Jilid 74

740 25 0
                                    

Di waktu itu Giok Hoa telah memutar tubuhnya memandang ke arah lain, karena dilihatnya Ko Tie tersenyum lebar. Dan Giok Hoa beranggapan itulah senyum mengejek buatnya, Hatinya jadi semakin penasaran, dia sampai berpikir: "Nanti dalam kesempatan yang ada, tentu aku akan memperlihatkan kepandaianku yang sebenarnya kepadamu.....!"

Wanita berpakaian kuning itu telah menoleh kepada Giok Hoa, katanya. "Jangan membawa sikap seperti itu, Giok Hoa..... tidak baik..... karena akan membuat engkau ditertawakan oleh Siauw-ko ini.....!"

Sambil berkata begitu, segera juga tampak bahwa wanita berpakaian serba kuning itu telah perintahkan kepada Giok Hoa agar memberikan hormat kepada Ko Tie, perintahnya. "Kau harus meminta maaf kepada Siauw-ko ini, Giok Hoa.....!"

Tentu saja Giok Hoa semakin mendongkol dan penasaran, namun dia tidak berani membantah perintah gurunya. Karena itu dia telah mendekati kepada Ko Tie, kemudian merangkapkan ke dua tangannya dan memberi hormat kepada Ko Tie.

"Maafkanlah sikapku tadi.....!" katanya.

Tetapi setelah berkata begitu Giok Hoa memutar tubuhnya tidak mau melihat lagi kepada Ko Tie. Jelas diapun meminta maaf karena memang dia sangat terpaksa sekali.

Wanita berbaju kuning itu telah tersenyum katanya: "Nah, jika engkau telah meminta maaf, tentu Siauw-ko itu tidak akan keberatan memberikan maafnya kepadamu..... karena bukankah kita orang sendiri dan tadi harus terjadi suatu kesalah pahaman belaka.....?"

Ko Tie juga cepat-cepat merangkapkan ke dua tangannya memberi hormat kepada Giok Hoa dan wanita berbaju kuning itu, dia telah berkata dengan suara yang bersungguh-sungguh: "Peh-bo dan kau nona, harap mau memaafkan kelancanganku tadi..... karena memang aku sendiri terpaksa sekali harus mengeluarkan pedang. Beruntung bahwa kita tidak sampai bentrok terlalu jauh......!"

Tampak Giok Hoa telah melirik kepada Ko Tie yang memberi hormat beberapa kali dengan tubuh yang dibungkukkan dalam sekali.

Sedangkan wanita berpakaian baju kuning itu telah berkata, "Sudahlah jangan banyak peradatan, bukankah kita orang sendiri, dan kesalah pahaman itu telah diselesaikan?"

Sambil berkata begitu, wanita berpakaian serba kuning tersebut telah mengulurkan tangannya. Waktu itu Ko Tie tengah membungkuk dalam sekali, dan wanita berbaju kuning itu seperti juga hendak membangunkannya.

Tetapi di saat itulah terlihatlah betapa Ko Tie kaget, karena dia merasakan dari telapak tangan wanita berpakaian serba kuning itu, yang telapak tangannya begitu halus, telah tersalur keluar kekuatan tenaga yang dahsyat sekali sehingga dia merasakan pundaknya bagaikan ditindih oleh kekuatan laksaan kati.....

Ko Tie segera menyadari bahwa wanita berpakaian kuning tersebut tentunya hendak menguji dirinya, hendak melihat berapa kekuatan tenaga lweekangnya. Karena itu, dia telah tersenyum dan tetap akan meluruskan tubuhnya lagi.

Namun Ko Tie gagal, karena tenaga dari telapak tangan wanita berbaju kuning itu seperti juga laksaan kati, yang membebani pundaknya, sehingga dia tidak bisa menegakkan dan meluruskan tubuhnya lagi.

Sehingga Ko Tie jadi mengeluh. Jika sampai dia mempergunakan tenaga lweekangnya yang terlalu kuat, sehingga bersifat keras dilawan keras, niscaya akan menyebabkan kurang sedap tanggapan wanita berbaju kuning itu pada dirinya.

Tetapi jika dia harus membungkuk terus seperti itu tanpa dapat menegakkan dan meluruskan kembali tubuhnya, niscaya akan membuatnya jadi menderita malu yang tidak terhingga. Terlebih lagi gurunya, Swat Tocu merupakan seorang tokoh sakti di dalam rimba persilatan, yang disegani oleh seluruh orang-orang gagah dalam rimba persilatan.

Dan sekarang, dia sebagai murid tunggalnya, yang menerima langsung warisan kepandaian dari gurunya itu tidak dapat untuk menegakkan tubuhnya lagi hanya dicekal oleh ke dua tangan wanita berpakaian kuning itu.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now