Setiap kali tubuhnya telah melompat ke kiri menerkam, jika gagal, cepat luar biasa tanpa memutar tubuh dia menerkam ke kanan. Dengan demikian, dia seperti juga seorang jago silat yang tengah bertempur hebat dengan seorang lawannya. Karenanya, telah membuat Auwyang Phu tidak bisa memandang ringan juga.
Hati kecil Auwyang Phu diliputi tanda tanya dan perasaan heran, karena biar bagaimana dia heran juga, melihat biruang salju dan rajawali putih itu dapat bertempur dengan segesit itu. Malah gerakan mereka semuanya merupakan gerakan-gerakan silat, langkah kaki mereka menurut peraturan ilmu silat yang memiliki kelihayan menakjubkan.
Dikala itulah, Auwyang Phu sambil mengawasi cara bertempur biruang salju tersebut dia pun melihat-lihat di mana kelemahan dari binatang itu, di samping diapun sekali-kali sibuk harus melayani sambaran rajawali putih.
Setelah menyaksikan sekian lama lagi, tiba-tiba Auwyang Phu melompat cukup tinggi. Waktu dia meluncur turun, bukan dengan kedua kaki dulu, tetapi dengan kepalanya, yang hinggap di atas tanah dan berputaran cepat sekali. Ke dua tangannya segera bergerak-gerak menghantam bagian bawah biruang salju itu, sepasang kakinya juga sekali-sekali mengancam dengan tendangan yang kuat sekali.
Biruang salju itu jadi bingung menghadapi cara bertempur lawannya. Tidak biasanya dia memperoleh lawan yang main di bawah seperti Auwyang Phu, yang tubuhnya bisa terbalik seperti itu, malah kepandaian Auwyang Phu pun memang sangat tinggi!
Karena dari itu biruang salju tersebut jadi sibuk melindungi sepasang kakinya, walaupun dua kali kena disapu, satu kali dia rubuh terguling karena sapuan tangan Auwyang Phu pada kakinya. Sedangkan satu kali dia hanya terhuyung.
Dengan demikian membuat biruang salju itu lebih hati-hati. Sementara ini dia hanya main mundur mengelakkan diri belaka.
Rajawali putih itu tidak kurang dari herannya melihat cara bertempur Auwyang Phu yang kepalanya berada di bawah dan sepasang kakinya di atas. Dengan cara demikian, cara yang tidak biasa mereka hadapi, membuat rajawali putih itu agak bingung juga.
Namun karena melihat biruang salju itu terdesak dan main mundur tidak berdaya buat balas menyerang, rajawali putih itu berulang kali menukik dan menyerang. Ke dua sayapnya semakin gencar buat menyampok kepada Auwyang Phu.
Cuma saja Auwyang Phu benar-benar liehay, walaupun dia dalam keadaan jungkir balik seperti itu,di mana kepala di bawah dan sepasang kaki di atas, namun dia masih bisa menyerang ke atas. Kedua tangannya dengan mempergunakan Ha-mo-kang telah menyerang bertubi-tubi kepada rajawali putih tersebut, sehingga membuat bulu sayap dari burung rajawali putih tersebut rontok dan banyak yang terlepas jatuh ke atas tanah!
Begitulah, seorang manusia dikeroyok oleh dua binatang yang berlainan jenis itu, seekor biruang dan seekor rajawali putih, mereka bertempur begitu hebat. Dengan demikian membuat Auwyang Phu sendiri sebetulnya merasa mendongkol, di mana dia belum lagi bisa merubuhkan ke dua orang "lawan"nya yang luar biasa ini.
Tidak biasanya Auwyang Phu mengalami kesulitan merubuhkan lawannya. Terlebih lagi jika hanya menghadapi binatang buas.
Seekor harimau saja bisa dirubuhkannya dengan mudah, sekali menghantam kepala harimau itu akan hancur dan mati. Tetapi sekarang menghadapi seekor biruang salju dan burung rajawali itu, dia seperti mati kutu. Walaupun dia tidak bisa dirubuhkan juga oleh ke dua ekor binatang itu, dia sendiri juga tidak bisa merubuhkan lawannya!
Padahal, jika menghampiri jago-jago rimba persilatan yang memiliki kepandaian tinggi, Auwyang Phu jarang memperoleh kesulitan, dan dia selalu dapat merubuhkan lawannya dengan mudah. Hanya saja, sekarang dia jadi tidak berdaya buat menyudahi pertempuran itu secepat mungkin, membuat benar-benar jadi penasaran sekali, sampai dia berjingkrak berdiri dengan ke dua kakinya lagi. Dia telah menghantam berulang kali dengan telapak tangannya yang disertai dengan sin-kangnya yang sangat kuat.
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia