Mikoto sesekali melihat pintu kamarnya, sudah 2 hari dia tidak bertemu dengan Eirin.
"Apa dia masih marah?"
Pikirnya dan tiba-tiba pintu terbuka,
"Eiri..."
Panggilnya terdiam saat melihat sosok Shou.
"Ketua, ada meeting siang ini."
"Oh..Iya? Lalu Eirin?"
"Eirin sama tidak ikut karena sibuk dengan tugasnya di kantor."
"Begitu.."
Ucapnya merasa sedih karena sepertinya Eirin mengabaikannya.
"Aku akan menjemput anda 15 menit lagi."
"Baik."
Mikoto pun menutup bukunya dan segera bersiap-siap.
Dia kesulitan memakai pakaiannya karena tangannya yang masih sakit, tapi tidak ada yang membantunya, Eirin tidak menjaganya lagi.
Mikoto menghela napas panjang.
Setelah beres Shou pun membawa Mikoto ke tempat pertemuan beserta beberapa bodyguardnya.
Setelah sampai tiba-tiba hp Shou berdering,
"Ketua aku akan permisi sebentar. Aku akan menjemputmu setelah selesai."
"Kau mau kemana?"
"Tuan sedang ada masalah, aku harus melihatnya."
"Baiklah, hati-hati."
"Anda juga, tolong berhati-hati."
"Aku mengerti."
Balas Mikoto masuk ke dalam ruang pertemuan, Shou pun segera ke rumah sakit karena tuannya sakit tiba-tiba.
Untuk pertama kalinya, Mikoto melakukan pertemuan tanpa pendampingnya.
"Ketua Mikoto, dimana Eirin dan sekretaris Shou?"
Tanya Kakeru melihatnya datang sendiri. Bodyguardnya tentu berjaga di depan.
"Mereka ada urusan, jadi aku datang sendiri."
"Urusan mereka sepenting itu sampai meninggalkan ketuanya sendiri?"
"Iya, sangat penting."
Balasnya.
"Baiklah, aku akan menemani anda."
"Terima kasih Kakeru sama."
Balasnya merasa lega dengan adanya Kakeru.
Pertemuan pun dilakukan, tapi pikiran Mikoto tidak bisa fokus karena Eirin tidak bersamanya. Apa dia masih marah? Apa dia membencinya sekarang? Apa dia tidak mau bertemu dengannya lagi? Mikoto terus memikirkannya dan hanya terdiam hingga pertemuan selesai.
Tidak ada yang dia dapat dalam pertemuan ini karena sibuk memikirkan Eirin.
Dia menghela napas saat berjalan keluar dari ruang pertemuan.
"Ketua Mikoto!"
Panggil ketua lain membuatnya berpaling.
"Yamamoto sama?"
Balasnya kaget dengan pria paruh baya ini memanggilnya. Dia berjalan mendekatinya.
"Ada apa Yamamoto sama?"
"Aku hanya ingin makan malam bersamamu."
"Makan malam?"
"Iya, bisakah ketua menemaniku?"
Dia terlihat berpikir sejenak. Jika dia menolaknya mungkin akan tidak sopan.
"Baiklah."
Setuju Mikoto padanya, tidak lama setelahnya mobil Yamamoto sampai Mikoto pun masuk ke dalam mobilnya.
Kakeru yang juga baru keluar setelah berbincang dengan ketua lain pun melihat Mikoto pergi dengan Yamamoto.
"Mereka mau kemana?"
Pikirnya dan merasa curiga dengan Yamamoto.
"Tidak biasanya Yamamoto mengajak ketua lain pergi bersama? Lagian dimana Shou dan Eirin?! Kenapa membiarkan ketuanya sendiri!"
Marahnya kesal dan segera menghubungi Eirin.
Eirin masih dalam kantornya mengurus berkas, hpnya berdering sekali tapi dia abaikan setelah deringan kedua kalinya dia segera mengangkatnya.
"Eirin kau dimana?"
"Maaf Kakeru sama, aku sedang sibuk tadi."
"Bukan itu yang mau kudengar! Kenapa kau membiarkan ketuamu sendiri? Bukankah kau pendampingnya?"
"Eh? Mikoto maksud anda?"
"Iya, siapa lagi?!"
"Aku tidak tahu dia keluar hari ini. Bukankah Shou bersamanya?"
"Shou tidak bersamanya, dia sendiri hari ini. Dan dia sama sekali tidak fokus, sepertinya dia memikirkan sesuatu."
Ucapnya. Eirin ingat bahwa dia tidak bertemu dengan Mikoto setelah pertengkaran kecil mereka.
"Apa pertemuannya sudah selesai?"
"Sudah,"
"Jadi dimana dia?"
"Dia dibawa pergi ketua Yamamoto."
"Apa?! Dia ikut dengan si tua bangka itu?!"
"Makanya kubilang kenapa kau membiarkannya sendiri!?!"
Balas Kakeru marah.
"Kemana mereka pergi?!"
"Aku tidak tahu, setelah aku keluar. Mikoto sudah pergi bersamanya."
"Aku harus bagaimana sekarang? Si tua bangka itu pasti akan membawanya ke sana!"
Pekiknya kesal.
"Aku juga berpikir begitu! Jadi segeralah kau cari dia sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi!"
"Baik!"
Dia pun menutup teleponnya dan melihat belasan panggilan dari Shou. Dan pesannya yang belum baca.
Shou sudah memberitahu Eirin tentang pertemuan ini. Tapi karena sibuk dia pun tidak melihat hpnya.
"Eirin? Kau sudah mau pulang?"
Tanya Sato yang baru datang.
"Aku harus pergi! Ketua dibawa pergi Yamamoto!"
"Apa? Kenapa dia mengikuti orang lain?!"
Pekiknya kaget dan segera mengejar Eirin yang sudah pergi dulu.
Mikoto yang dibawa pergi pun tercengang melihat rumah remang-remang ini. Yamamoto membawanya ke brothel tempat para lacur.
"Apa kita makan malam di sini?"
"Aku sudah menyiapkan segalanya, bodyguardmu juga sudah aku beri ruang."
"Tapi,"
"Tidak ada tapian. Kita ke sini untuk bersenang-senang."
"Tapi aku tidak suka tempat seperti ini."
Tidak lama setelahnya keluar beberapa cewek seksi yang membawa para bodyguardnya.
"Ketua! Kami tidak bisa meninggalkannya!"
Pekik salah satunya,
"Tenang saja, ketua kalian akan aman bersamaku."
Balasnya dan dia pun dibawa pergi dengan paksa oleh Yamamoto beserta dua gadis seksi yang terus menempelkan dadanya ke lengan Mikoto.
Eirin!!
Jeritnya dalam hati meminta bantuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.