Taiyou membantu Haru memasak di dapur. Sedangkan Ogawa segera membersihkan diri karena gerah. Sedangkan Kasumi terlelap di sofa sambil memeluk bantal. Dia tidur begitu nyenyak.
Karena dia tidur begitu nyenyak tidak ada yang ingin menganggunya.
Mereka pun makan tanpa Kasumi.
"Ayah meninggalkan Kasumi sendiri di sini?"
"Aku ingin mengajaknya tapi dia harus sekolah,"
"Apa ayah sering meninggalkannya begitu?"
"Iya, sejak kecil. Aku tidak punya pilihan,"
Jawabnya.
Untung saja Ibunya tidak berlaku demikian padanya. Pikir Taiyou.
"Kasihan sekali jadi Kasumi.."
Gumamnya kecil yang bisa didengar keduanya.
Haru menatap Ogawa.
"Aku tidak punya pilihan Haru, aku harus bekerja sekaligus mengurusnya. Aku tidak bisa melakukan keduanya sekaligus, karena itu aku menyewa pembantu. Tapi apa yang terjadi membuatnya trauma. Aku tidak bisa percaya siapapun lagi."
Haru terdiam, apa yang dijelaskan Ogawa benar-benar masuk di akal. Dia tidak punya pilihan selain membiarkannya di sini.
Jika saja dia punya seseorang yang bisa dipercaya, maka Kasumi tidak akan sendiri lagi. Pikir Haru.
Ogawa juga bingung, tapi dia memakan makanannya.
"Kenapa tidak membangunkanku."
Ucap Kasumi tiba-tiba muncul. Mereka serempak kaget karena hawa keberadaannya tidak terdeteksi sama sekali.
"Kau sudah bangun? Makanlah kalau begitu."
Ucap Haru segera mengambil nasi. Kasumi duduk di samping Taiyou.
Taiyou menatapnya yang tampang datar. Ini orang tidak punya hawa keberadaan sama sekali. Pikir Taiyou.
Dia memakan makanannya tanpa komplain. Dia pasti sangat lapar karena ditinggal Ogawa untuk perjalanan bisnis.
Semuanya hening karena Kasumi berada diantara mereka.
"Kalian berbincanglah, jangan pedulikanku."
Ucap Kasumi tiba-tiba, dia tahu tempat ini tadinya ramai. Tapi setelah dia datang jadi sepi kek kuburan, hening.
"Kasumi, bersikaplah baik pada mereka. Mereka mengkhawatirkanmu."
"..................................."
Diam lagi, tidak ada balasan darinya.
"Sebenarnya apa yang kau perbuat di sekolah? Kalau kau tidak suka dengan sekolahnya pindah saja dan sekolah di tempat Taiyou."
Ucap Ogawa tiba-tiba.
"Ayah sekolahku itu sekolah negeri biasa."
"Tetap saja sekolah. Itu lebih baik bukan kalau ada yang melihatnya."
"Aku bukan anak kecil. Aku tetap akan sekolah di sana."
Jawabnya.
"Kalau begitu perbaiki kelakukan tidak sopanmu! Disekolah tidak diajari sopan santun? Kenapa bersikap kasar pada yang lebih tua?"
"......................................"
"Atau kau lebih suka dengan cara kekerasan? Lihat wajahmu!"
Marahnya lagi menyentuh pipi Kasumi, tapi langsung ditepis olehnya.
"Kau bertengkar terus dengan teman satu sekolahmu! Sekolah elit macam apa itu yang membiarkan muridnya bertengkar?!"
Ogawa serius dengan masalah yang dialami Kasumi. Tapi tetap saja Kasumi bungkam. Haru juga bisa melihat Kasumi tidak mau bicara apapun.
Setelah selesai makan, dia pergi begitu saja.
"Lihat kelakukan anak itu! Semakin hari dia tidak pernah mendengarkanku lagi."
"Karena ayah memarahinya terus."
Jawab Taiyou jujur.
Ogawa melihat Taiyou,
"Ayah, Kasumi tidak akan bisa terbuka denganmu. Ayah tahu mengapa?"
"................................"
"Karena ayah sama sekali tidak memperhatikannya. Ayah bahkan tega meninggalkannya sendiri. Jika aku jadi Kasumi, aku tidak akan mau bicara dengan ayah."
Jujur Taiyou tidak membenarkan sikap ayahnya yang lebih mementingkan pekerjaan daripada anaknya sendiri.
Haru tidak bisa berkata, dia juga tidak tahu harus bagaimana.
"Ayah carilah seseorang yang bisa dipercaya untuk menjaganya."
"Aku harus bagaimana? Mencari seseorang yang bisa dipercaya itu tidak mudah Taiyou. Kasumi juga tidak mau bersama orang lain yang tidak dia kenali."
Jawab Ogawa sangat bingung. Taiyou menatap ibunya dan seperti mengisyaratkan sesuatu.
"Kupikir Haru memenuhi kriteria. Kasumi bisa memperayainya, dia juga bisa bersama Haru."
Usul Taiyou. Haru menatap anaknya tidak percaya, kenapa dia melibatkan dirinya?
"Haru, kau mau membantuku?"
Tanya Ogawa pada Haru.
"Aku harus bekerja di cafe."
Jawabnya.
"Benar juga. Haru harus bekerja di cafe."
"Aku akan membayarmu Haru. Cukup temaninya saat dia pulang sekolah sampai aku pulang."
"Ide bagus!"
Balas Taiyou. Haru tampak berpikir keras.
"Sekolah elit seperti itu pasti pulangnya sore."
"Jam 3 lewat biasanya sudah pulang."
"Haru, cobalah."
"Tapi aku harus bekerja."
"Aku akan bicara pada pemilik cafe bahwa kau akan bekerja di tempatku. Hanya beberapa jam,"
"Ayolah Haru, ini demi Kasumi."
"Tapi aku..Aku tidak bisa..."
"Kau bisa, kau pasti bisa!"
Semangat Taiyou pada ibunya, dia sangat bingung. Tapi di sisi lain dia juga ingin membantu Kasumi. Tapi di sisi lainnya dia tidak bisa melakukannya karena dengan begitu dia akan sering bertemu dengan Ogawa.
Dia jadi bingung.
Apa yang harus dia pilih?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.