Setelah berlari tidak lama, karena mereka berlari pesat sekali seperti itu, maka mereka telah tiba di pintu kota Lam-yang. Banyak orang yang memandangi mereka dengan sorot mata heran mengandung kagum karena gin-kang mereka yang menakjubkan, tapi kedua orang itu tidak acuh. Cuma saja, begitu memasuki kota Lam-yang, mereka segera berjalan biasa, karena keadaan sangat ramai, tidak leluasa buat mereka berlari terlalu cepat.
Mereka adalah dua orang berpakaian seragam sebagai tentara kerajaan dengan pangkat mereka sedikitnya sebagai perwira tinggi. Wajah mereka angker dan ke duanya memelihara berewokan yang tebal. Cuma perbedaannya, yang seorang bertubuh tinggi tegap, sedangkan yang seorang jauh lebih gemuk, walaupun gerakannya tetap sama lincahnya seperti kawannya yang seorang itu.
Mereka memandang sekeliling Lam-yang, lalu yang bertubuh tinggi tegap itu bilang, "Memang tidak salah pepatah tua yang menyatakan. Dengan selaksa renceng uang melibat pinggang, jangan kuatir kekurangan kegembiraan dan kenangan di Lam-yang!"
Kota ini dalam beberapa tahun saja telah mengalami banyak kemajuan, telah menjadi kota yang sangat ramai dengan gedungnya yang bertingkat.
"Ya!" menyahuti kawannya. "Cing Toako, tampaknya kita akan menghadapi cukup banyak lawan tangguh. Mulai sekarang kita harus berwaspada, karena jika sampai tugas kita ini bocor, niscaya kita akan menghadapi kesulitan yang lebih besar......"
"Hemmm, tetapi biarpun bagaimana banyak lawan kita, semua itu tidak akan menimbulkan kesulitan bagi kita! Percuma kita menjabat sebagai Komandan Gie-lim-kun dan Komandan Kim-ie-wie!"
Kawannya tertawa.
"Ya, memang sikap berhati-hati tidak ada salahnya. Apa jeleknya kita berwaspada, terlebih lagi kitapun mengetahui lawan-lawan kita bukanlah lawan yang ringan."
Orang yang bertubuh tinggi menggepris baju dari debu, kemudian katanya: "Baiklah Kang Laote...... jika memang demikian, tentu urusan soal kewaspadaan menghadapi lingkungan engkau memang lebih pandai, karena selama ini engkau yang menjabat sebagai Komandan Gie-lim-kun (pasukan pribadi Kaisar), lebih banyak mengatur segala sesuatu tentang keselamatannya Kaisar kita, yang jika Kaisar pergi pesiar, engkau yang harus mengatur penjagaan dan pengawasan yang ketat di seluruh penjuru tempat! Sedangkan aku sebagai Komandan pasukan Kim-ie-wie (Pasukan baju sulam emas hanya khusus menjaga keamanan istana!"
Kawannya tertawa, dan mereka melanjutkan perjalanan menyusuri jalan raya, di mana cukup banyak perwira atau tentara kerajaan Boan-ciu yang berkeliaran. Tetapi pakaian seragam mereka yang mewah sebagai perwira, tentu saja membuat semua orang tertarik dan terlebih lagi sikap dan wajah mereka gagah, angker sekali penuh wibawa.
Waktu ke dua perwira tinggi kerajaan itu memasuki sebuah rumah penginapan, mereka disambut pelayan dengan sikap hormat sekali sampai tubuhnya terbungkuk-bungkuk.
"Silahkan masuk Tayjin, silahkan! Kami akan mempersiapkan kamar terbaik buat jie- wie Tayjin.....!" kata pelayan itu hormat sekali.
Sedangkan ke dua perwira tinggi itu hanya mendengus, "Hemm!" saja dan terus masuk.
Pelayan itu dan beberapa orang pegawai rumah penginapan bekerja cepat menghormati ke dua tamu agung mereka ini, dan memherikan kamar yang benar-benar bersih dan besar, merupakan kamar utama di rumah penginapan tersebut.
Namun ke dua orang perwira kerajaan yang duduk di sebuah meja penuh hidangan, beristirahat sambil mengobrol dan tertawa-tawa tidak mengacuhkan sekeliling mereka.
Sesungguhnya, memang ke dua perwira tinggi kerajaan ini adalah Komandan Gie-lim-kun dan Komandan Kim-ie-wie, yang tengah melakukan tugas yang cukup penting dari Kaisar. Yang bertubuh tinggi besar tegap itu adalah Komandan Kim-ie-wie, pasukan istana berbaju sulam emas.

ANDA SEDANG MEMBACA
Anak Rajawali
AventuraLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia