Jilid 118

624 17 0
                                        

"Maafkan sebelumnya locianpwe karena ini sebenarnya merupakan urusan dalam rumah tangga perguruan boanpwe, tapi karena adanya locianpwee di sini, maka boanpwe bermaksud hendak meminta pertimbangan dari locianpwe mengenai murid Boanpwe itu!

"Sesungguhnya selama beberapa hari belakangan ini, boanpwe telah memperhatikan murid boanpwe, dia tampak selalu gelisah. Tadi pagi, boanpwe telah mendesaknya dan dia baru mengakuinya terus terang...... bahwa dia......!"

"Kenapa?!" tanya Swat Tocu mulai tidak tenang. Dia menduga murid Yo Kouw-nio mengakui telah menjalin hubungan mesra dengan Ko Tie.

"Dia mengatakan, bahwa dia ingin sekali pergi merantau, untuk mencari pengalaman!" menjawab Yo Kouw-nio.

"Oh begitu?!" Swat Tocu bernapas lega.

"Ya..... dan boanpwe berpikir, memang keinginannya itu wajar, juga sangat bagus. Bukankah seseorang yang telah selesai mempelajari ilmu silat, harus berkelana, buat mencari pengalaman, disamping juga mengamalkan kepandaiannya itu, melakukan perbuatan yang mulia menolong orang-orang yang tengah dalam kesulitan? Karena dari itu juga, boanpwe ingin meminta pendapat locianpwe!"

"Bukankah kau bisa saja membiarkan dia turun gunung, dengan pesan setiap tahun dia harus kembali ke puncak Heng-san ini buat menjengukmu?" kata Swat Tocu.

"Bukan begitu locianpwe.......... Persoalannya bukan demikian! Jika tokh kelak dia menjenguk boanpwe selama dua tahun sekali, boanpwe juga tidak keberatan! Tetapi Giok Hoa belum pernah turun gunung, dia belum pernah berkelana, dia tidak mengenal dunia luar......

"Terlebih lagi sekarang ini, di mana dia harus merantau seorang diri. Tentu sangat membahayakan dirinya! Dia belum memiliki pengalaman yang berarti."

"Maksudmu?"

"Karena dari itu...... boanpwe meminta pertimbangan locianpwe..... Maafkan locianpwe atas kelancangan boanpwe.

"Bagaimana jika memang murid locianpwe, Ko Tie, ikut serta dengan murid boanpwe, menemani sementara waktu membimbingnya. Agar murid boanpwe itu tidak seperti si buta menunggang kuda, yang tidak mengetahui arah tujuan? Bukankah murid locianpwe memang selalu berkelana dan telah memiliki pengalaman yang walaupun belum banyak, namun setidaknya dia telah mengenal keadaan di dalam rimba persilatan......"

Swat Tocu mengangguk-angguk mengerti. Dia berpikir sejenak lamanya sampai akhirnya dia bilang:

"Baiklah! Nanti aku akan perintahkan Ko Tie agar dia pergi menemani Giok Hoa selama muridmu itu ingin merantau! Tetapi tentu saja, kita berdua harus memesannya, agar mereka tidak terlalu rapat dikala merantau, karena jika mereka berdua berhubungan terlampau bebas, akan menyebabkan kita yang sibuk jika kelak Giok Hoa membawa tambur sebelum nikah!"

Pipi Yo Kouw-nio berobah merah mendengar kelakar Swat Tocu, tapi dia tersenyum mengiringi tertawa Swat Tocu.

Waktu itu Swat Tocu setelah tertawa, dia bilang lagi.

"Dan yang terpenting sekali adalah engkau yang harus memberikan nasehat-nasehat kepada muridmu itu, nona Yo......! Karena walaupun bagaimana, dia yang harus membatasi diri, agar dia tidak bergaul terlalu rapat dengan Ko Tie....

"Dengan nona Giok Hoa membatasi diri, tentu tidak akan terjadi hal-hal yang tidak menggembirakan! Bukankah begitu Yo Kouw-nio?"

Yo Kouw-nio mengangguk mengiyakan.

Begitulah, ke dua orang ini Yo Kouw-nio dan Swat Tocu telah merundingkan lebih jauh bagaimana ingin mengatur dan menasehati murid-murid mereka. Tapi di antara mereka telah dicapai kata sepakat, bahwa mereka akan memerintahkan murid-murid mereka turun gunung.

Anak RajawaliTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang