Rinka yang sudah mulai proyeknya sering bertemu dengan pangeran Maliq tapi dia selalu menghindarinya sebisa mungkin tapi tidak semuanya bisa dia hindari.
"Rinka, temaniku makan siang."
Pesannya pada Rinka saat meeting selesai, dia memerintahnya dengan absolute. Rinka tidak bisa menolaknya dan segera mengekornya ke tempat makannya. Mereka berdua duduk berhadapan dengan penjagaan ketat.
"Aku mau makan dengannya dan semuanya pergi."
Pesannya pada bodyguardnya, mereka segera menyebar dan menjaga dari kejauhan. Orang-orang yang makan di sana juga ikut menjauh dan tinggal mereka berdua di tengah-tengah ruang makan restoran bawah kantornya.
Semuanya tahu bahwa Maliq seorang putra mahkota yang datang kerja sama dengan negara mereka. hanya dia satu-satunya pangeran yang bisa berbahasa seperti mereka karena Aaron yang serba bisa bahasa asing mengajarinya sejak kecil.
Rinka jadi tidak enak hati dengan yang lain, Maliq makan dengan lahap dan Rinka sama sekali tidak bernafsu jika pandangan iri orang padanya membuatnya tertekan.
"Kenapa? Makanannya tidak enak?"
Tanya Maliq,
Yang buat makanan ini tidak enak itu kau!
"Aku tidak lapar."
Jawabnya akhirnya.
"Kau sakit? Mau kupanggilkan dokter?"
"Tidak, aku tidak sakit!"
Jawabnya cepat.
"Aku akan makan!"
Balasnya lagi dan memakan makanannya. Maliq tersenyum dan kembali memakan makanannya.
Sehabis makan siang, pertemuan kembali dilanjutkan dengan mempresntasikan proyek-proyek yang terpilih.
Maliq terus melihat Rinka yang sedang berpresentasi itu, Rinka menolak untuk melihat pangerannya dan fokus pada layar di depannya dan berbicara dengan lantang dan jelas.
Perjalanannya masih panjang sampai semuanya kelar.
Rinka berjalan menelusuri komplek rumahnya tapi sebuah klakson membuatnya terkejut, dia berjalan ke tepi dan membiarkan mobil mewah itu lewat. Rinka tidak peduli orang di dalamnya dan terus berjalan sampai depan rumahnya. Lagi-lagi dia melihat mobil mewah tersebut yang terparkir di samping rumahnya.
"Ada orang pindahan yah?"
Pikirnya melihat mobil itu sejenak.
"Akhirnya rumah kosong itu ditempati."
Ucapnya senang karena dia akan merasa aman jika rumah di sampingnya ini ada yang tinggal karena sangat menakutkan saat malam, terkadang terdengar suara barang berjatuhan dari sebelah padahal hanya ulah tikus berpesta dan kucing liar yang masuk dan melihat mangsanya berpesta, tidak akan ada yang tahu di dalamnya ada apa.
Karena penasaran siapa penghuni barunya, Rinka pun pura-pura melihat sekitar dan orang dalam mobil itu turun.
"Aku bilang mau tinggal dengan Rinka! Bukan tinggal disebelahnya!"
Kesal Maliq membanting pintu mobilnya.
Lalu matanya bertemu dengan mata Rinka.
"Gawat!"
Pekiknya buru-buru masuk ke dalam rumah.
Maliq tidak mengejarnya karena pintu sudah tertutup.
"Aku sudah melakukan yang terbaik untukmu. Kau harus mendengarkan apa kataku."
Pesan Aaron dan Maliq mau tidak mau menurut karena Rinka tetap tidak mau dia tinggal dengannya.
"Kenapa dia tinggal di sebelah?! Lebih baik tempat itu kosong kalau dia yang tinggal pada akhirnya!!"
Jeritnya tidak percaya dengan pandangannya saat ini.
Sudahlah setiap hari bertemu di kantor dan sekarang harus bertemu dengannya tiap hari di rumah.
"Astaga! Kenapa dengan pangeran ini?! Dia membuat hidupku begitu penuh kejutan dan was-was!"
Rinka benar-benar tidak menyangka bahwa Maliq sampai nekat tinggal di sebelahnya karena ditolak untuk tinggal dengannya.
"Rinka,kau didalam?"
Tanya Maliq tiba-tiba. Rinka terdiam dibalik pintu,
"Aku lapar, aku mau makan masakanmu."
Sambungnya lagi, tetap saja Rinka hanya diam.
"Pangeran! Sudah kubilang jangan pergi tanpa pamit!"
Marah Aaron lagi, dia sudah bersikap baik pada pangerannya karena kasihan selalu minta tinggal dengan Rinka tapi setelah tinggal disebelahnya pangerannya justru lebih suka bermain di rumah Rinka.
Aaron benar-benar harus melakukan sesuatu sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.
Maliq dibawa pulang lagi karena Rinka tidak meresponnya.
"Apa aku tidak keterlaluan padanya? Padahal dia tidak bermaksud buruk?"
Pikir Rinka lagi setelah melihat sikapnya selama ini pada Maliq.
"Besok aku akan membuatkan makan siang untuknya."
Gumamnya dan segera kembali ke kamar untuk tidur, hari sudah malam sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.