"Nah, kalian telah melihatnya, jika memang kalian memaksa memasuki lembah ini, berarti kalian akan menghadapi bahaya tidak kecil..... lebih baik kalian membatalkan maksud kalian dan cepat-cepat angkat kaki meninggalkan tempat ini! Atau memang aku perlu memaksa kalian agar segera meninggalkan tempat ini?!"
Yo Him mengawasi tajam kepada gadis itu, kemudian tanyanya: "Jadi, nona yang tidak mengijinkan kami masuk?!"
Gadis berpakaian serba putih itu mengangguk: "Ya, demi kebaikan kalian juga.....!"
Yo Him menghela napas dalam-dalam, kemudian katanya: "Menyesal sekali, kami hanya bisa maju ke depan, tetapi sudah tidak bisa mundur..... karena kawanku ini yang tengah terluka parah, membutuhkan pertolongan dari orang yang tengah kami cari itu!"
Bola mata gadis itu memain tidak hentinya. Sedangkan Ho Sin-se yang tadi telah menyaksikan betapa pedang si gadis berkelebat menabas ranting dan cabang pohon begitu mudah, tanpa dikehendaki dia telah memegang lehernya, karena dia membayangkan jika pedang itu digerakkan untuk menyerang lehernya tentu lehernya itu akan putus, sama putusnya seperti cabang dan ranting pohon yang kena ditabas oleh pedang si gadis.
Waktu itu, diapun telah menghampiri ke dekat Yo Him. Sin-se menarik ujung baju Yo Him, berbisik: "Kongcu, mari kita tinggalkan tempat ini..... berbahaya sekali.....mari Kongcu..... aku..... aku takut sekali!"
Yo Him tidak memperdulikan sikap Ho Sin-se. Hanya saja, belum lagi Ho Sin-se merengek terus dan Yo Him belum sempat berbicara kepada gadis berbaju serba putih itu, justeru Sasana telah melompat ke depan Yo Him. Dia menghadapi gadis berpakaian serba putih itu, katanya dengan sikap yang tawar juga,
"Siapakah nona, mengapa merintangi perjalanan kami?!"
Muka gadis berpakaian serba putih itu jadi berobah tidak enak dilihat. Walaupun wajahnya cantik, namun dari mukanya itu memancarkan sedikit kesesatan.
Dia kemudian tertawa dingin, katanya: "Siapakah yang ingin merintangi kalian? Aku hanya mengatakan, jika kalian meneruskan perjalanan memasuki lembah ini, maka kalian akan mengalami bahaya yang tidak kecil, karena itu aku meminta agar kalian pergi meninggalkan lembah ini!"
"Lalu jika memang kami bermaksud hendak memasuki lembah ini terus, apa yang hendak nona lakukan?" tanya Sasana, yang tidak jeri, malah mengawasi perempuan berpakaian serba putih itu dengan sorot mata tidak kalah tajamnya.
"Ohhh, kalian hendak memaksa masuk terus ke dalam lembah ini?!" tanya gadis serba putih itu, kemadian ia tertawa bergelak-gelak. Lama sekali ia tertawa seperti itu, sampai akhirnya dia bilang,
"Baik! Baik! Kulihat kalian bukan orang-orang sembarangan seperti kambing yang mudah dituntun, aku akan memperlihatkan kepada kalian, siapa sebenarnya aku, sehingga kalian berani tidak mematuhi kata-kataku.....!" Membarengi dengan perkataannya itu, tampak gadis berbaju putih itu menerjang dengan pedangnya.
Pedang itu berkelebat sangat dekat dengan dada Sasana, akan tetapi Sasana sama sekali tidak terkejut. Dia telah mengulurkan tangannya menyentil pedang tersebut.
Akibat benturan sentilan jari telunjuk Sasana pada pedang itu membuat gadis berbaju serba putih itu kaget tidak terkira. Ia merasakan telapak tangannya panas sekali, pedangnya juga telah miring ke samping. Getaran tenaga sentilan itu membuat hampir saja dia melepaskan cekalan pedangnya itu.
Tetapi dia juga tidak tinggal diam, setelah melompat mundur satu tindak dia telah melompat maju lagi. Pedangnya menikam cepat ke arah leher Sasana.
Kali ini Sasana bergerak gesit sekali, tahu-tahu dia telah menjepit pedang gadis berpakaian serba putih itu, sehingga membuat pedang itu tidak bisa meluncur lebih jauh.

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AventurăLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia