Yuka pun mengurung dirinya dalam kamarnya, dia tidak keluar dari kamar selama beberapa hari. Makannya pun tidak teratur. Kadang sekali, kadang sama sekali tidak makan.
Dia benar-benar seperti zombie hidup.
Dia merasa dunianya sudah berakhir, dia hanya mendapat kesusahan pada akhirnya. Hidupnya tidak berjalan dengan normal karena bertemu dengan Kio.
Memberi harapan, tetapi menyakitinya pada akhirnya. Hidupnya lebih baik saat masih bersama neneknya.
Dia benar-benar muak dengan hidupnya yang mempercayai Kio begitu saja. Dan akhirnya juga ditinggal sendiri seperti ini.
Yuka tertawa karena stres.
"Aku terlalu mempercayainya..Aku bodoh mempercayainya..Sangat bodoh..Aku benar-benar bodoh..."
Gumamnya. Tiba-tiba Yuka merasa mual hingga dia segera masuk ke dalam toilet.
Dia memegang perutnya yang tidak enak setelah membuang isinya yang kosong. Hanya cairan belaka.
"Apa aku masuk angin lagi?"
Pikirnya kembali masuk ke kamar. Tapi lagi-lagi rasa mual menyerangnya. Dia pun terus menerus mengeluarkan isi perutnya sampai tidak ada lagi yang bisa dia keluarkan.
Dia terduduk lelah di samping toiletnya.
Hidupnya sangat miris sekali, ditinggal orang tua pada usia muda dan menjalani hidup dengan sengsaranya. Lebih baik dia ikut neneknya daripada harus hidup sendiri seperti ini.
Dia menutup matanya setelah menepis pikiran negatifnya.
Besoknya lagi Yuka kembali muntah-muntah. Habis makan dimuntahkan. Habis makan lagi dimuntahkan lagi.
Selamanya tidak ada makanan yang masuk ke dalam perutnya. Makan apa muntahnya apa.
Semua makanan tidak pernah masuk ke dalam tenggorokannya dalam 30 detik, makanan itu segera keluar lagi terus-menerus hampir 2 minggi,
Yuka sudah kelelahan, dia tidak lagi punya tenaga.
"Apa yang terjadi dengan tubuhku? Kenapa semua makanan tidak ada yang bisa kumakan?"
Gumamnya tidak bisa bangun dari kasurnya.
Dia sudah kelelahan karena terus mengeluarkan isi perutnya.
Dia pun mengusap perutnya dan merasa perutnya sedikit mengganjal.
Dia merabanya dan menekannya dan terasa keras.
Dia pun ngesot di lantai karena tidak bertenaga untuk berjalan ke arah kacanya berada. Dia berkaca di depan kaca satu badannya dan fokus ke perutnya yang mulai sedikit buncit.
Otak Yuka berpikir dengan cepat dan satu jawaban yang dapat dipikirkan otaknya.
"Dia hamil?"
"Tidak mungkin!"
Pekik Yuka tidak percaya dengan semua ini. Pada akhir dari ceritanya, dia justru mengandung anak orang yang paling dia benci dan yang tidak ingin dia temui saat ini.
Hidupnya benar-benar sudah berakhir sekarang. Dan dia harus menanggung semuanya ini sendiri. Yuka tidak mau menerimanya.
"Tidak mungkin!!!"
Pekiknya histeris mendorong kaca itu hingga jatuh ke belakang dan hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love 2 (Mpreg)
RomanceBuku kedua dari My Love Sindrom seorang pria yang hamil adalah suatu penyakit yang langkah dan penyebabnya belum dapat diketahui. ini adalah cerita fiksi PRIA YANG DAPAT MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN ANAK.