"Lebih baik-baik gadis cilik inipun kita tahan..... dengan demikian kita memperkecil resiko.....!" kata orang Boan itu lagi.
Kwee Tayjin yang tengah bimbang tidak bisa segera mengambil keputusan. Dan di saat itu juga telah menghampiri seorang Boan lainnya, yang baru datang dari luar.
"Kwee Tayjin, ada orang yang hendak bertemu dengan Kwee Tayjin!" melapor orang Boan tersebut.
"Siapa?!"
"Mereka tidak mengatakan siapa adanya mereka, hanya saja mereka mengatakan bahwa mereka berdua adalah pasangan suami isteri. Yang pria berusia duapuluh tahun lebih hampir tigapuluh tahun, sedangkan yang wanita baru berusia duapuluh tiga atau duapuluh empat tahun.....!"
"Mengapa kau tidak menanyakan siapa nama mereka dan apa keperluan mereka hendak menemui aku?!" kata Kwee Tayjin mendongkol.
"Sudah kutanyakan, namun ke dua orang itu tidak mau menyebutkannya. Mereka hanya menyatakan bahwa mereka memiliki urusan yang penting sekali!"
"Hemmm, perintahkan mereka menantiku di ruangan luar!" kata Kwee Tayjin kemudian.
Orang Boan itu menganggukkan kepalanya, lalu Kwee Tayjin menoleh kepada orang Boan yang tadi menganjurkan kepadanya agar gadis cilik itu, Giok Hoa, ditahannya. Maka diapun telah menoleh kepada Giok Hoa sejenak, baru katanya: "Kau awasi dia baik-baik! Tetapi tanpa perintahku, kau tidak boleh turunkan tangan buat menyiksanya!"
Orang Boan itu mengiyakan.
"Nanti aku akan menentukannya, hukuman apa yang pantas buat dia dan pamannya, apakah dia akan kita tahan terus atau akan dibebaskan......!"
Setelah berkata begitu tanpa menoleh lagi Kwee Tayjin telah memutar tubuhnya pergi ke ruang depan.
Ke dua tamu yang berada di ruang depan itu ternyata seorang pemuda yang tampan dan seorang gadis yang cantik. Sikap ke dua orang ini, yang mengaku sebagai pasangan suami isteri, sangat tenang sekali.
Kwee Tayjin ketika keluar, telah mengawasi ke dua tamu yang tidak dikenalnya itu dengan sorot mata yang tajam menyelidik.
Sedangkan pemuda itu telah merangkapkan sepasang tangannya katanya: "Kami datang menghunjuk hormat buat Kwee Tayjin!"
Demikian juga halnya dengan gadis itu yang telah memberi hormat juga kepada Kwee Tayjin. Cepat-cepat Kwee Tayjin membalas hormat mereka, juga dia telah mempersilahkan ke dua tamunya buat duduk.
"Sebenarnya, ada urusan apakah kalian berdua mencariku? Dan siapa kalian sebenarnya ini?" tanya Kwee Tayjin.
Pemuda itu tersenyum.
"Aku she Yo......"
Baru saja pemuda berkata sampai di situ menyebutkan she nya justeru Kwee Tayjin telah melompat dari duduknya, sepasang matanya terbuka lebar-lebar mengawasi pemuda itu dan si wanita dalam-dalam.
"Kau..... kau she Yo?" tanyanya.
Pemuda itu mengangguk.
"Benar..... memang aku she Yo..... dan bernama Him!" berani sekali pemuda itu dengan sikapnya yang sangat tenang menyebutkan namanya yang bernama Yo Him, putera Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko.
Walaupun belum pernah bertemu muka dengan Yo Him, akan tetapi Kwee Tayjin telah sering mendengar sepak terjang Yo Him. Sekarang pemuda itu mengakuinya dengan sikap yang begitu tenang dan berterus terang, bahwa dia adalah Yo Him, pemuda yang menjadi musuh pemerintah Boan.
Kwee Tayjin hanya terkejut sejenak, kemudian dia berhasil menenangkan goncangan hatinya.
"Ada keperluan apa kalian mencariku?" tanya Kwee Tayjin kembali, dengan sikapnya yang tidak semanis tadi, malah matanya telah memandang tajam dan juga dia memperlihatkan sikap yang berwaspada sekali.

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AventuraLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia