Jilid 18

984 24 0
                                    

Itu menunjukkan bahwa lweekang ke empat orang itu memang telah mencapai tingkat yang tinggi sekali. Sambaran jarum yang cepat dan kuat itu mereka tidak elakkan saja, melainkan telah disampok dan membuat jarum itu yang terbuat dari baja jadi luluh! Bagaimana jika seoraag manusia yang dikibaskan seperti itu oleh mereka? Tentu tubuh manusia itu akan hangus dan hancur karenanya.

Lam-siong pun tidak tinggal diam, dia telah menggerakkan tangannya melontarkan tiga butir pelor yang meluncur kepada ke tiga orang lawannya.

Sama seperti tadi, See-bun bersama dua tokoh lainnya itu telah mengibaskan tangan mereka, pelor besi itu menjadi luluh juga. Bergantian Pak-kiang dan Tong-ling pun telah melemparkan paku baja dan panah besi. Akan tetapi telah luluh pula.

Rupanya dengan cara bergantian melemparkan senjata rahasia itu, mereka ingin memperlihatkan lweekang mereka masing-masing memang telah mencapai tingkat yang tinggi sekali!

Hok An hanya memandang terpaku di tempatnya, demikian juga dengan pelajar berbaju putih itu, dia telah berdiri dengan hati terkesiap.

Jika sebelumnya, walaupun menyaksikan ke empat orang tokoh rimba persilatan itu, Lam-siong, Pak-kiang, Tong-ling dan See-bun dapat bergerak lincah sekali di atas daun teratai yang mengambang di permukaan air empang, dia hanya menduga mungkin ginkang ke empat orang itu sudah tinggi dan terlatih baik!

Akan tetapi setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri, di depan puncak hidungnya, barulah pemuda pelajar berbaju putih itu menyadarinya, bahwa kepandaian ke empat orang itu sudah sulit dijajakinya. Sehingga tidak mudah baginya untuk dapat menandingi ke empat orang itu. Walaupun pelajar berbaju putih itu yakin bahwa dirinya pun memiliki kepandaian yang tinggi tokh belum sampai pada tingkat yang dapat meluluhkan jarum atau pelor baja, yang tengah menyambar kepadanya dengan hanya mengibaskan tangannya!"

Dengan begitu, pemuda pelajar berbaju putih itu merasa kagum dan takjub, dia jadi berdiam diri saja. Sedangkan ke empat tokoh rimba persilatan itu yang masing-masing memiliki sifat yang aneh sekali, telah melompat dengan ringan, tahu-tahu lenyap.

Memang selamanya Pak-kiang, See-bun, Tong-ling dan Lam-siong hanya ingin mengerahkan seluruh perhatian mereka pada kepandaian mereka berempat saja, dan tidak pernah mau diusili orang lain dan juga tidak mau mengusili orang lain! Karena itu, mereka berempat dengan segera meninggalkan tempat tersebut setelah melihat pemuda pelajar itu dan Hok An mengganggunya.

◄Y►

Lama juga Hok An berdiri di tempatnya, sampai pemuda pelajar berbaju putih itu telah menghampirinya, dia menjurah dan katanya: "Siauwte Lie Ko Tie mengunjuk hormat buat Locianpwee. Bolehkah Siauwte mengetahui siapa adanya Locianpwe? Tadi Locianpwe bermaksud baik pada Siauwte, sungguh membuat Siauwte merasa berterima kasih, karena Locianpwe memikiri keselamatan Siauwte.....!"

Dan tampak pemuda pelajar itu, yang tidak lain dari Lie Ko Tie, telah menjurah tiga kali, memberi hormat kepada Hok An dengan bungkukkan tubuh yang dalam.

Hok An cepat-cepat membalas hormat pemuda itu, katanya sambil tertawa. "Tadinya kukira engkau tidak memiliki kepandaian apa-apa..... Sungguh pandai sekali engkau berpura-pura tidak mengerti ilmu silat. Akan tetapi sesungguhnya, engkau sebenarnya seorang yang memiliki kepandaian tinggi! Jika saja tadi aku yang diserang seperti itu oleh orang yang tampaknya galak itu, tentu aku tidak bisa mengelakkan diri. Sungguh membuatku jadi kagum sekali padamu, kongcu......!"

Lie Ko Tie segera mengeluarkan kata-kata merendahkan diri, kemudian baru berkata lagi: "Ke empat orang itu benar-benar aneh sekali, di samping kepandaian mereka yang tinggi luar biasa. Apakah Locianpwe mengetahui siapa adanya mereka?!"

Hok An mengangguk, kemudian katanya: "Ya, aku hanya mengetahui sedikit saja. Mereka itu terdiri dari See-bun, Pak-kiang, Tong-ling dan Lam-siong. Ke empat orang itu memang merupakan orang yang memiliki perangai sangat aneh sekali, karena mereka tidak pernah mau mencampuri urusan di dalam rimba persilatan.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now