Jilid 186

478 16 0
                                    

Akhirnya dia berpikir sesuatu. Dari berdiam diri saja di situ, bukankah lebih baik dia meminta burung rajawali tersebut agar membawa terbang ke sebuah tempat, yang sekiranya ada manusianya dan di sana nanti bisa dimintai pertolongannya?

Karena berpikir begitu, segera juga Ko Tie bersiul, yang berarti dia meminta agar burung rajawali itu membawanya terbang di punggungnya.

Burung rajawali itu mengerti maksud siulan tersebut. Akan tetapi burung rajawali itu pun tengah terluka sayapnya, tulang sayapnya patah.

Dengan demikian tentu saja telah membuat dia bimbang. Dia tidak mengetahui apakah dia akan sanggup membawa terbang pemuda itu.

Karenanya burung rajawali tersebut telah berdiam diri saja, dengan mengeluarkan suara pekikan perlahan.

Di waktu itu terlihat Ko Tie bersiul satu kali lagi, karena dia menduga burung rajawali itu tidak mengerti maksudnya.

Burung rajawali itu telah bimbang sejenak, akhirnya dia menekukkan ke dua kakinya, dia mengambil sikap siap untuk membawa Ko Tie terbang pergi meninggalkan tempat itu.

Ko Tie berusaha untuk membalikkan tubuhnya, kemudian merangkak bangun.

Usahanya itu sakit bukan main bagi tubuhnya, karena dadanya seperti akan pecah, demikian juga halnya dengan isi perutnya, seperti terbalik.

Penderitaan pemuda itu luar biasa hebatnya, akan tetapi dia masih dapat mempertahankan. Mati-matian dia berusaha merangkak. Untuk bangun saja, agar dapat merangkak mendekati burung tersebut, yang tidak terpisah jauh dari dia, sulitnya tak terkira, dan hanya dapat bergerak sedikit demi sedikit.

Burung rajawali itu tetap mendekam di atas tanah dengan sabar, sama sekali dia tidak berusaha untuk berdiri. Dia menantikan sampai Ko Tie berhasil menaiki punggungnya.

Seperti biasanya, untuk naik ke atas punggung rajawali bukanlah pekerjaan yang sulit buat Ko Tie. Tapi sekarang ini, di mana dia terluka dengan parah sekali, membuat dia sulit untuk naik ke atas punggung burung itu.

Akhirnya, dengan mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya, dengan menahan rasa sakit yang sangat pada tubuhnya. Dia berhasil untuk merangkak naik sampai di punggung burung rajawali itu.

Cuma saja dia dalam keadaan rebah, dengan ke dua tangannya melingkari leher burung tersebut, kemudian pingsan tidak sadarkan diri lagi........

Burung rajawali itu, setelah merasakan bahwa Ko Tie berhasil menempatkan dirinya di punggungnya dengan baik, barulah dia berdiri di atas ke dua kakinya. Lalu perlahan-lahan dia menggerakkan sayapnya.

Sakit bukan main.

Namun burung rajawali itu berusaha melawan rasa sakit itu, dia terus juga mengibaskan ke dua sayapnya. Dan perlahan-lahan tubuhnya telah melambung ke angkasa.

Dia terbang perlahan-lahan, seakan juga dia mengetahui bahwa Ko Tie dalam keadaan pingsan dan jika dia terbang terlalu keras dan cepat, niscaya akan membuat Ko Tie kemungkinan terjatuh dari atas punggungnya.

Karena itu, semakin lambat dia terbang, burung rajawali itu memperoleh kesulitan yang semakin besar. Karena di waktu itu segera juga dia merasakan bobot berat tubuhnya ditambah dengan berat bobot tubuh Ko Tie.

Hal ini membuat ia sulit sekali terbang, dan harus mengeluarkan tenaga yang lebih kuat lagi pada ke dua sayapnya itu, membuat sayap kanannya yang terluka dan tulangnya patah pada ujungnya itu mendatangkan rasa sakit yang tidak terkira......

Tapi burung rajawali itu menahan rasa sakitnya, dia terbang terus dan di waktu itu, dia telah terbang semakin tinggi di udara. Tujuannya adalah perkampungan di sebelah barat dari tempat itu.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now