Jilid 171

489 16 0
                                    

Melihat Ko Tie pingsan tidak sadarkan diri, Oey Yok Su berdiri diam beberapa saat, mengawasi, tapi sinar matanya tidak memancarkan perasaan apa pun juga. Ia melangkah maju beberapa langkah mendekati Ko Tie, mempergunakan ujung kakinya menelentangkan tubuh Ko Tie, sampai pemuda itu telentang.

Diawasinya beberapa saat akhirnya Oey Yok Su, menggumam perlahan: "Hemmmm...... masih memerlukan hari beberapa lagi.....!"

Baru saja Oey Yok Su menggumam seperti itu, mendadak dari balik semak belukar terdengar suara berkeresek. Perlahan sekali, bola mata Oey Yok Su berputar, kemudian ia mendengus perlahan:

"Hemmm!" dan memutar tubuhnya menghampiri ke arah semak belukar itu. Tahu-tahu tubuhnya cepat sekali berkelebat lenyap dan masuk ke dalam semak belukar.

Terdengar suara jeritan tertahan, disusul dengan tubuh yang terpental dari semak belukar itu, ambruk di tanah tanpa berkutik lagi.

Oey Yok Su melangkah keluar, ia memperlihatkan sikap yang dingin. Mukanya sampai menyerupai muka mayat yang tidak memperlihatkan perasaan apapun juga.

Sosok tubuh yang terlempar dari balik semak belukar itu tidak lain dari seorang gadis berusia delapanbelas tahun. Wajahnya cantik dan ia mengenakan baju warna hijau daun.

Ia dalam keadaan tidak bisa bergerak dan tidak pingsan. Bola matanya saja yang mengawasi Oey Yok Su dengan pancaran sinar yang tajam.

Oey Yok Su telah menghampiri dekat pada gadis itu, katanya dengan suara yang dingin:

"Hemmm, budak kecil, kau rupanya mencari penyakit.....!"

Dingin sekali suara Oey Yok Su, sehingga jika ada yang mendengar suaranya seperti itu, walaupun seorang jago rimba persilatan, pun akan menggigil.

Gadis itu dalam keadaan tertotok. Ia tidak bisa bergerak, juga tidak bisa berkata-kata. Waktu itu Oey Yok Su menyentil jari tangannya, gadis tersebut terbuka totokannya. Dari mulutnya terdengar suara jeritan tertahan.

"Siapa kau?" tanya Oey Yok Su dengan suara yang dingin. "Mengapa engkau bersembunyi di situ untuk mengintai?"

Gadis tersebut meringis, tampaknya ia masih merasa kesakitan. Kemudian ia bilang dengan suara tidak lancar:

"Aku..... aku kebetulan lewat di tempat ini...... Siapa yang kesudian mengintai kau?!"

Oey Yok Su tersenyum dingin. Ia menghampiri, tangan kanannya diangkat, ia bilang, "Hemmm, budak setan, rupanya engkau memang mencari mati..... bicara yang benar. Kau dengar tidak, aku bertanya, siapa kau?!"

Gadis itu memandang sejenak pada Oey Yok Su. Wajahnya memperlihatkan bahwa ia ragu-ragu sampai akhirnya ia menyahuti juga: "Mengenai siapa diriku, itu bukan menjadi urusanmu!"

Oey Yok Su tercengang sejenak, kemudian ia tertawa bergelak-gelak, sampai bergema jauh sekali suara tertawanya itu, dan lama sekali mengalun terus.

Tapi gadis itu sama sekali tidak memperlihatkan perasaan gentar sedikitpun juga, dia malah mengawasi Oey Yok Su dengan sorot mata yang tajam.

Sedangkan pada saat yang menegangkan itu yang kaget bukan main adalah Ko Tie, karena segera juga ia mengenali siapa adanya gadis tersebut, sehingga hati Ko Tie tercekat dan semangatnya seperti terbang meninggalkan raganya.

"Kam..... Kam Lian Cu?" Begitulah pikir di dalam hatinya, karena memang dia mengenali gadis cantik manis yang kini menjadi tawanan Oey Yok Su tidak lain dari Kam Lian Cu, si gadis cantik yang pernah bertemu dengannya, tapi telah berpisah lagi.

Mengapa Kam Lian Cu bisa berada di tempat ini? Dan celakanya lagi justeru ia telah menjadi tawanan Oey Yok Su.

Dengan mata terbuka lebar-lebar Ko Tie cuma bisa mengawasi saja, sedangkan Oey Yok Su yang telah puas tertawa keras, berkata dengan suara yang tawar.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now