Jilid 150

415 15 0
                                    

"Krokkk, krokkk!" seperti suara kodok mengerok, mengherankan benar Gorgo San, karena ia tidak mengetahui, entah apa yang hendak dilakukan oleh lawannya yang pendek ini.

Namun belum lagi ia bisa menduganya, di waktu itu, ke dua tangan Auwyang Phu telah didorong ke depan, ke arahnya. Dan hebat sekali, dari ke dua telapak tangan Auwyang Phu meluncur kekuatan tenaga dalam yang luar biasa kuatnya, seakan juga terjangan badai dan gelombang laut yang sangat besar sekali.

Untung saja memang Gorgo San telah memperhatikan gerak gerik lawannya dengan penuh kewaspadaan. Dan ia sejak semula telah menduganya bahwa Auwyang Phu adalah lawan yang berat dan memiliki ilmu yang tinggi.

Dengan demikian, tentunya dia tidak bisa meremehkan dan harus menghadapinya dengan mengeluarkan ilmu andalannya. Dan sekarang dia diserang begitu hebat, karenanya, dia segera juga menghadapinya dengan sebaik mungkin. Dia mengayunkan kipasnya, berusaha menangkis.

Namun Gorgo San jadi kaget. Tubuhnya seperti juga diterjang kekuatan yang tidak terlawan olehnya, hampir saja kuda-kuda ke dua kakinya itu tergempur.

Beruntung dia telah dapat menjejakkan ke dua kakinya, tubuhnya melesat dengan segera ke tengah udara dan dia mengapung begitu menghindar dari rangsekan tenaga pukulan Auwyang Phu, yang tidak lain mempergunakan ilmu pukulan Ho-mo-kang!

Memang Auwyang Phu bertangan telengas sekali. Dia tidak mau memberikan kesempatan sedikitpun juga kepada lawannya, dimana ke dua tangannya telah didorong lagi, disertai dengan suara "Krokkk, krokkk!" seperti kodok.

Serangkum angin yang kuat sekali menerjang, mengincar kepada Gorgo San.

Gorgo San bukan main gusarnya, tapi ia pun menyadari tidak boleh berayal. Seketika tubuhnya telah jungkir balik.

Dia berada di tengah udara, jelas tenaganya tengah kosong, tidak dapat dia menyambuti pukulan lawan yang kuat itu dengan kekerasan, karena pihaknya yang menderita kerugian. Itu pula alasannya mengapa ia lebih sering menghindar saja, dan ke dua kakinya telah hinggap pula di tanah.

Dikala itu terlihat betapa tubuh Auwyang Phu telah menerjang maju lagi. Dia telah menghantam dengan dahsyat kepada lawannya.

Tiga kali dia berhasil menghindar dan setelah itu Gorgo San baru membalas menyerang.

Cara menyerang Gorgo San pun hebat sekali. Karena ia telah beruntun menghantam dengan sampokan kipasnya dan totokan jari tangannya.

Ilmu silat Gorgo San tidak boleh diremehkan, dan Auwyang Phu menyadarinya. Disamping itu, dilihatnya sin-kang Gorgo San pun tidak berada di sebelah bawah kepandaiannya.

Setelah bertempur puluhan jurus, mereka tetap berimbang, belum ada yang terdesak atau jatuh di bawah angin.

Diam-diam Gorgo San jadi heran juga melihat lawannya yang bentuk tubuhnya begitu pendek, ternyata memiliki kepandaian yang tinggi seperti ini.

Ia pernah mendengar cerita dari gurunya bahwa di daratan Tiong-goan ini memang terdapat semacam ilmu yang aneh, yaitu ilmu Kodok, Ha-mo-kang, milik Auwyang Hong. Dan tampaknya Auwyang Phu ini memang mempergunakan ilmu Ha-mo-kang tersebut, karena setiap kali ia menyerang, tentu dari mulutnya mengeluarkan suara "krokk, krokk", seperti juga suara seekor kodok.

Di waktu itu tampak Gorgo San mulai memperhitungkan setiap gerakan dan serangan balasannya, karena ia menduga tentunya orang ini masih memiliki hubungan dengan Auwyang Hong. Terlebih lagi memang tadi didengarnya orang bertubuh pendek ini she Auwyang, maka dia telah memperhatikan dengan cermat setiap cara menyerang dari Auwyang Phu.

Dia sangat cerdas. Setelah lewat lagi beberapa puluh jurus Gorgo San mulai dapat menangkap kelemahan dari lawannya. Ia melihat setiap kali berjonggok, Auwyang Phu tentu akan mendorong ke dua tangannya itu dengan serentak.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now