Dan dia mengharapkan dapat bertemu dengan Ko Tie secepat mungkin.
Tapi usahanya itu, yang berusaha menyelidiki jejak Ko Tie tetap saja tidak berhasil. Karena dia tidak pernah mendengar perihal si pemuda.
Keadaan seperti ini telah membuat Giok Hoa jadi berduka bukan main. Tubuhnya juga agak kurus, karena selalu memikirkan pemuda pujaan hatinya itu.
Demikianlah, dia menyesali juga tindakannya, yang telah meninggalkan rumah penginapan dan dari Ko Tie begitu saja. Dia telah membawakan adatnya begitu dan memisahkan diri dengan Ko Tie.
Dia telah meninggalkan surat buat Ko Tie, di mana dia menjelaskan bahwa dia telah pergi hendak berkelana seorang diri.
Namun setelah dia mengetahui bahwa dirinya sangat merindukan Ko Tie, segalanya telah terlambat. Dia telah demikian rindunya walaupun dia berpisah dengan Ko Tie belum lagi begitu lama.
Juga diapun segera berobah haluan, dia mencari Ko Tie lagi. Justeru sekarang tidak mudah baginya buat mencari Ko Tie, karena Ko Tie seperti juga telah lenyap begitu saja dari tempatnya, dan tidak meninggalkan jejak.
Giok Hoa mencarinya ke sana ke mari, dengan perasaan rindu yang semakin mencekam dirinya. Sayangnya Giok Hoa tetap saja tidak berhasil dengan usahanya tersebut.
Akhirnya Giok Hoa berusaha mengendalikan perasaan rindunya itu. Dia mengalihkan perhatiannya dengan berusaha turun tangan membantu orang-orang yang tengah dalam kesulitan dan juga terancam bahaya oleh perbuatan si jahat tapi kuat.
Karena itu, sedikitnya, Giok Hoa bisa mengalihkan perhatiannya dan setiap hari tidak memikirkan Ko Tie selalu.
Memang terkadang sulit sekali menduga hati wanita. Jika sebelumnya Giok Hoa yang meninggalkan Ko Tie. Dia hanya meninggalkan sepucuk surat yang menyatakan bahwa dia telah berangkat lebih dulu dan melanjutkannya seorang diri.
Namun setelah berpisah, justru timbul rindunya dan Giok Hoa menyadarinya bahwa dia sangat membutuhkan dan mencintai Ko Tie. Tapi justeru belakangan dia sulit sekali buat mencari jejak Ko Tie.
Dengan begitu, akhirnya si gadis hanya mengharap kelak dia bisa bertemu lagi dengan Ko Tie. Dia telah tiba di kota yang cukup ramai dalam bilangan propinsi Hu-nan.
Kota itu dikenal sebagai kota yang berpenduduk rapat sekali, karena merupakan simpang lintas dari kampung-kampung yang ada di sekitarnya dan tempat ditumpahkannya barang-barang kebutuhan dari penduduk kampung di sekitarnya. Kota itu bernama Yun-cie-kwan.
Dan memang Yun-cie-kwan merupakan sebuah kota yang luas sekali. Semakin lama kota itu semakin melebar juga. Jika sebelumnya kota itu hanya memiliki empat pintu kota, maka sekarang jadi delapan pintu kota.
Sebuah kota dengan pintu kota sejumlah delapan buah itu, menunjukkan bahwa kota tersebut memang merupakan kota yang terhitung besar. Terlebih lagi penduduknya juga sangat padat dan ramai sekali.
Giok Hoa tiba di kota tersebut di waktu mendekati sore hari. Dia segera memasuki sebuah rumah makan yang cukup besar dan bertingkat dua.
Dia telah pergi ke tingkat dua, pelayan melayaninya dengan ramah sekali. Dan Giok Hoa itu berpakaian sebagai seorang pria dengan demikian membuat orang-orang di dalam rumah makan itu sama sekali tidak memperhatikannya.
Giok Hoa bersantap dengan cepat. Kemudian ia membayar harga makanan, dan menanyakan kepada pelayan, di mana dia bisa memperoleh rumah penginapan yang cukup baik dan bersih.
Pelayan itu mengawasi Giok Hoa beberapa saat. Dilihatnya si "pemuda" adalah seorang yang putih dan tampan sekali, sehingga tentunya dia adalah pemuda dari keluarga kaya. Dia tentu juga menginginkan sebuah rumah penginapan yang besar dan bersih.

YOU ARE READING
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia