Suara jago dari Ong-ok-san ini belum berhenti benar atau mendadak sekali pipi kirinya memperdengarkan suara menggelepok nyaring, pada pipi itu segera berbekas telapak tangan yang memerah. Dia merasakan kepalanya pusing dan matanya kabur berkunang-kunang.
Ko Tie sebal untuk kejumawaan orang, maka dia telah mengirim tamparannya itu!
Semua orang jadi kaget dan heran, gerakan pemuda itu hampir tidak terlihat.
Sedangkan Sun Kiam berkuatir melihat Ciu Yang Cin menghampiri kereta keledainya Ko Tie berdua. Dia kuatir mereka itu nanti bercelaka, maka diam-diam dia memberi isyarat dengan tangannya kepada dua orang piuwsu tua untuk piauw-su tersebut menghampiri, guna membantu disaat yang diperlukan.
Tapi menyaksikan apa yang terjadi sekarang ini, di mana Ciu Yang Cin telah ditempeleng pipinya, ia terkejut, heran dan juga kagum sekali. Sampai ia mengawasi dengan menjublak.
Tadinya ia menyangka Giok Hoa yang lihay, tidak tahunya orang she "Bie" yang juga lihay sekali. Maka sekarang legalah hatinya.
Ciu Yang Cin berdiam sekian lama karena tamparan itu, setelah tersadar ia berteriak keras, meraung, dan mementang ke dua tangannya mau melompat, untuk menyerang.
"Kereplok!" Kembali terdengar suara gaplokan dan tamparan yang ke dua telah singgah di pipi kanannya sebelum ia melompat!
Giok Hoa menyaksikan cara Ko Tie melompat dan menyerang, ia jadi kagum dan gatal tangannya, maka dia menggerakan kaki kirinya. Dengan tipu silat Kiu-kiong-ceng-hoan Im-yang-pou, setelah melesat bagaikan kilat menyambar, tangan kirinya terayun, mampir di pipi kanan orang, sehingga lagi-lagi Ciu Yang Cin kesakitan dan menjublak disebabkan kepalanya pening dan matanya berkunang-kunang kabur.
Ciu Yang Cin seorang ternama di dalam rimba persilatan, hampir semua orang persilatan menghormatinya. Sekarang ia dihina demikian rupa, tidak dapat ia mengendalikan diri lagi.
Dengan segera ke dua tangannya meraba pinggangnya, untuk meloloskan senjatanya yang istimewa, yang telah mengangkat namanya ialah rantai Kiu-cu-bo-lian-hoan. Hanya saja, belum lagi senjatanya itu terloloskan, Ko Tie sudah melompat ke depannya, memegang ke dua tangannya, sambil berbuat mana dan diiringi senyumannya.
Ko Tie berkata sabar: "Ciu Yang Cin, jangan kesusu....."
Terus ia menunjuk dengan tangan kirinya kepada Tong Teng Bun dan Boan Siam Ki untuk menambahkannya: "Kau tunggu sampai mereka itu sudah bertempur dan ada keputusannya, masih belum terlambat buat kau gerakan tanganmu!"
Setelah berkata begitu, tanpa menantikan jawaban, Ko Tie melepaskan tangan kanannya sedang tangan kirinya menyambar Giok Hoa. Buat diajak melompat mundur ke belakang.
Ciu Yang Cin berdiri diam, ke dua tangannya di pinggangnya, ia mengawasi ke dua pemuda itu, pikirannya jadi kacau.
Benar-benar dia tidak mangerti. Ia menyadari bahwa ke dua pemuda ini memang sangat lihay, namun dalam usia semuda itu dan memiliki kepandaian yang demikian hebat, benar-benar baru pertama kali dilihatnya.
Entah mengapa, tangannya seperti kehilangan tenaga. Seumurnya belum prrnah ia mengalami kejadian seperti sekarang ini. Sampai diakhirnya ia menghela napas dan berkata kepada dirinya sendiri:
"Ciu Yang Cin, buat apa kau banyak lagak? Ke dua pemuda itu lihay sekali. Lihatlah gerakannya tadi! Apakah kepandaianmu sendiri? Kau tidak nempil terhadap mereka....."
Lantas ia tunduk. Dengan lesu ia mengangkat kalinya untuk ngeloyor keluar gelanggang.
Selama itu, Tong Teng Bun dan Boan Siam Ki telah berhadapan dengan pedang di tangan masing-masing. Mereka jalan berputar tanpa ada salah seorang yang mau turun tangan lebih dulu, sampai mereka itu mirip tukang latih binatang peliharaannya, di mana sebagai pelatih mereka tengah berlaku sabar sekali.
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia