Sedangkan Hok An mengajak Giok Hoa mengambil arah ke jurusan barat, di mana mereka melakukan perjalanan dengan di atas mereka selalu terdengar suara pekik dari burung rajawali putih itu. Dengan demikian mereka mengetahui, burung rajawali putih yang jinak dan penurut itu, tetap mengikuti mereka terbang di tengah udara.
Setelah berjalan belasan lie, tampak Hok An memburu napasnya, juga keringat memenuhi mukanya. Maka Giok Hoa mengajaknya buat beristirahat.
Ho An pun tidak membantah, karena iapun merasakan tenaganya belum pulih keseluruhannya. Jika dalam keadaan seperti itu melakukan perjalanan terus, memaksakan diri, mungkin akan menyebabkan kesehatannya terganggu. Dia duduk beristirahat di bawah sebatang pohon.
Giok Hoa telah berkata kepadanya: "Paman Hok, aku akan pergi mencarikan buah-buahan segar buatmu......!"
Hok An hanya tersenyum saja, entah mengapa dia sangat sayang sekali pada gadis cilik ini, puteri dari wanita yang sangat dicintanya.
Dulu, karena dia telah pergi berpisah dari calon isterinya, sehingga calon isterinya itu menjadi isteri orang lain. Dan selama bertahun-tahun Hok An bersengsara mencari jejak calon isterinya.
Waktu dapat ditemuinya, telah menjadi isteri orang lain, dan telah berputeri seorang, yaitu Giok Hoa. Di saat ke dua orang tua Giok Hoa terbunuh dan mati, maka Giok Hoa hidup sebatangkara.
Dan kini Hok An telah menganggap Giok Hoa sebagai anaknya sendiri, dia memanjakannya dan sangat sayang sekali. Karena itu, hatinya terharu sekali melihat Giok Hoa begitu memperhatikan keadaan dan kesehatannya. Dan Hok An pun mengetahui, entah berapa banyak air mata yang telah ditumpahkan Giok Hoa waktu menguatirkan kesehatannya sebelum sembuh.
Tiba-tiba Giok Hoa telah bersiul nyaring sekali, dan burung rajawali putih itu telah memekik nyaring dan terbang meluncur turun, hinggap tepat di sisi si gadis cilik.
"Pek-jie, antarkan aku ke tempat yang banyak terdapat buah-buahan segar....." kata Giok Hoa.
Burung rajawali putih itu seperti mengerti apa yang dikatakan Giok Hoa. Ia telah menekuk ke dua kakinya, tubuhnya jadi merunduk rendah. Giok Hoa segera melompat duduk diatas punggung burung rajawali itu.
Setelah duduk benar di atas punggung rajawali itu, barulah Giok Hoa menepuk leher burung rajawali tersebut. Dan burung rajawali itu telah mengibaskan sayapnya, mulai terbang ke angkasa.
Giok Hoa memandang sekelilingnya, ke arah bawah. Segala apa mulai tampak mengecil.
Demikian juga halnya dengan Hok An yang tengah duduk beristirahat di bawah sebatang pohon, di mana tampak kecil sekali. Di waktu itulah tampak, betapa hutan-hutan di kejauhan, yang sangat lebat sekali. Sedangkan Pek-jie, burung rajawali putih itu telah terbang ke arah hutan-hutan belukar tersebut.
Terbang di tengah udara sesungguhnya merupakan hal yang sangat mengasyikkan sekali buat Giok Hoa. Namun karena Giok Hoa tahu Hok An sangat haus dan letih, maka dia tidak berani berlambat-lambat dan berayal. Segera dia membisiki Pek-jie, katanya:
"Pek-jie, cepat pergi ke hutan-hutan itu. Tentu di hutan itu kita bisa memperoleh buah-buahan segar yang kita inginkan..... paman Hok sangat haus dan letih sekali!"
Burung rajawali itu seperti mengerti juga apa yang diinginkan oleh Giok Hoa, segera mengibaskan sayapnya lebih kuat, tubuhnya meluncur jauh lebih cepat. Dengan demikian, tidak lama kemudian burung rajawali yang membawa Giok Hoa terbang di punggungnya telah berputar-putar di sana.
Sebelum meluncur turun, burung rajawali itu telah memekik nyaring gembira karena dilihatnya hutan itu benar-benar lebat dan rimbun, juga di hutan itu terdapat banyak sekali buah-buahan.

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia