Jilid 85

473 12 0
                                    

Ko Tie tersenyum.

"Suhu yang mengatakan bahwa Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko memiliki seorang anak angkat bukan? Justeru nona Giok Hoa itu adalah murid dari puteri angkatnya Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko!" menjelaskan Ko Tie.

Mendengar begitu, Swat Tocu membuka matanya lebar-lebar.

"Mari teecu perkenalkan Suhu dengan puteri angkat Sin-tiauw-tay-hiap....." kata Ko Tie lagi sebelum Swat Tocu bisa membuka suara.

Waktu itu tampak Swat Tocu masih ragu-ragu namun dia telah melepaskan cekalannya pada tangan Giok Hoa. Sedangkan Giok Hoa cepat-cepat melompat berdiri begitu tangannya dilepaskan dari cekalan orang tua yang liehay ini.

"Hmmm, tidak perlu kau bertemu dengan guruku, manusia seperti engkau tentunya tidak ada gunanya menemui guruku, hanya menimbulkan kerewelan belaka!"

"Nona Giok Hoa.....!" kata Ko Tie cepat."Ini adalah guruku.....!"

Tetapi Giok Hoa tampaknya masih tidak senang, dia bukannya memberi hormat seperti lazimnya. Malah dia telah berkata dengan tawar:

"Aku tidak perduli siapa dia, tidak hujan tidak angin dia telah menimpuk Pek-jie ketika tengah terbang di tengah udara membawaku dengan sebutir kerikil, sehingga Pek-jie kaget dan kesakitan..... Tentu saja Pek-jie telah menyerangnya, namun dengan mengandalkan kepandaiannya dia malah menawanku..... dan dia sengaja hendak mengadu Pek-jie dengan biruang keparat itu.....!"

Sambil berkata begitu Giok Hoa telah menunjuk kepada biruang salju itu yang hanya mengeluarkan suara erangan perlahan waktu melihat Giok Hoa menunjuk ke arahnya.

Ko Tie jadi serba salah, kemudian dia menoleh kepada gurunya, katanya: "Suhu, maafkan nona Giok Hoa..... karena dia memang belum mengetahui siapa adanya suhu.....!

Swat Tocu tertawa tawar.

"Gadis itu terlalu temberang dan angkuh sekali, mungkin dia beranggapan menjadi cucu murid Yo Ko, maka kepandaiannya sudah nomor satu di dalam rimba persilatan, sudah tidak ada tandingannya lagi..... Dengan begitu dia jadi demikian angkuh dan sombong.....!"

Mendengar perkataan Swat Tocu sesungguhnya Giok Hoa tidak puas. Namun diapun tidak berani buat menyerang Swat Tocu lagi, mengumbar amarahnya, karena dia mengetahui lelaki tua yang aneh ini memang merupakan seorang yang sangat liehay sekali.

Tadi saja, dengan sangat mudah dan hanya beberapa jurus, dia telah kena ditawan. Karenanya, dengan muka merah padam karena penasaran dan marah, Giok Hoa telah bersiul memanggil burung rajawalinya, agar mendekat padanya, kemudian dia melompat ke punggung rajawali itu, yang diperintahkannya agar terbang,

Ko Tie menghela napas. Baru setelah melihat gadis itu dibawa terbang jauh sekali, Ko Tie segera menjatuhkan dirinya berlutut di hadapan gurunya, katanya:

"Suhu, bagaimana kesehatan Suhu? Apakah selama ini Suhu dalam keadaan baik-baik saja?!"

Swat Tocu tersenyum, dia mengulurkan tangannya mengusap-usap kepala muridnya.

"Muridku yang baik, ternyata engkau masih mau memperhatikan kesehatan gurumu, walaupun setahun lebih belakangan ini engkau tidak mau menjengukku!"

Mendengar perkataan gurunya, Ko Tie tertawa terpaksa, katanya: "Karena terlalu repot mencari tempat yang sekiranya sesuai dengan keinginan Suhu, maka Teecu telah melalaikan tugas teecu buat menjenguk Suhu..... Ampunilah teecu, Suhu!"

"Sudahlah! Bagaimana keadaanmu belakangan ini? Apakah ilmu pukulan Inti Es mu telah memperoleh kemajuan?!" tanya Swat Tocu.

Ko Tie mengangguk.

"Ya, berkat didikan Suhu, maka ilmu silat teecu mengalami banyak kemajuan.....!" menjelaskan Ko Tie.

"Bagus.....! Tetapi Ko Tie, engkau harus ingat, aku kurang begitu menyukai jika engkau bergaul rapat dengan gadis tadi. Kulihat dia agak liar dan angkuh, sehingga aku tidak begitu menyenangi jika kalian bergaul terlalu rapat! Tadi kulihat, kalian rupanya memiliki hubungan yang intim, aku melihatnya dari sinar mata kalian berdua.....!"

Anak RajawaliTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang