Jilid 89

751 26 0
                                    

Jika angin serangan dari seorang lawan di rimba persilatan, tentu akan menghantam lurus dan menerjang kepada lawan dengan langsung,

Namun apa yang dilakukan oleh Siauw Kwie ternyata berbeda sekali dari kebiasaan itu.

Waktu Siauw Kwie mendorong dengan ke dua telapak tangannya itu, maka tenaga yang menyambar kepada Guru Giok Hoa tidak langsung.

Tenaga itu meliuk-liuk seperti juga gerakan seekor ular, tenaga serangan itu seperti lemas dapat berobah arah sasarannya.

Karena dari itu, dengan anehnya cara penyerangan tersebut, pihak lawan sementara tidak bisa mengetahui ke arah mana sesungguhnya yang diincar sebagai sasaran, karena bisa sebelah kiri, atau bisa juga samping kanan.

Dan tenaga itu tentu saja tidak bisa diperhitungkan keras dan lemahnya, berapa kuatnya karena justru sambaran dari tenaga serangan yang meliuk seperti itu telah mengaburkan dugaan untuk memperkirakan berapa kuatkah tenaga serangan tersebut.

Dalam keadaan seperti inilah, guru Giok Hoa yang walaupun heran, tidak mau bergerak sembarangan. Karena tenaga serangan itu bergelombang, maka dia berdiri tegak di tempatnya. Hanya saja dia telah bersiap-siap dengan satu jurus ilmu pukulan Kauw-bok-pay yang dipergunakannya menghadapi jurus-jurus lawannya yang luar biasa anehnya ini.

Ketika merasakan tekanan tenaga serangan itu telah dekat dan kuat, tahu-tahu guru Giok Hoa telah berputar, dan tangannya telah meraba pinggangnya, dia telah melepaskan ikat pinggangnya.

Inilah untuk pertama kali guru Giok Hoa mempergunakan ikat pinggangnya dalam menghadapi lawan. Jika dia tidak dalam keadaan terpaksa, tentu dia tidak akan mempergunakan ikat pinggangnya itu.

Sekarang karena dia agak terdesak juga, terlebih lagi memang cara menyerang dari lawannya itu agak luar biasa, dimana jurus penyerangan yang dilakukan oleh lawannya itu luar biasa tidak bisa diduga arahnya, akhirnya dia memutuskan untuk mempergunakan jurus-jurus sakti dari Kauw-bok-pay. Dia telah mengibaskan ang-kinnya itu, melibat tangan kanan dari lawannya, dengan maksud akan menghentaknya, untuk ditariknya.

Namun gagal.

Usaha dari guru Giok Hoa yang hendak melibat tangan kanan dari Siauw Kwie telah mengenai tempat kosong, karena di waktu itu terlihat ang-kin itu telah menyambar tempat yang kosong.

Seperti sifat dari cara menyerang Siauw Kwie, yang tenaga serangannya itu meliuk-liuk, maka tangannya itu juga dapat merobah kedudukannya. Sehingga guru Giok Hoa tidak berhasil untuk melibat pergelangan tangan Siauw Kwie dengan ang-kinnya, karena begitu ang-kinnya menyambar dekat, justeru tangan Siauw Kie telah bergeser tempat dan berobah kedudukannya, namun tenaga serangannya yang begitu kuat masih terus menyambar kepada guru Giok Hoa dengan meliuk-liuk.

Dengan demikian, guru Giok Hoa hampir saja melakukan suatu kesalahan, begitu ang-kinnya menyambar tempat kosong, dan dia terlambat buat berkelit dari menyambarnya kekuatan tenaga yang begitu kuat, niscaya tubuhnya akan terhantam dengan hebat.

Dasarnya dia memang anak angkat dari pendekar sakti Sin-tiauw-tay-hiap Yo Ko dan Siauw Liong Lie, yang telah menerima gemblengan sangat keras, dengan demikian membuatnya jadi memiliki kepandaian beraneka ragam disamping beberapa kepandaian pokok yang hebat.

Begitu melihat gelagat dirinya menghadapi bahaya tidak ringan, segera juga dia telah berputar. Tubuhnya tidak berobah kedudukan kuda-kuda ke dua kakinya, hanya saja tubuh itu telah berputar sedemikian rupa, berputar dengan gerakan sangat cepat sekali.

Tetapi yang hebat dengan caranya ini, sesungguhnya terletak pada cara dia berputar. Karena begitu tubuhnya berputar, tekanan tenaga dari penyerangnya telah dapat dihindarkannya, di mana tenaga itu seperti menjadi panah karena menyerang tubuh yang lemas berputar seperti itu, sama sekali tidak terdapat daya menolak atau melawan. Karenanya, begitu tubuh guru Giok Hoa berputar, maka tenaga serangan yang aneh dari Siauw Kwie telah punah.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now