Jilid 154

561 16 0
                                    

Pemuda tampan itu tertawa dingin, tahu-tahu tangan kanannya bergerak cepat sekali, di saat mana tubuhnya berkelebat dengan dibarengi tangannya bekerja.

"Dukkk! Dukkk!" terdengar dua kali suara benturan tangan yang kuat..

Dalam keadaan seperti itu, Gorgo San kembali terkejut, karena ia merasakan betapa tangkisan, pemuda itu kuat sekali. Berbeda dengan bentuk tubuhnya yang kurus ramping dan tampaknya lemah. Tangkisannya itu justeru mengandung lweekang yang tangguh sekali membuat pergelangan tangan Gorgo San tergetar.

Dengan segera Gorgo San merobah cara pertempurannya, karena, jika tadi ia sama sekali tidak memandang sebelah mata kepada pemuda kurus kerempeng itu, justeru sekarang ini malah menyerang lagi dengan pukulan yang bersungguh-sungguh. Dalam waktu sekejap mata saja, telah beberapa jurus mereka lewatkan.

Kawannya pemuda kurus kerempeng, pemuda seorangnya lagi, tetap duduk tidak bergerak dari tempatnya itu, ia mengawasi dengan tenang kawannya itu tengah menghadapi Gorgo San.

Gorgo San semakin penasaran. Jika sebelumnya ia menduga dalam satu atau dua jurus ia akan dapat merubuhkan lawannya yang dilihatnya sangat lemah itu.

Tidak tahunya justeru di waktu itu ia memperoleh perlawanan yang gigih. Kuat tenaga dalam dari lawannya tersebut, tangguh ilmu silatnya.

Dengan demikian membuat Gorgo San mengerahkan semangatnya, ia menyerang semakin bersungguh-sungguh. Hebat kesudahannya, tubuh mereka berkelebat-kelebat ke sana ke mari dengan gerakan yang lincah.

Juga di waktu itu ada beberapa meja dan kursi yang rusak terkena hantaman tangan dari ke dua orang yang tengah bertempur tersebut, yang hancur berantakan.

Kasir rumah penginapan itu jadi menjerit-jerit meminta ke dua orang itu tidak berkelahi lebih jauh, karena ia kuatir seluruh perabotan di dalam ruangan tersebut akan rusak dan hancur.

Sedangkan Gorgo San dan pemuda kurus kerempeng itu tetap saja melibatkan diri dalam pertempuran yang tidak berkesudahan, dimana terlihat Gorgo San semakin lama menyerang semakin hebat. Dan juga memang ia telah mengeluarkan ilmu andalannya.

Jika sebelumnya ia tidak memandang sebelah mata kepada lawannya itu, yang diduganya sangat lemah dan sebagai kutu buku, namun sekarang justeru ia telah mengerahkan kepandaian tingkat tingginya buat berusaha merubuhkan lawannya, karena ia memperoleh lawan yang tangguh sekali. Jika ia kurang berhati-hati justeru dirinya yang akan kena dirubuhkan atau dibinasakan oleh lawannya itu.

Karenanya, dengan cepat sekali tampak ia telah beberapa kali menyerang semakin hebat! Namun pemuda yang bertubuh kerempeng itu dapat melayaninya dengan baik, tanpa terdesak sedikitpun juga.

Sebagai seorang yang angkuh dan selalu ditakuti oleh orang-orang rimba persilatan, dan sekarang tidak bisa merubuhkan pemuda kerempeng ini, membuat dia jadi penasaran sekali! Dan segera ia telah mengeluarkan cengkeraman Maut Dari Langit, ilmu yang hebat dan menjadi andalannya.

Begitu ia mempergunakan jurus-jurus ilmu cengkeraman itu, seketika pemuda kerempeng itu terdesak. Malah suatu kali, ketika ia diancam akan dicengkeram dadanya, pemuda itu mengelak dengan menunduk.

Dan dikala pemuda itu tengah menunduk, cepat sekali tangan kanan dari Gorgo San telah menyambar dan menyambak topi pemuda itu. Begitu topi terlepas, terurai rambut yang panjang!

Gorgo San seketika tertegun, tapi kemudian tertawa bergelak-gelak.

"Hahahahahaha, tidak tahunya seorang nona cantik!" katanya dengan suara yang mengejek, dia membuang topi yang telah direbutnya.

Gadis itu, yang menyamar sebagai seorang pemuda, mukanya berobah merah padam. Ia telah mengeluarkan seruan dan merangsek maju.

Namun kawannya, pemuda yang seorangnya lagi segera berseru sambil melompat maju dari tempt duduknya:

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now