Jilid 80

555 21 3
                                    

Namun, waktu tepian telapak tangan anak angkat Yo Ko ini mengenai sasarannya, dia merasakan tepian tangan itu seperti tajamnya mata pisau, membuat kekebalan tubuhnya seperti juga dipunahkan. Dan dia merasa kesakitan yang bukan main, sampai membuat kuda-kuda ke dua kakinya tergoncang, dan dia terhuyung mundur satu langkah.

Dilihatnya selintas lalu, lweekang dari Beng Ko Kouw dan anak angkat Yo Ko, memang setingkat. Yang satu melatih lweekang yang sesat, sedangkan yang satunya lagi lweekang bersih dan lurus.

Walaupun memang sesungguhnya Beng Ko Kouw memiliki lweekang yang mungkin menang seraut dari lweekangnya anak angkat Yo Ko, tokh lweekangnya merupakan lweekang yang sesat. Dengan demikian membuat lweekang guru Giok Hoa yang lurus dan bersih itu dapat juga menutupi kekurangannya. Itulah sebabnya mereka yang ke duanya telah masing-masing kena dihantam, jadi saling mundur terhuyung satu langkah.

Muka guru Giok Hoa waktu itu agak pucat. Dia mengetahui bahwa tenaga dalamnya tergempur oleh pukulan Beng Ko Kouw. Dia merasakan pundaknya sakit sekali, tetapi dia cepat-cepat mengerahkan tenaga dalamnya, guna mengurangi rasa sakit itu dan melancarkan kembali peredaran darah di bagian pundaknya.

Dalam keadaan seperti itu Beng Ko Kouw pun tidak tinggal diam. Setelah rasa sakit pada iganya berkurang, dengan mengeluarkan suara raungan, dia telah menerjang kepada guru Giok Hoa.

Anak angkat Yo Ko ini tidak berani berayal. Dia menyadari lawannya seorang yang memiliki kepandaian tinggi dan lweekang yang terlatih baik sekali, walaupun sesat. Karena itu guru Giok Hoa ini segera mengempos semangatnya. Dia berdiri tegak mengawasi datangnya terjangan dari lawannya.

Dilihatnya juga sepasang tangan dari Beng Ko Kouw telah berkesiuran menyambar kepadanya cepat sekali, mengeluarkan hawa yang sepanas api. Maka dia juga mengangkat ke dua tangannya, bersiap-siap hendak mendorong, untuk mengadu kekuatan tenaga dalamnya, menghadapi keras dilawan keras.

Namun waktu guru Giok Hoa mendorong tangannya, aneh sekali Beng Ko Kouw menarik pulang ke dua tangannya, tahu-tahu dia menekuk ke dua tangannya. Tubuhnya berjumpalitan di tengah udara, kemudian dia mengibaskan tangan kanannya.

"Wuttt..... wuttt..... serrr..... serrr....."!" terdengar sambaran yang sangat kuat sekali ke arah guru Giok Hoa, disusul berkelebatnya beberapa titik sinar yang menyambar ke berbagai tubuh guru Giok Hoa.

Tetapi dasarnya memang anak angkat Yo Ko ini memiliki kepandaian yang sangat tinggi dan juga mata yang awas sekali, ketika melihat menyambarnya titik-titik sinar itu, segera juga dia mengibaskan lengan bajunya.

Dia telah berhasil menyampok beberapa batang jarum yang semula menyambarnya dengan kuat sekali. Dan jarum-jarum itu dua batang jatuh di lantai, sedangkan yang sebatang lagi menancap di dinding papan di sebelah kanannya.

Hanya yang luar biasa mengejutkan, begitu jarum tersebut nancap di dinding papan itu, papan di sekitarnya menjadi hitam hangus!

Menggidik guru Giok Hoa melihat itu, karena dia menyadari jarum itu ternyata sangat beracun sekali.

Sedangkan Ko Tie bukan main gusarnya, "Manusia rendah!" kutuknya.

"Ya..... dia mempergunakan senjata rahasia beracun!" menggumam Giok Hoa dengan suara yang berkuatir sekali.

Rupanya sekarang guru Giok Hoa juga sudah habis sabar. Dia menyadari murid Nie Mo Cu itu seorang yang berhati busuk dan rendah. Karena itu dia tidak akan sungkan-sungkan lagi menghadapinya.

Segera juga, dengan gerakan yang hampir sulit dilihat oleh mata, tangannya telah mencabut pedang dari balik kunnya. Dia bersiap-siap menghadapi lawannya dengan Giok-lie-kiam-hoat nya!

Beng Ko Kouw yang melihat guru Giok Hoa mencabut pedang, segera dia menyadari, akan lebih sulit merubuhkan lawannya ini. Karena dia tahu, anak angkat Yo Ko ini pasti akan mempergunakan ilmu pedang Giok-lie-kiam-hoat!

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now