Ko Tie menggeleng,
"Tadi ada orang jahat........!" menyahuti pemuda ini.
"Ada penjahat, Kongcu...... ooohhh, apakah engkau tidak apa-apa?! Mana penjahatnya?!" tanya pelayan itu gugup sekali dan memandang sekitarnya.
"Aku tidak apa-apa. Penjahat itu telah melarikan diri!" menjelaskan Ko Tie.
Lalu bersama Giok Hoa, Ko Tie telah kembali ke dalam kamarnya. Di dalam kamar segera juga Ko Tie bilang:
"Seperti engkau telah ketahui, justeru yang mengintai kita bukan pelayan rumah penginapan ini, tapi justeru pendeta keparat itu...... dan juga, kita cuma salah lihat dan menduga saja tentang para pelayan itu. Karenanya, kita tidak bisa mencurigai mereka lebih jauh. Mungkin memang tampang mereka saja seperti manusia jahat tapi hati mereka bersih......!"
Giok Hoa juga tampaknya bingung, dia bilang, "Kalau begitu sosok tubuh yang berkelebat lenyap waktu engkau mengejarnya itu, adalah si kepala gundul itu juga?!"
Ko Tie mengangguk.
"Kukira memang begitu, karena waktu itu aku melihat sosok tubuh itu mengenakan baju warna kuning. Tapi aku tidak sampai pikir pada pendeta keparat tersebut......!"
Sambil berkata begitu, segera juga terlihat betapapun juga, Ko Tie dan Giok Hoa memang harus bersikap jauh lebih waspada. Karena sewaktu-waktu musuh bisa saja muncul untuk membinasakan mereka, atau setidak-tidaknya mencelakai mereka.
Dikala itu terlihat Ko Tie telah mengajak Giok Hoa untuk keluar dari rumah penginapan. Dan mereka pergi menikmati keindahan kota tersebut. Walaupun merupakan sebuah kota yang kecil, menjelang malam kota ini memiliki keindahan yang menakjubkan, dengan rembulan yang tergantung di langit.
Setelah mereka berdua merasa mengantuk, juga selama mengelilingi kota tidak ketemu dengan jejak si pendeta Kiang-lung Hweshio. Dengan demikian tentu saja telah membuat mereka menduga bahwa Kiang-lung Hweshio mungkin sudah angkat kaki dari kota ini.
"Tidak mungkin!" bantah Giok Hoa waktu Ko Tie mengemukakan perkiraannya itu. "Dia sengaja mengikuti kita, berapa jauh dia telah mengikuti kita tanpa kita sendiri mengetahuinya, karena, sekarang tidak mungkin dia menyingkirkan diri. Dia tentu bersembunyi di sebuah tempat."
Ko Tie ragu-ragu, tapi berpikir. Tentunya memang apa yang dikatakan Giok Hoa tidak terlalu salah.
"Kalau begitu kita nantikan saja apa yang hendak dilakukan si kerbau gundul itu!" kata Ko Tie yang jadi sengit sendirinya.
Giok Hoa mengangguk.
"Ya, kita yang terpenting berwaspada, lalu mencoba untuk dapat memancing si kepala gundul itu keluar dari tempat persembunyiannya. Di waktu itulah kita tidak boleh membiarkan ia meloloskan diri lagi.......!" kata si gadis.
Ko Tie setuju, dan mereka kembali ke rumah penginapan.
Tapi waktu mereka masuk ke dalam kamar, ke duanya jadi kaget. Karena barang mereka telah acak-acakan, dan buntalan mereka terbuka dengan isinya yang berantakan.
Tentu saja hat ini membuat Ko Tie dari Giok Hoa buat sejenak memandang tertegun, karena mereka segera mengetahui tentu ada orang yang memasuki kamar mereka.
Dan baru saja mereka hendak memanggil pelayan, justeru di waktu itu tampak daun jendela telah terbuka lebar-lebar.
Seketika itu juga Ko Tie dan Giok Hoa menduga, tentunya juga yang telah memasuki kamar mereka dengan membongkar jendela adalah si pendeta Kiang-lung Hweshio. Bukan main gusarnya Ko Tie dan Giok Hoa.
Mereka telah memandang dengan sinar mata yang mengandung kemarahan kepada barang-barang mereka yang berantakan itu. Namun setelah mereka membereskan barang itu, tidak ada satupun yang lenyap.
![](https://img.wattpad.com/cover/119954152-288-k140091.jpg)
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia