Serombongan anak-anak berjumlah kurang lebih tujuh atau delapan orang, tengah bersorak-sorai di belakang seorang laki-laki berusia empatpuluh tahun lebih. Anak-anak yang berusia di antara sepuluh atau sembilan tahun itu ramai sekali meneriaki, mengejek dan mentertawai lelaki tua berpakaian aneh di depan mereka.
"Ayo tangkap kakinya.....!" teriak salah salah seorang anak dengan suara yang nyaring dan diiringi dengan tertawanya.
"Ya, ya, tangkap kakinya!" berseru yang lainnya memperkuat anjuran tersebut.
"Tangannya saja..... ayo tangkap tangannya!" teriak anak kecil yang lainnya.
Maka dua orang di antara rombongan anak-anak itu telah maju dua orang. Mereka segera menyambar kaki orang berusia empatpuluh tahun lebih dengan pakaian yang kumal itu. Ke dua anak itu berani sekali, masing-masing mencekal kaki dari lelaki itu, yang seorang untuk kaki kiri dan yang seorang lagi kaki kanan, yang mereka peluk kuat-kuat, sehingga lelaki berpakaian mesum tersebut tidak bisa melangkah lagi.
Keadaan lelaki berusia empatpuluh tahun lebih itu agak luar biasa, rambutnya awut- awutan dan juga wajahnya tampak penuh oleh kerut-kerut menyatakan bahwa ia selama hidupnya penuh dengan penderitaan.
Akan tetapi, walaupun diganggu oleh anak-anak yang nakal itu demikian rupa, tampaknya lelaki berusia empatpuluh tahun lebih itu tidak menjadi marah. Malah waktu ke dua kakinya diganduli oleh ke dua anak tersebut, dia telah berhenti melangkah, sambil menghela napas ia bilang:
"Lepaskanlah, nak..... aku harus pergi ke suatu tempat yang jauh dan perlu cepat-cepat..... Jika kalian memegangi ke dua kakiku seperti ini bagaimana mungkin aku bisa berjalan? Bagaimana aku bisa mengurus urusanku itu?!"
Meledak tertawa rombongan anak nakal tersebut, mereka menganggapnya lucu sekali.
Memang empat hari belakangan ini lelaki dengan pakaian yang begitu mesum, telah muncul di kampung mereka ini, yaitu kampung Pang-tat-cung, dan sejak saat itu lelaki tersebut selalu menjadi sasaran dan korban godaan kenakalan dari anak-anak nakal di kampung tersebut. Akan tetapi selama empat hari itu, lelaki berpakaian mesum tersebut berkeliaran di kampung Pang-tat-cung, tidak pernah pergi ke manapun, walaupun selalu saja dia mengatakan ingin pergi ke suatu tempat yang jauh buat mengurus sesuatu yang penting.
Ke dua orang anak lelaki itu, yang mengganduli ke dua kaki lelaki berpakaian mesum tersebut menggelengkan kepalanya, katanya: "Tidak! Kami tidak akan melepaskan kakimu! Jika memang kau dapat, lepaskanlah sendiri!"
Lelaki berusia pertengahan baya tersebut menghela napas dalam-dalam, kemudian katanya: "Anak-anak nakal..... sudahlah lepaskan rangkulan kalian, nanti aku akan membagikan kalian seorangnya satu chie!"
"Mana?! Mana?! Berikan dulu!" teriak beberapa orang anak-anak lainnya. "A Kie, A Bun, kalian jangan melepaskan dulu kakinya..... lihatlah, dia ingin mendustai kita! Cekal dan peluk yang keras.....!"
A Kie dan A Bun, ke dua anak lelaki yang mengganduli ke dua kaki dari lelaki berpakaian mesum tersebut telah mengerahkan seluruh tenaga mereka buat memeluk kuat-kuat ke dua kaki lelaki berpakaian mesum itu, muka mereka sampai memerah karena mempergunakan tenaga yang berkelebihan.
"Ya, ya, begitu, terus cekal yang kuat..... jangan dilepaskan dulu!" teriak beberapa orang anak-anak lainnya.
Lelaki berpakaian mesum itu mau atau tidak jadi tersenyum melihat lagak dari anak-anak ini katanya dengan sabar: "Sudahlah..... lepaskanlah dulu....., aku pasti akan membagikan pada kalian seorangnya satu chie, bisa kalian pergunakan buat membeli gula-gula!"
"Tidak! Berikan dulu!" berteriak beberapa orang anak-anak itu.
"Baiklah!" kata lelaki berpakaian mesum tersebut sambil merogoh sakunya, dia benar-benar mengeluarkan pecahan dan hancuran uang perak, kemudian dibagi-bagikan kepada anak-anak itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/119954152-288-k140091.jpg)
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia