Jilid 65

486 22 0
                                    

Pek-siang-sat mengetahui bahwa Hek-siang-sat hendak menyerang lagi kepada gadis berbaju kuning itu, karena Hek-siang-sat waktu itu tengah penasaran dan kalap, karena dia telah dirubuhkan seperti itu.

"Jangan..... kita memang telah dirubuhkannya!" kata Pek-siang-sat mencegahnya, yang mengakui, bahwa dalam delapan jurus ternyata mereka telah rubuh di tangan gadis berbaju kuning itu. Dan mereka memang harus mengakui kenyataan tersebut.

Sedangkan Hek-siang-sat yang masih murka, memandang kepada gadis berbaju kuning itu dengan mata yang memancarkan kemarahan yang sangat, tampaknya dia masih penasaran dan hendak menerjang lagi.

Pek-siang-sat telah berkata kepada gadis baju kuning itu: "Baiklah, kami mengakui, bahwa engkau telah berhasil merubuhkan kami..... Kami menerima kalah dalam pertaruhan ini, sehingga gadis cilik ini menjadi milikmu..... Terserah engkau mau apakan gadis cilik itu!"

Gadis baju kuning itu ketika melihat Pek-siang-sat telah mengakui dan menerima kekalahannya itu, cepat-cepat merangkapkan sepasang tangannya, dia telah memberi hormat dalam-dalam, katanya:

"Semua ini berkat jie-wie Locianpwee berlaku murah hati kepada Siauw-moay. Jika tidak tentu Siauw-moay tidak akan berdaya menghadapi jie-wie Locianpwee..... karena dari itu, terima kasih atas sikap mengalah dari jie-wie Locianpwce?"

Setelah berkata begitu, sekali lagi gadis berpakaian serba kuning itu telah menjurah dalam-dalam?

Melihat lagaknya gadis itu, yang dapat merendahkan diri, walaupun telah meraih kemenangan yang gemilang, Pek-siang-sat berkurang amarahnya sebagian. Dia telah menoleh kepada Hek-siang-sat,katanya, "Mari kita berlalu!"

Hek-siang-sat rupanya masih penasaran dan murka sekali, karena dia masih mengawasi mendelik kepada gadis berbaju kuning itu.

Setelah tangannya ditarik oleh Pek-siang-sat, barulah Hek-siang-sat menurut untuk di ajak pergi.

Gadis berpakaian kuning itu berdiri tersenyum manis saja, tanpa mengucapkan sepatah perkataan lagi.

Giok Hoa melihat kemenangan gemilang dari gadis berpakaian kuning tersebut, bukan main gembiranya. Dia sampai bersorak dan telah menghampiri si gadis berpakaian kuning, dia menekuk ke dua kakinya, berlutut sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, dia pun berkata:

"Terima kasih atas pertolongan Cie-cie......!"

Gadis berbaju kuning itu membungkukkan tubuhnya, untuk mengangkat dan membangunkan Giok Hoa, katanya:

"Jangan banyak peradatan, semua itu hanya kulakukan seperti apa yang mampu kulakukan.....! Hu! Hu! Ke dua orang itu sangat berbahaya sekali, mereka memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali. Mereka sebetulnya merupakan lawan yang sangat berat sekali. Jika saja bukan memang kebetulan aku bisa menangkap kelemahan mereka, niscaya aku tidak mungkin dapat merubuhkan mereka!"

Setelah berkata begitu, gadis berbaju kuning tersebut mengajak Giok Hoa duduk di bawah pohon itu, kemudian melanjutkan perkataannya:

"Sesungguhnya, kepandaian Hek-pek-siang-sat tinggi sekali, walaupun tidak bisa disebut kepandaian mereka yang berada di atas kepandaianku, tetapi dengan majunya mereka serentak berdua, seharusnya aku menghadapi kekuatan yang tidak sedikit. Hanya saja tadi aku melihat, bahwa mereka merupakan manusia-manusia yang memiliki perangai sangat aneh sekali, di mana mereka mudah sekali dihasut, sehingga dalam keadaan marah, mereka akan lupa dengan penjagaan diri.

"Itulah sengaja aku menantangnya buat bertanding sepuluh jurus..... dan ternyata apa yang kuduga itu memang benar. Mereka mudah sekali dipanasi, dan dengan begitu, aku bisa mencari kelemahan mereka dan berhasil untuk merubuhkannya. Tetapi jika memang bertempur sungguh-sungguh tanpa batas, dan juga mereka mengadakan kerja sama yang jauh lebih kompak lagi, niscaya aku akan sibuk sekali menghadapi mereka......!"

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now