My Love 2 "238"

3.3K 334 29
                                    



Selama perjalanan mereka hanya diam. Haru sibuk dengan pikirannya.

Sesampainya di tempat tujuan, Haru tidak berani mengetuk pintu rumahnya. Dia masih ragu,

"Haru, ayo."

Ucap Ogawa dan akhirnya dia menekan tombol pintu rumahnya. Tidak lama setelahnya pintu terbuka,

Keduanya terkejut dan saling memandang.

"Haru?"

"Niisan.."

Panggil keduanya.

"Haru!!"

Pekik kakaknya segera memeluk adik kesayangannya.

"Haru kau darimana saja! kenapa pergi tanpa memberitahu! Aku sangat khawatir padamu!"

"Maaf niisan, aku hanya tidak mau membebanimu."

"Aku tidak pernah merasa dibebani! Kenapa kau pergi!"

"Maaf..."

Balas Haru. Keduanya menangis Haru dan Kangen.

Ogawa hanya diam di belakang Haru.

Kakaknya pun menarik Haru masuk ke dalam rumah. Rumahnya masih tetap sama hanya saja suasananya sedikit berubah.

Terdengar suara anak-anak di ruang Tv. Anak-anak kakaknya bersama sang istri.

Kakaknya memperkenalkan mereka satu persatu dan Haru tersenyum pada mereka. Dan yang memikat perhatiannya adalah meja kecil yang menyimpan foto ibunya untuk menghormati ibunya yang sudah tiada. Dia berlutut di depannya dan memberi hormat.

"Maafkan semua kesalahan Haru, ibu.."

Ucapnya menangis. Kakaknya mengusap kepala Haru.

"Ibu pergi dengan tenang, tidak perlu ditangisi lagi."

"Bagaimana dengan ayah?"

"Ayah ada di rumah sakit."

"Apa ayah sakit?"

"Iya, dia sakit sudah 2 tahun.."

"Aku ingin menemuinya!"

"Aku juga mau ke sana sekarang membawa makanan,"

Balasnya dan mereka segera pergi dengan mobil Ogawa karena lebih cepat saja.

Haru terdiam saat melihat ayahnya dalam kondisi yang tidak baik.

Dia terlihat kurus dan tua.

"Ayah mengalami penyakit Alzheimer, jadi mungkin dia tidak akan mengingatmu Haru. Dia bahkan tidak mengingatku."

Jujur kakaknya dan meletakkan rantang makanan di meja.

"Ayah, aku datang."

Ucap Haru dan dia membuka matanya. Haru memegang tangan ayahnya dan menciumnya.

"Ayah, ini aku Haru.. Ayah..Maafkanku..Aku sudah jadi anak yang tidak berbakti.. Maafkanku.."

Tangis Haru. Ayahnya hanya diam melihat Haru menangis.

"Anak baik jangan menangis, kakek akan belikan permen."

Ucap sang ayah yang pikun. Ini anaknya bukan cucunya.

"Haru, bagaimana dengan anak dalam kandunganmu? Kau menggugurkannya atau dia.."

"Dia sudah besar, dia sudah kelas 3 SMP. Aku akan membawanya kemari!"

"Aku akan menjemput Taiyou!"

Ucap Ogawa yang tidak ngapa-ngapain. Jadi dia lebih senang bisa membawa anaknya kemari, buru-buru dia pergi.

"Haru, diakan yang sudah membuatmu menderita?"

".........................."

"Kenapa kau bersamanya sekarang?"

"Aku tidak ingin membicarakannya. Kami sudah tidak ada hubungan lagi."

"Baguslah,"

Jawab kakaknya dan Haru kembali diam. Sang ayah mengusap kepala Haru.

"Anak baik. Anak baik."

"Ayah, kau ingat denganku? Aku Haru anakmu."

"Haru? Anakku? Aku tidak punya anak."

Jawabnya.

"Ayah, aku anakmu."

"Aku tidak punya anak."

"Ayah kau tidak ingat denganku?"

"Aku tidak mengenalmu."

Jawabnya. Haru menghela napas panjang. Semuanya percuma saja. Dia pun menyerah dan membiarkan kakaknya menyuapi ayahnya makan.

Dia benar-benar sudah berubah, wajah garangnya berubah jadi keriput sekarang.

Haru terus mangajaknya bicara, tapi tidak pernah nyambung.

Hingga Taiyou dan Ogawa datang.

"Haru?"

Panggil Taiyou dan segera Haru menariknya ke depan ayahnya.

"Ayah ini anakku Taiyou. Dia sudah besar lihatlah."

Ucap Haru memperkenalkan Taiyou. Taiyou tersenyum padanya.

"Panggil kakek Taiyou."

"Hallo kakek."

Panggilnya.

"Cucuku! Cucuku!"

Pekik ayah Haru senang, dia bahkan memeluknya dengan erat.

"Cucuku yang baik! Cucuku yang baik!"

Ucapnya senang, Haru merasa lega melihatnya.

Mereka berbincang sedikit hingga sorenya.

Mereka pun berpamit pulang.

Saat Haru berbalik dan akan berjalan pergi,

"Haru.."

Panggilnya membuatnya berhenti berjalan. Dia langsung berbalik.

"Maafkanku..Haru.."

Ucap sang ayah sebelum menutup matanya.

Haru terdiam mematung.

"Ayah..?"

Panggilnya dan ayahnya justru tertidur.

"Aku tidak salah dengarkan? Dia memanggilku Haru?"

Pekiknya senang, dia merasa bahagia sekali. Ayahnya masih mengingatnya! Dia bahagia.

Kemudian besoknya dia kembali ke rumah sakit, tapi ruangan itu telah kosong.

Saat dia bertanya, ternyata ayahnya sudah tiada dini hari.

Kaki Haru jadi lemas dan terjatuh.

"Ayah! Ayah!!"

Pekiknya menangis kencang. Semuanya hilang dalam sekejap.

My Love 2 (Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang