Belum lagi ular besar itu merayap lebih dekat kepadanya, ia telah bersiul nyaring.
Auwyang Phu tertawa bergelak-gelak,
"Kau boleh bersiul sekuat suaramu sampai mulutmu jontor dan monyong!" ejeknya.
Auwyang Phu berkata benar karena walaupun Gorgo San telah bersiul nyaring seperti itu, tokh tetap saja ular besar itu tidak mau berhenti merayap. Dan ular itu terus juga merayap maju menghampiri Gorgo San.
Di saat itulah terlihat Gorgo San menghadapi ancaman bahaya yang tidak kecil, karena jika saja ular itu semakin dekat dan menyerangnya, niscaya dia sulit untuk mengadakan perlawanan.
Memang mudah ia bertempur dengan tokoh rimba persilatan mana saja, yang tidak akan membuatnya gentar. Tapi jika ia harus bertempur dengan seekor ular yang berukuran besar seperti ular naga ini, benar-benar membuatnya tidak mengetahui dengan cara apa menghadapinya.
Auwyang Phu telah bersiul nyaring sekali, sampai suara siulan itu menyakiti pendengaran.
Ular besar itu tahu-tahu dengan ringan sekali telah melesat ke tengah udara, menyambar kepada Gorgo San.
Gorgo San cepat-cepat berkelit ke samping kanan. Ular itu melesat di sampingnya tidak berhasil untuk mengenai sasarannya dengan terjangan itu. Tapi ular tersebut rupanya memang sangat lihay dan terdidik baik sekali, begitu lawannya berkelit, ekornya segera menyambar dengan kuat.
"Plakkk!" Gorgo San segera merasakan benda yang berlendir menjijikkan dan keras sekali telah menghantam mukanya, mata Gorgo San seketika berkunang-kunang dengan pandangan matanya jadi kabur. Disamping itu juga Gorgo San kehilangan keseimbangan tubuhnya, karena kuda-kuda ke dua kakinya telah tergempur.
Auwyang Phu melihat ular peliharaannya itu berhasil menyampok Gorgo San dengan ekornya, jadi tertawa bergelak-gelak. Dan ia dengan sikap yang angkuh mengejeknya:
"Hemm, engkau akan mampus, manusia sombong! Tidak ada kuburan buat kau, karena engkau akan men jadi santapan ular raksasaku!"
Sedangkan Gorgo San tidak kecewa sebagai murid dari Dalpa Tacin. Walaupun bagaimana memang ia memiliki kepandaian yang tinggi, dan juga selalu berkelana di dalam rimba persilatan, jarang sekali ada orang yang bisa menandingi kepandaiannya.
Jika ia tidak terdesak oleh ular raksasa Auwyang Phu, itulah disebabkan pertempuran yang berlangsung. manusia melawan ular itu yang sangat beracun, merupakan suatu pertempuran yang janggal dan aneh, yang belum pernah dialaminya, membuat ia agak bingung. Itu pula sebabnya mengapa ia sampai tersampok oleh ekor ular tersebut!
Tapi, walaupun bagaimana memang dia memiliki kepandaian yang sangat tinggi disamping itu ia pun sangat cerdik, maka sekarang setelah mengalami pengalaman yang pahit, ia tidak mau berayal lagi. Sampokan ekor ular itu yang licin berlendir menjijikan membuat ia murka.
Namun murkanya itu disertai dengan pikiran yang cepat sekali. Iapun telah memutuskan, terutama sekali ia harus dapat menghalau ular itu buat mendesak Auwyang Phu dan kemudian merebut kitab pusaka Kun-lun.
Waktu itu ular yang besar dan ganas itu telah membalikkan tubuhnya. Tubuhnya melingkar, lidahnya yang bercagak dua dan tampak begitu ramah, benar-benar sangat mengerikan sekali, juga dari ular itu menyiarkan bau amis yang menjijikkan. Ular itu tampak siap untuk menerjang lagi.
Gorgo San bersiap-siap, di antara suara tertawa mengejek dari Auwyang Phu, tampak ular tersebut tahu-tahu meluncur dengan cepat sekali hendak memagut kembali pada Gorgo San.
Gorgo San mengerahkan tenaga dalamnya pada telapak tangannya. Ia telah mengeluarkan tenaga sin-kangnya yang disalurkan pada ke dua telapak tangannya. Matanya dipentang lebar-lebar, memancarkan sinar yang mengandung hawa pembunuhan.

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia