Jilid 174

505 17 0
                                        

Kam Lian Cu berulang kali menjerit untuk memancing perhatian kera tersebut.

Tapi kera itu tidak mau menoleh lagi kepadanya, asyik tengah mempermainkan Ko Tie yang dilontarkan ke tengah udara terbanting di tanah berulang kali pula.

Kam Lian Cu jadi bingung bukan main. Dia menyesal tubuhnya dalam keadaan tertotok tidak bisa bergerak.

Jika saja dia tidak dalam keadaan tertotok, niscaya dia bisa menghadapi kera itu dengan sebaik-baiknya. Justeru dia tengah tertotok, membuatnya tidak berdaya untuk menolongi Ko Tie.

Ko Tie merasakan pandangan matanya gelap ketika pada kelima kalinya ia dibanting di tanah oleh lontaran yang kuat dari Kim Go, dia mengeluh.

Dan di waktu itu, ia pun telah merasakan jantungnya seperti berdegup sangat keras. Ia hampir tidak sadarkan diri, masih sempat didengarnya pekik Kim Go yang sangat keras sekali.

Dikala itu, Kim Go tak mengangkat tubuhnya tidak melontarkan lagi. Cuma tangan kanan nya, yang panjang dan berbulu itu meluncur menghantam sangat kuat dada Ko Tie.

"Bukk......!" Dunia seperti terbalik. Ko Tie merasakan sakit yang tidak kepalang, dan dia pingsan tidak sadarkan diri.

Kam Lian Cu mengeluarkan jeritan kaget dan berkuatir sekali terhadap nasib Ko Tie.

Kim Go mengeluarkan seruan yang aneh, dia telah duduk disamping Ko Tie. Sepasang tangannya yang panjang itu digerakkan berulang kali, terdengar suara:

"Bukk, bukk, bukk!"

Kam Lian Cu memandang dengan sepasang mata terpentang lebar-lebar, karena dia menyaksikan bagaimana sepasang tangan Kim Go telah berulang kali menghantam dada Ko Tie.

Ko Tie sendiri tidak sadarkan diri, dalam keadaan pingsan dia tidak merasakan siksaan itu.

Hanya Kam Lian Cu yang justeru jadi seperti merasakan sakit bukan main. Setiap kali tangan Kim Go menghantam dada Ko Tie, karena suara pukulan itu sangat nyaring sekali.

Kim Go telah memukul terus, sampat akhirnya dia mengeluarkan suara puas.

Kam Lian Cu melompat berdiri, dan sekarang melompat-lompat menghampirinya.

Hati Kam Lian Cu berdebar, karena ia menduga tentunya Kim Go akan menyiksa dirinya, sama halnya seperti ia menyiksa Ko Tie tadi.

Kim Go telah berada di dekatnya. Matanya mengerikan sekali. Sepasang tangannya yang sangat panjang itu terjuntai turun ke bawah mendekat tanah.

Kam Lian Cu mengeluh.

Kalau saja dia tidak dalam keadaan tertotok seperti saat itu, tentu si gadis akan dapat memberikan perlawanan dan melumpuhkan kera itu.

Cuma saja sekarang dia dalam keadaan tertotok. Jangankan memberikan perlawanan kepada kera itu, sedangkan untuk menggerakkan tubuhnya saja dia tidak dapat.

Dan Kam Lian Cu cuma bisa pasrah untuk menyerahkan nasibnya belaka di mana iapun akan menjadi permainan dari kera itu.

Kim Go berdiri beberapa saat di dekat Kam Lian Cu. Mulutnya tidak hentinya mengeluarkan suara aneh yang perlahan. Sikapnya seperti tengah kegirangan, seperti memperoleh sesuatu yang sangat menarik dan memuaskan hatinya.

Kemudian Kim Go malah duduk di samping Kam Lian Cu. Dia mengawasi terus seakan juga ia tengah menghadapi barang yang aneh baginya, tapi juga sangat menggembirakan hatinya. Napasnya juga mendengus agak nyaring, membuat Kam Lian Cu bartambah ngeri saja.

Sepasang tangan Kim Go tahu-tahu telah diulurkan ke dada Kam Lian Cu. Sikapnya benar-benar seperti seorang laki-laki ceriwis yang melihat gadis cantik.

Anak RajawaliTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang