Jilid 55

555 22 0
                                    

"Beruntung aku belum mempelajari begitu mendalam, sehingga aku segera bisa membuang seluruh jurus yang pernah kupelajari itu, dengan demikian, aku bisa, memelihara jiwaku ini yang hanya sepotong belaka. Kalau tidak, tentu aku telah terbinasa oleh latihan celaka tersebut!

"Tiat To Hoat-ong sendiri memiliki maksud tertentu dengan memberikan latihan ilmu Sobocnya itu, di mana ia bermaksud agar pasukan khususnya memang memiliki kepandaian yang bisa diandalkan. Tetapi sayangnya ia tidak mau membuka seluruh rahasia ilmunya tersebut, sehingga terjadi malapetaka ini.....

"Dan bukan hanya aku seorang diri yang bercacad seperti ini, masih ada beberapa orang rekanku yang lainnya, yang juga bercacad seperti aku. Malah ada yang lebih berat lagi, mereka tidak keburu mencegah dan menghentikan latihan tersebut.

"Mereka menyadari kesesatan mereka setelah terlanjur, sehingga bukan saja sepasang kaki mereka saja yang lumpuh, malah sepasang tangan mereka juga lumpuh. Malah, ada beberapa orang di antara mereka telah terbinasa karena latihan ilmu Soboc ini.....!"

Setelah bercerita sampai di situ, Bun Kie Lin menghela napas beberapa kali. Tampaknya pengalamannya yang pernah mempelajari ilmu Soboc dan sampai membuat dia bercacat benar-benar merupakan hal yang sangat mendukakannya.

Yo Him juga telah mengangguk-angguk beberapa kali.

"Sempat beberapa kali Boanpwe menyaksikan ilmu Soboc itu, memang merupakan ilmu yang cukup mengerikan akan kehebatannya, dan ilmu itu agak sesat.....!" kata Yo Him.

Karena dia teringat betapa Tiat To Hoat-ong pernah saling mengadu ilmu dengan Swat Tocu, di mana Swat Tocu mempergunakan ilmu Inti Esnya, sedangkan Tiat To Hoat-ong mempergunakan ilmu Sobocnya. Tetapi kesudahannya Swat Tocu memang masih menang satu tingkat dibandingkan dengan Tiat To Hoat-ong.

Sasana sendiri telah berkata: "Memang Tiat To Hoat-ong memiliki ilmu Soboc yang cukup mengejutkan. Ayahku sendiri dulu seringkali memuji-muji bahwa ilmu Soboc yang dimiliki Tiat To Hoat-ong merupakan ilmu yang hebat, dan ayah memang sempat semasa hidupnya berusaha mencarikan ilmu tandingannya, karena almarhum ayahku pernah jnga mengetahui akan maksud-maksud tidak baik dari Tiat To Hoat-ong.

Hanya saja, ayahku tidak menyangka bahwa Tiat To Hoat-ong ternyata memiliki maksud yang lebih jahat dari apa yang diduganya, di mana Tiat To Hoat-ong berusaha mempengaruhi Kaisar dan memfitnah ayahku. Dengan begitu, terakhir ayah menemui kematian dengan cara yang sangat menyedihkan dan penasaran sekali.....!"

Bun Kie Lin mengangguk-angguk.

"Mengenai nasib malang yang dialami pangeran Ghalik memang pernah juga kudengar.....!" kata Bun Kie Lin kemudian. "Sayangnya pangeran Ghalik tidak mau mengambil tindakan tegas, buat menumpas Tiat To Hoat-ong dan kemudian membersihkan diri dihadapan Kaisar. Dengan mempergunakan kesempatan itulah telah membuat Tiat To Hoat-ong semakin leluasa memfitnah ayahmu, kuncu.....!"

Yo Him cepat-cepat memotong, katanya: "Urusan yang telah lalu tidak perlu kita bicarakan terlalu berlarut-larut lagi, karena jika tokh kita membicarakannya sampai mendetail, tokh tidak ada gunanya lagi.....!"

Bun Kie Lin mengangguk membenarkan, dan dia telah bicara pada Sasana, katanya: "Dan sekarang Kuncu telah hidup bahagia dengan Yo Kongcu, apakah kalian telah memperoleh anak?!"

Sasana menggeleng.

"Belum.....!" sahutnya. "Sesungguhnya..... sesungguhnya, kami ingin merindukan sekali anak.....!"

Yo Him telah berkata dengan suara yang bergurau: "Sesungguhnya, kami seharusnya telah memiliki beberapa orang anak. Hanya saja sayangnya justeru bahwa Sasana belum bermaksud ingin punya anak. Ia kuatir dirinya cepat menjadi tua.....!"

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now