Jilid 40

535 22 1
                                    

Yo Him yang menyaksikan keadaan seperti itu segera memaklumi bahwa ia tidak boleh berdiam diri, segera ia melompat ke pinggir meletakkan Hok An di bawah sebatang pohon, dan menoleh kepada Ho Sin-se, katanya, "Kau jaga dan lindungi paman Hok ini!"

Ho Sin-se waktu itu tengah ketakutan setengah mati, keringat mengucur deras sekali dari sekujur tubuh dan mukanya yang pucat, juga tubuhnya tengah menggigil menahan rasa takut, namun ia mengangguk mengiyakan juga.

Giok Hoa pun melompat ke samping Hok An, menjagai paman Hok nya itu dengan hati yang gelisah sekali. Gadis cilik itu kuatir kalau-kalau Yo Him bersama Sasana tidak sanggup menghadapi jumlah musuh yang jauh lebih besar dari mereka, di samping tampaknya memiliki kepandaian yang tinggi, dengan tongkatnya yang berbahaya itu.

Tubuh Yo Him melesat ke samping Sasana.

Waktu itu seorang gadis berpakaian serba putih yang berada di tempat yang akan diterobos oleh Yo Him, menggerakkan tongkatnya, akan menabas tenggorokan dari Yo Him. Namun Yo Him bisa mengelakkan dengan hanya memiringkan sedikit kepalannya. Malah tangannya cepat sekali menyambar ke lengan gadis berbaju putih itu, gerakan mana dibarengi dengan pengerahan tenaga dalamnya.

"Pergilah kau!" ia menghentak akan melontarkan tubuh gadis berpakaian serba putih itu.

Namun hati Yo Him segera terkesiap, ia menarik cukup kuat disertai tenaga dalam, tetapi ia seperti menarik pohon yang berakar di dalam tanah, kokoh sekali.

Tubuh gadis berpakaian putih yang seorang itu jangankan terlempar ke tengah udara, malah bergemingpun tidak, ia berdiri tegak di tempatnya. Malah tongkatnya telah bergerak lagi menyambar ke arah tenggorokan Yo Him.

Keadaan ini benar-benar tidak pernah disangka oleh Yo Him, di samping kaget iapun heran, melihat usianya gadis berpakaian serba putih itu tentunya ia tidak mungkin memiliki lweekang yang begitu tangguh, sehingga dapat berdiri dengan ke dua kaki yang begitu kokoh. Dengan demikian, ia jadi tidak mengerti untuk keliehayan gadis ini.

Namun Yo Him tidak bisa berpikir terlalu lama, karena ujung tongkat yang tajam itu meluncur ke arahnya dengan gerakan yang cepat sekali. Beruntung memang Yo Him memiliki kepandaian yang sangat tinggi, walaupun tengah berada dalam keadaan kaget dan heran, namun ia dapat hersikap lebih tenang dan mengelakkan diri dari sambaran ujung tongkat.

Sekarang hanya berbeda dengan tadi, Yo Him tidak berusaha mencekal tangan gadis berbaju putih itu. Ia hanya mengelak ke samping, kemudian tangan kanannya meluncur akan menotok jalan darah yang melumpuhkan di punggung gadis itu.

Gerakan itu bukan gerakan yang terlalu luar biasa, namun buat gadis berbaju putih itu ternyata sangat cepat. Jika ia tidak membatalkan serangan ujung tongkatnya dan melompat mundur ke samping, niscaya pundaknya kena ditotok Yo Him.

Dan beruntung juga baginya bahwa wanita setengah baya itu telah berusaha menotok tenggorokan Yo Him dengan ujung tongkatnya yang tajam. Sehingga membuat Yo Him tidak bisa meruntuni dengan totokan lainnya waktu sasarannya itu pindah tempat, ia harus melayani wanita setengah baya itu.

Sasana waktu itupun tidak kurang sibuknya. Empat orang wanita berpakaian yang serba putih, dibantu juga dengan cucu si wanita setengah baya itu, menyerang serentak kepada Sasana. Berlima mereka menyerang mempergunakan tongkat yang sangat liehay sekali mengincar bagian-bagian yang mematikan di tubuh Sasana.

Sebagai seorang pendekar wanita yang telah banyak menerima petunjuk dari mertuanya, dari Siauw Liong Lie dan Yo Ko, dengan sendirinya ia bisa memiliki perhitungan yang matang dan dapat menemukan tindakan apa yang harus dilakukannya dalam keadaan terkepung seperti itu. Tahu-tahu ia melompat ke tengah udara, sepasang kakinya ditekuknya, lalu ia menyentil berulang kali dengan ke dua tangannya di mana ia masing-masing mempergunakan jari telunjuknya.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now