Mereka heran, ke mana saja mereka pergi burung rajawali putih itu tetap mengikuti saja. Setelah berlari setengah harian, Yo Him dan Sasana berhasil membawa Hok An dan Giok Hoa sampai di lamping gunung Hoa-san. Barulah mereka berhenti dan menurunkan Hok An dan Giok Hoa yang direbahkan di tanah.
Sesungguhnya Yo Him dan Sasana berada di perkampungan itu secara kebetulan saja. Mereka tengah berkelana dan singgah di kampung tersebut.
Dan mereka secara kebetulan mendengar cerita dari mulut ke mulut penduduk kampung itu, betapa belum lama yang lalu ada seorang laki-laki tua dan seorang gadis cilik telah ditangkap oleh beberapa orang tentara Boan yang berpakaian sipil.
Memang penduduk kampung itu selalu diliputi ketakutan belakangan ini, di mana cukup banyak orang-orang yang ditangkapi oleh pasukan tentara Boan tersebut, yang katanya sebagai pengalaman dan penjaga ketertiban kampung itu, banyak juga penduduk itu ditangkap-tangkapi walaupun tidak memiliki kesalahan apapun.
Malah banyak juga penduduk yang mengetahui, setiap orang yang ditangkap itu akan disiksa hebat sekali, karena ada beberapa orang di antara mereka, yang telah disiksa setengah mati, dibebaskan. Namun keadaannya sudah tidak seperti manusia lagi, bercacad sana sini dan keadaannya mengenaskan sekali. Selanjutnya tidak bisa melakukan pekerjaan apa-apa lagi buat mereka, hanya keluarganya yang merawatnya.
Maka dari itu, sekarang di pasar itu telah ditangkap laki-laki tua itu dengan seorang gadis cilik, maka penduduk kampung merasa kasihan sekali pada mereka, yang diketahui oleh penduduk kampung tersebut tentunya bukan anggota Kay-pang atau orang-orang partai pengemis. Walaupun lelaki itu mesum, namun dia tetap rapi dan tidak ada tambalannya. Terlebih lagi gadis cilik itu yang mengenakan pakaian baru.
Yang membuat penduduk kampung itu ramai membicarakan urusan penangkapan itu, karena mereka semuanya merasa kasihan dan bisa membayangkan, betapa gadis cilik itupun akan menjadi korban keganasan tentara Boan itu, di mana gadis cilik itu akan disiksa hebat sekali.
Semula Yo Him maupun Sasana kurang begitu memperhatikan bisik-bisik penduduk kampung itu. Mereka baru memperhatikannya lebih serius waktu di rumah makan, di saat mereka bersantap, beberapa orang pelayan bisik-bisik dengan wajah yang murung.
"Jika memang keadaan seperti ini berlarut-larut, niscaya semua penduduk kampung ini terancam keselamatannya!" kata salah seorang di antara pelayan-pelayan rumah makan tersebut.
"Benar orang-orang Boan itu bisa saja sekehendak hatinya menangkap orang yang kurang mereka senangi, lalu menyiksanya. Dengan begitu, siapa saja tidak akan dapat mempertahankan hak-hak azasi dirinya, maupun menjamin keselamatan dan jiwanya masing-masing, setiap detik bisa saja maut menjemputnya dengan siksaan yang entah berapa hebatnya."
"Ya," kata pelayan lainnya. "Beberapa orang yang telah ditangkap tanpa bersalah, kemudian disiksa hebat, waktu mereka dibebaskan kembali, keadaan mereka sudah tidak mirip-miripnya manusia lagi, segala apapun juga tidak bisa mereka kerjakan pula, karena mereka diwaktu itu sudah bercacad hebat. Di samping itupun mereka sudah tidak bisa menggerakkan sepasang tangan dan kaki, tidak bisa melihat dengan baik mempergunakan mata mereka, dan bicaranya juga tergagap.
"Entah siksaan apa yang telah dijatuhkan oleh orang-orang Boan itu kepada orang-orang tersebut! Aku sendiri sampai berpikir, suatu waktu mungkin aku sendiri yang akan ditangkap oleh orang-orang Boan itu dan akan disiksa seperti itu juga, tanpa memiliki kesalahan apapun!"
Para pelayan itu menghela napas dalam-dalam.
"Aku hanya merasa kasihan pada gadis cilik itu, yang ditangkap bersama-sama dengan lelaki setengah tua yang bersamanya, tentu mereka berdua akan disiksa hebat sekali! Aku tahu benar, dan merekapun bukan dari golongan Kay-pang (pengemis), seperti yang selama ini dicari-cari oleh orang-orang Boan tersebut. Akan tetapi tokh mereka tetap saja ditangkap dan pasti mereka akan mengalami siksaan yang hebat sekali.....!" kata salah seorang pelayan itu pula.

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia