Namun untuk herannya, waktu pukulan Hek-siang-sat hampir mengenai dada burung rajawali putih itu, dengan gerakan yang aneh sekali seperti juga gerakan seekor ular yang berlenggang lenggok dan melejit ke samping, cepat sekali burung rajawali itu telah dapat menghindar dari terjangan tenaga pukulan Hek-siang-sat.
Dengan demikian, gagallah serangan yang dilakukan Hek-pek-siang-sat.
Dan burung rajawali itu telah bergerak lincah sekali. Begitu dia bisa berkelit dari angin serangan Hek-siang-sat, cepat sekali dia telah menyambar ke arah batok kepala Hek-siang-sat, yang hendak dipatuknya dengan paruhnya.
Gerakan burung rajawali yang demikian aneh membuat Hek-siang-sat jadi mengeluarkan seruan heran. Namun seketika terbangun semangatnya, dia jadi sangat tertarik sekali dan semakin bersemangat untuk main-main dengan burung rajawali putih itu.
Dalam keadaan demikianlah Hek-siang-sat juga telah menghantam lagi beberapa kali.
Namun burung rajawali itu telah dapat menghindar dengan gerakan tubuh yang meliuk-liuk. Dan juga setiap kali dia berkelit, tentu sayapnya akan mengibas, menimbulkan sambaran angin yang gemuruh dahsyat sekali.
Hek-siang-sat yang melihat keadaan seperti bukannya menjadi jeri, malah jadi semakin tertarik dan gembira. Tubuhnya telah melompat ke sana ke mari untuk membingungkan burung rajawali itu, tangannya juga tidak tinggal diam. Dia telah menyerang kepada burung rajawali putih itu berulang kali, dengan maksud jika pukulannya itu sekali saja mengenai sasarannya, niscaya akan menyebabkan burung rajawali putih itu akan luka berat.
Namun benar-benar burung rajawali putih yang tengah mereka hadapi ini merupakan seekor burung rajawali yang luar biasa sekali. Karena setiap hantaman dan pukulan telapak tangan Hek-siang-sat, yang sesungguhnya sangat kuat dan hebat itu masih dapat dielakkannya dengan gerakan tubuh aneh seperti gerakan seekor ular.
Dan dengan demikian, disamping heran, tentu saja Hek-siang-sat semakin penasaran. Jangan kata seekor burung rajawali, sedangkan tokoh rimba persilatan saja yang memiliki kepandaian tinggi, belum tentu dapat menghadapi serangan Hek-siang-sat.
Tetapi burung rajawali putih ini justeru tampaknya begitu mudah selalu memunahkan tenaga serangan dari Hek-siang-sat. Berkelit ke sana ke mari dengan tubuh yang seperti dapat meliuk-liuk.
Waktu itu padahal Pek-siang-sat masih duduk di punggungnya, dengan mengempitkan ke dua tangannya pada batang leher burung rajawali tersebut. Tetapi burung rajawali itu seperti tidak memperdulikan sikap dan perlakuan dari Pek-siang-sat.
Dia seperti juga tidak memperdulikan betapa ke dua tangan Pek-siang-sat telah melingkari lehernya begita kuat. Dia menerjang terus Hek-siang-sat.
Malah suatu waktu, ketika dilihatnya Hek-siang-sat tengah melompat jauh dari dirinya, cepat sekali burung rajawali putih itu telah meluncur turun dengan pesat. Tahu-tahu dia telah memutar tubuhnya, sepasang kakinya menghadap ke langit, begitu juga dengan perutnya.
Dengan demikian, waktu akan menghantam tanah punggungnya itulah yang akan menubruk bumi. Berarti burung rajawali ini hendak membenturkan tubuh Pek-siang-sat pada tanah dengan keras.
Sedangkan Pek-siang-sat yang merasakan tahu-tahu tubuh rajawali itu telah berputar, dia jadi kaget. Namun Pek-siang-sat tidak menjadi gugup, dan dia segera melepaskan kempitan sepasang tangannya pada leher burung rajawali itu, kemudian telah melesat cepat sekali, sehingga dia bisa meloloskan diri dari bantingan burung rajawali itu.
Ketika Pek-siang-sat telah meninggalkan punggungnya dengan melompat menjauhi diri dan juga merasakan punggungnya ringan disamping lehernya telah terbebas tidak dikempit terus oleh Pek-siang-sat, maka burung rajawali itu membatalkan menumbukkan punggungnya pada tanah. Segera juga dia telah terbang menukik naik lagi dengan cepat, luar biasa, tubuhnya telah mengangkasa lagi sambil mengeluarkan suara pekikan yang sangat nyaring sekali.
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AbenteuerLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia