Hari pernikahan mereka pun tiba, pernikahan mereka dilakukan secara tradisi.
Hitam putih dan penuh adat istiadat dari group mereka.
Ayah Eirin menangis mengiringi Eirin yang sambil di dorong kursi rodanya.
Yang lain hanya menertawai ayah Eirin yang menangis, padahal dia ketua sebelumnya. Tapi semuanya masih hormat padanya.
Keduanya berlutut di depan sang ayah dan meminta doa restu mereka, setelah acara mereka selesai. Pesta pun dimulai.
Eirin dan Mikoto menerima tamu beribu-ribu orang, pernikahannya begitu meriah dan heboh dan dilakukan selama 3 hari 3 malam full.
Pernikahan paling meriah diantara semua pasangan.
Eirin benar-benar lelah, dia tidak bisa lagi menemani para tamu jadi Mikoto yang melakukannya sampai tamu pulang dihari terakhirnya.
Mikoto melihat Eirin terlelap di futonnya.
Malam pertama mereka...
Mikoto hanya memandangi Eirin, kemudian dia meraba perut Eirin. Dia menarik selimutnya menjauh. Dia melihatnya dengan dekat.
"Benar-benar ada sesuatu di dalamnya.."
Gumamnya menatap dengan intense.
Eirin menarik telinganya,
"Kenapa kau melihatnya seperti akan melahapnya?"
Tanyanya bingung.
"Kau sudah bangun? Aku melihatnya karena takjub, akan ada bayi di dalamnya!"
"Tentu saja, itu yang dilakukan ibumu saat melahirkanmu."
Balas Eirin.
"Iya benar, aku juga pernah dilahirkan seperti ini."
Gumamnya mencium perut Eirin,
"Ayah akan menjagamu dan ibumu dengan baik. kita bertiga akan bersama selalu."
Doanya. Eirin hanya tertawa kecil dan mengaminkan.
"Mikoto, kau tidak ingin melakukannya?"
Tanya Eirin.
"Aku sangat ingin, tapi aku membacanya diinternet. Lebih baik tidak melakukan hubungan kalau sedang mengandung. Kasian bayinya dan Eirin."
"Hm... Begitu, baiklah kalau tidak mau. Aku sudah mempersiapkan diri sebenarnya, tapi kalau kau berpikir demikian. Tidak perlu melakukannya lagi sampai anaknya lahir."
"Hm! Aku akan bersabar!"
Pekiknya senang, Eirin mengusap kepala Mikoto. Tidak tahu bodoh atau pintar, yang penting dia senang saja.
..............................................................................
Paginya lagi Eirin kembali sakit, Mikoto tidak bisa meninggalkannya untuk ke tempat meeting. Padahal dia juga harus ke kantor Eirin. Sato sampai sekarang pun belum kunjung sadar, Mikoto sangat sibuk sekali.
Setelah Eirin tenang dan istirahat dia buru-buru ke tempat pertemuan, habis itu dia kembali ke kantor.
Shou membantunya karena tuannya sudah ada orang yang mengurus di rumah barunya.
Mikoto sampai terkantuk-kantuk saat perjalanan pulangnya.
Dia segera ke kamar dan tidak mendapati Eirin,
"Eirin?! Eirin?!"
Pekiknya dan mencari Eirin. Bodyguard yang menjaga Eirin pun menjawab panggilan Mikoto. Segera dia pergi dengan cepat dan melihat Eirin sedang latihan tembak.
"Eirin!!"
Panggil Mikoto marah membuat Eirin terkejut.
"Mikoto kenapa kau berteriak?! Aku sampai kaget!"
"Kenapa kau berlatih malam-malam begini?! Kau tahu sekarang jam berapa?! Kenapa tidak istirahat!? Kau tidak boleh melakukan hal ini!"
"Mikoto, aku bosan tidur seharian. Biarkanku melakukan hal ini okey. Aku Cuma melakukan tembakan sasaran,"
"Tidak boleh! Kau tidak perlu melakukan hal ini!"
"Tapi aku mau!"
"Kenapa kau tidak mau mendengarkanku? Aku tidak akan mengizinkanmu ikut seperti kemarinnya!"
"Ini juga menjaga diri!"
"Aku akan menjagamu! Kemana pun kau mau pergi aku akan menemanimu! Aku akan menjadi lebih hebat dari siapapun! Tidak akan ada seorang pun yang boleh menyentuhmu! Kau milikku dari ujung rambut sampai ujung kakinya!"
Eirin menatapnya, Mikoto terlihat serius sekali.
"Terserah kau saja. Aku sudah mengantuk."
Jawabnya dan berjalan pergi.
Mikoto mengambil pistol Eirin yang masih tersisa 2 peluru.
Dia menembaknya dan tepat sasaran pada tempat yang sama sebanyak 2x.
Dia benar-benar sudah lebih kuat dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.