Jilid 41

783 22 0
                                    

Kali ini Yo Him tidak memanggul tubuh Hok An, karena luka-luka Hok An tampaknya semakin parah, juga tubuhnya semakin membengkak. Jika ia memanggulnya, tentu Hok An akan menderita sekali, malah Yo Him kuatir akan membuat luka Hok An tergesek-gesek oleh pakaiannya sehingga menambah luka itu semakin berat dan parah.

Sedangkan Sasana telah bantu mengangkat sepasang kakinya Giok Hoa, tangan kirinya, Ho Sin-se tangan kanannya, dan Yo Him mengangkat kepala sampai ke leher.

Mereka telah melakukan perjalanan yang tidak terlalu cepat. Sedangkan di atas mereka, terbang rajawali putih, sekali-kali terdengar suara pekiknya yang panjang, tampaknya burung rajawali itu ikut berduka.

Ia seperti juga mengetahui bahwa majikannya itu tengah mengalami luka yang berat sekali, di mana jiwanya tengah terancam. Maka telah membuat burung rajawali itu yang memiliki perasaan sangat tajam, berulang kali mengeluarkan suara pekiknya, seperti juga dia itu ikut berduka.

Tampak Yo Him sudah tidak sabar. Berulang kali dia bertanya kepada Ho Sin-se, apakah tempat dari orang yang mereka cari itu masih jauh.

Ho Sin-se berulang kali mengatakan bahwa mereka akan segera tiba. Tidak lama setelah mereka melakukan perjalanan lagi, memang mereka telah tiba di dekat sebuah tebing yang tinggi sekali. Pada tebing itu tampak sebuah goa yang cukup besar, mungkin dapat masuk dua orang dewasa, karena bentuk goa yang melebar ke samping.

"Itulah tempat kediaman dari orang yang kumaksudkan!" kata Ho Sin-se sambil menunjuk goa itu. Kemudian dengan wajah ragu-ragu dia telah bilang: "Aku..... aku harus segera meninggalkan tempat ini.....!"

Tetapi Yo Him menggeleng.

"Jangan..... kau harus menemani kami dulu sampai kami bertemu dengan orang itu. Jika memang kau meninggalkan kami, bagaimana mungkin kami mengetahui orang yang mana yang dimaksudkan olehmu, jangan-jangan nanti kami hanya dapat bertemu dengan orang yang bukan kami maksudkan itu.....!"

Ho Sin-se walaupun merasa ngeri, berada di tempat itu, tokh diapun tidak berani membantah permintaan Yo Him, dia telah mengiyakan dan tidak jadi meninggalkan tempat tersebut.

Dengan hati-hati mereka meletakkan Hok An di bawah sebungkah batu. Sedangkan Yo Him menghampiri mulut goa, dia merangkapkan sepasang tangannya, katanya: "Boanpwee Yo Him datang menghunjuk hormat..... harap Locianpwe mau menerima kedatangan kami.....!"

Sunyi, tidak terdengar suara sahutan dari dalam goa itu.

Yo Him mengulangi lagi sampai dua kali dan tetap tidak memperoleh jawaban. Hal ini membuat Yo Him harus dapat menahan diri, dia telah dua kali berkata dengan suara yang nyaring, sampai akhirnya dia habis sabar.

"Jika memang Locianpwe tidak mau menerima kunjungan kami, biarlah boanpwe bertindak agak kurang ajar dan akan masuk menghadap kepada Locianpwe. Maafkanlah kelancangan Boanpwe!"

Setelah berkata begitu Yo Him menjejakkan kakinya, tubuhnya melesat akan melompat masuk ke dalam goa itu.

Akan tetapi, Yo Him jadi kaget. Dari dalam goa itu, yang gelap gulita, tampak melesat beberapa titik sinar putih yang berkilauan menyambar kepadanya, pada beberapa jalan darah terpenting di tubuhnya. Waktu itu Yo Him tengah berada di tengah udara dengan ke dua kaki tidak menginjak bumi, sehingga dia tidak bisa untuk berkelit.

Yo Him masih dapat menggerakkan tangannya, mengibas senjata rahasia yang menyambar kepadanya, membuat senjata-senjata rahasia itu telah terpental dan kemudian mencong arahnya menancap dalam sekali di dinding goa itu.

Hal ini mengejutkan Yo Him, sebab dilihatnya bahwa tenaga timpukan senjata rahasia tersebut kuat sekali, sehingga dapat menembusi dinding itu. Dengan demikian tentunya orang yang telah melontarkan senjata rahasia itu memiliki kekuatan tenaga dalam yang tangguh sekali.

Anak RajawaliTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang