Ternyata di tempat tersebut, entah dengan cara bagaimana datangnya, tahu-tahu telah ada seorang pemuda yang tubuhnya pendek, seperti anak belasan tahun. Dia yang telah bertepuk tangan dan menganjurkan biruang salju dan rajawali putih itu bertarung terus tampaknya dia girang sekali. Sikapnya seperti seorang anak kecil yang girang menyaksikan keramaian.
Dia berdiri di sebungkah batu gunung yang diselubungi salju, dan berdiri tenang sekali, dengan ke dua kaki seperti menancap di tempat yang sebetulnya sangat licin itu. Melihat cara berdirinya itu dengan sepasang kaki yang mantap dan tubuh yang tetap walaupun dia bergerak-gerak, membuktikan dia memiliki gin-kang atau ilmu meringankan tubuh yang tinggi, karena kedatangannya saja juga tidak diketahui oleh biruang salju atau burung rajawali putih itu, yang sesungguhnya merupakan dua binatang yang tidak sembarangan.
Biruang salju mengerang menghadapi pemuda bertubuh pendek tersebut.
Sama sekali si pemuda tidak merasa takut melihat gigi-gigi biruang yang runcing, malah dia tertawa. katanya: "Mengapa kalian berhenti bertempur?!"
Di waktu itu si biruang salju merasa tidak senang, karena pemuda yang tampaknya berusia hampir tigapuluh tahun itu, ternyata seperti menganjurkan ingin mengadunya dengan rajawali putih. Dia mengerang sambil menghampiri lebih dekat. Maksud biruang salju tersebut ingin menangkap pemuda itu, dan melemparkannya jauh.
Pemuda itu tetap berdiri di tempatnya tanpa memperlihatkan perasaan takut sedikitpun juga. Dia telah tertawa-tawa melihat kelakuan biruang salju.
Hal ini malah membuat biruang salju itu tambah penasaran. Dia mempercepat langkahnya, dan setelah tiba di depan pemuda tersebut, ke dua tangannya, dengan kuku-kuku jari tangannya yang runcing tajam itu diulurkan kepada si pemuda.
Pemuda pendek itu tertawa, dia berkata tanpa perasaan jeri sedikitpun juga: "Aha, kau hendak main-main dengan Auwyang Phu?"
Sambil bertanya begitu, tubuh si pemuda pendek itu berkelebat, tahu-tahu telah lenyap dari hadapan biruang salju, dan berdiri di tempat lain, terpisah empat tombak lebih. Gesit sekali gerakannya tadi, membuktikan gin-kangnya memang tinggi.
Siapakah pemuda itu? Mendengar dia menyebut namanya sebagai Auwyang Phu, tentu pembaca telah dapat menerkanya siapa adanya pemuda bertubuh pendek tersebut.
Benar! Bahwa dia memang Auwyang Phu, putera Auwyang Hong! Seperti di dalam Kisah Biruang Salju, pemuda ini telah muncul dan bersama ibunya, Cek Tian, telah menimbulkan persoalan yang tidak kurang menariknya.
Dan kini, dalam perjalanan berkelana, dia telah tiba di gunung Heng-san tersebut, di mana kebetulan sekali di saat dia tengah beristirahat di tempat itu didengarnya suara pekik rajawali putih dan mengerangnya biruang salju.
Segera juga hatinya tertarik membuatnya pergi ke arah tempat datangnya suara itu. Dan dia menyaksikan rajawali putih dan biruang salju yang tengah bertempur. Timbul kegembiraannya, terlebih lagi dilihatnya ke dua binatang itu bertempur seperti juga memiliki ilmu silat, gerakan mereka merupakan gerakan yang mengagumkan, seperti dua orang tokoh persilatan yang tengah mengadu ilmu.
Itulah sebabnya Auwyang Phu telah bersorak sambil bertepuk tangan menganjurkan agar ke dua binatang tersebut bertempur terus.
Siapa tahu, justeru biruang salju merasa tidak senang dengan sikap Auwyang Phu, segera juga dia menghampiri buat menghalau pemuda itu, yang semula diduga si biruang salju sebagai pemuda biasa saja dan akan mudah dilontarkannya. Namun setelah gagal buat menjangkau tubuh pemuda itu, barulah biruang salju tersebut sadar, pemuda pendek ini tentunya bukan pemuda sembarangan.
Auwyang Phu sendiri merasa girang dan tertarik hatinya buat main-main dengan biruang salju itu, ketarik sekali dia melihat gerakan biruang salju yang seperti gerakan seorang ahli silat. Dia melambai-lambaikan tangannya, katanya:
YOU ARE READING
Anak Rajawali
PrzygodoweLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia