupikir ayah bisa melihatnya sendiri. Karena ayah selalu ada di sana!"
"Iya memang, tapi Haru tidak mau kusentuh.."
Taiyou mengambil napas lega melihat Haru baik-baik saja dan berjalan masuk.
"Ayah harus lebih berusaha! Hati ibu sudah tertutup untukmu ayah, jadi ayah harus membuka Hati ibu kembali! Jika ayah menyerah maka selamanya kita akan tetap seperti ini."
"Aku tahu.. Tapi membuat seseorang percaya pada orang yang pernah mengkhiantinya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Taiyou aku butuh bantuanmu. Kau harus membantuku untuk memenangkan hati Haru lagi."
"Tentu saja akan kubantu, aku yang paling ingin kalian bersama!"
Keduanya sepakat untuk membuat Haru menerima Ogawa kembali.
Hanya itu harapan satu-satunya mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.