Jilid 46

818 21 0
                                    

Cepat-cepat Yo Him mengurangi tenaga serangannya itu, dia menarik pulang sebagian besar tenaganya sehingga cengkeramannya itu tidak terlalu hebat, segera juga Yo Him telah mencengkeram baju Bun Kie Lin. Dia menghentaknya.

Namun Bun Kie Lin rupanya benar-benar telah nekad, karena dia membiarkan saja tanpa ada perlawanan, dia telah meneruskan pekerjaannya menguruti jalan darah-jalan darah di tubuh Hok An.

Dan dengan demikian, waktu Yo Him menariknya, tubuh Bun Kie Lin tertarik ke belakang.

Yo Him jadi tidak tega. Jika dia menarik sedikit lagi, Bun Kie Lin akan terjengkang. Tentu ini akan membuat hati Yo Him tidak enak, sebab sikap mencegahnya hanyalah disebabkan dia ingin memancing adat aneh orang ini belaka. Dan sebenar-benarnya malah dia mengharapkan sekali pertolongan atas pengobatan di diri Hok An.

Cepat-cepat Yo Him melepaskan cengkeramannya, dia melompat beberapa tombak, kemudian bentaknya:

"Kau berdirilah, marilah kita main-main seratus jurus! Aku tidak akan bertindak sepengecut itu, menyerang orang yang tidak melawan!"

Bun Kie Lin hanya melirik, katanya dengan suara menggumam, "Aku tidak sempat melayani dirimu, aku tengah mengobati kawanmu ini. Jika aku telah selesai, maka kalau kau masih ingin main-main denganku, aku akan melayaninya.....!"

Sambil menggumam seperti itu, tampak Bun Kie Lin terus juga mengurut dengan urutan yang teratur, sama sekali dia tidak memperlihatkan sikap kuatir dirinya akan diterjang dan dihantam oleh Yo Him.

Sedangkan Yo Him memang sengaja mencari-cari alasan, agar ia bisa berhenti menerjang pada Bun Kie Lin, karena itu, sengaja menonjolkan tentang kesatriaan, dan juga kegagahan yang tidak akan menyerang seseorang yang tidak melawan. Katanya:

"Hemmm, engkau lancang sekali mencoba mengobati kawanku itu! Tentu kawanku itu bukannya sembuh, malah akan bertambah celaka! Karena itu, setelah engkau mengobati kawanku itu hemm, hemmm, aku akan membuat engkau bercacad!

"Tetapi aku tidak menginginkan engkau ini menerima seranganku dengan berdiam diri tanpa memberikan perlawanan. Itulah yang tidak kuinginkan. Maka, jika memang engkau mau untuk main-main seratus jurus denganku, mari, ke marilah.....!"

Tetapi Bun Kie Lin tidak memperdulikannya, terus juga dia telah mengobati dengan cara mengurut sekujur tubuh dari Hok An.

Di waktu itu Yo Him juga berdiam diri, karena dia memang ingin sekali membiarkan dan memberikan kesempatan kepada Bun Kie Lin buat mengobati Hok An. Kata-katanya tadi hanya sebagai alasan buat memancing adat anehnya orang she Bun tersebut. Ternyata siasatnya itu berhasil, sehingga dia bisa membiarkan Bun Kie Lin mengobati Hok An.

Setelah lewat sekian lama, rupanya Bun Kie Lin sangat letih sekali, keringat telah mengucur deras dari kening, muka dan tubuhnya.

Sasana dan Giok Hoa telah menghampiri Yo Him, berdiri di samping Yo Him. Hati mereka girang sekali.

Sedangkan Ho Sin-se hanya mengawasi cara pengobatan yang tengah dilakukan oleh Bun Kie Lin, dia tertarik sekali, karena diam-diam, dia telah mengingatnya cara mengurut tersebut, yang akan dipraktekkannya kelak kepada pasien-pasiennya penduduk kampung di mana dia tinggal.

Dengan begitu, menurut Ho Sin-se, inilah suatu keberuntungannya, karena dia telah berhasil untuk menyaksikan cara pengobatan dengan mengurut seperti itu. Dan juga dilihatnya betapapun juga memang Bun Kie Lin memiliki kepandaian yang luar biasa dalam hal pengobatan.

Tubuh Hok An yang semula membengkak itu berangsur-angsur mulai mengempis kembali. Dan juga terlihat Hok An mulai pulih kesehatannya. Penderitaannya berkurang. Dia sudah tidak mengigau dan merintih kesakitan lagi. Mukanya yang semula membengkak besar itu berangsur-angsur mengempis dan warna memerah mulai tampak di pipinya.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now