Kasumi terus menjulurkan tangannya hingga dia sendiri yang terjatuh ke dalam karena licin.
Taiyou segera menahan tubuh Kasumi dan membuat tangannya terkilir.
"Aw!"
"Tai-Taiyou?!"
"Kenapa kau juga masuk?! Sekarang kita bagaimana?!"
"Aku akan manjat lagi!"
Pekiknya mencoba memanjati tanah berlumpur yang licin.
Taiyou menatapnya,
"Percuma saja, tanahnya sangat licin."
"Lalu kita bagaimana? Kau harus segera diobati!"
"Berteriak minta pertolongan, siapa tahu ada yang mendengar!"
Saran Taiyou. Kasumi dan Taiyou pun berteriak meminta pertolongan.
Tapi tak ada satu pun respon.
Hujan semakin deras dan kubangan dalam lubang mereka semakin meninggi airnya.
Kaki Taiyou juga sakit ditambah dinginnya air, dia bahkan tidak bisa berdiri tegak.
Kasumi membantunya.
"Taiyou naik ke atas punggungku!"
"Kenapa?!"
"Kau harus keluar dari sini!"
"Kau yang seharusnya naik ke atas punggungku!"
"Dengan kaki seperti itu mana bisa menahan tubuhku! Kau gila!"
"Memang benar, tapi bagaimana bisa aku naik ke atas punggungmu?!"
"Naik saja cepat! Sebelum airnya semakin tinggi"
Teriak Kasumi melihat airnya sudah semakin naik, karena Taiyou lebih rendah darinya air itu sudah sampai di sekitar dada Taiyou dalam sekejap, sebab air akan selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, apalagi dalam lubang seperti itu.
Tubuhnya menggigil dingin.
"Ayo! Kita tidak punya banyak waktu!"
Pekik Kasumi. Taiyou pun tidak punya pilihan. Dia naik ke atas punggung Kasumi dengan susah payah. Kasumi bahkan harus menyelam untuk Taiyou bisa naik ke atas punggungnya. Dia menahan tangannya di dinding.
Dan menahan beban berat Taiyou, kakinya mulai goyah tapi dia tetap menahannya.
Dengan keadaan seperti itu Taiyou juga kesulitan naik ke atasnya, tidak ada pegangan pada apa pun.
"Kasumi aku tidak bisa!"
Pekik Taiyou. Kasumi pun menggunakan satu tangannya untuk menjadi pijakan Taiyou sambil dengan dorongan.
"Aku akan mendorongmu sekuat tenaga dalam hitungan ketiga! Raih apapun yang bisa kau dapat! Kau harus keluar dari sini!"
"Baik! Aku akan melakukannya!"
Kasumi pun mulai berhitung, Taiyou mulai ancang. Dan dalam hitungan ketiga Kasumi mengerahkan semua tenaganya untuk mendorong tubuh Taiyou ke atas, Taiyou meraih apapun yang dia dapat dan memegangnya dengan erat. Dan dengan satu tangannya lagi Kasumi kembali mendorong Taiyou lebih ke atas. Tangannya yang sakit pun tidak Taiyou pedulikan. Dia hanya berpikir untuk segera keluar dari sana.
Taiyou merayap sambil menjadikan Kasumi sebagai pijakannya untuk terus merayap ke atas dengan susah payah. Kasumi benar-benar menjadi injakan empuk.
Akhirnya dia bisa ke atas dan tidak sia-sia perjuangan Kasumi.
"Kita berhasil Kasumi!!"
Pekiknya girang, Kasumi merasa lega. Setidaknya Taiyou sudah selamat.
"Kasumi! Aku akan mencari bantuan! Tunggulah sebentar!"
Pekiknya berlari sambil menyeret kakinya yang terluka.
Tubuh Kasumi mulai menggigil dingin. Tubuhnya sudah dipenuhi dengan air kotor.
Dia bahkan jinjit untuk bisa tetap mendapatkan oksigen sebelum airnya semakin tinggi dan menenggelamkannnya.
"Kau harus cepat Taiyou!"
Gumamnya.
Taiyou berusaha mencari jalan ke tempat perkemahannya.
Dan untung saja teman sekelas Taiyou menyadari ketidak hadiran keduanya, mereka mengabari ke guru dan mencari mereka.
Taiyou bertemu dengan mereka, segera dia memberitahukan ke mereka apa yang terjadi dan harus menolong Kasumi sekarang.
Mereka bergegas ke tempat Kasumi dan menemukan rambut Kasumi yang sudah mengambang di atas air kotor.
"Kasumi!!"
Jerit Taiyou. Guru pengawas tidak membuang waktu dan segera menyeret Kasumi keluar dari kubangan air, dokter memberikan pertolongan pertama pada Kasumi membuatnya sadar sebentar.
"Taiyou.."
Gumamnya sebelum kehilangan kesadarannya.
Dia lega Taiyou datang tepat waktu, dia pikir akan mati tenggelam. Menggenaskan sekali pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.