Ternyata yang telah mencegah agar Hok An melepaskan cengkeramannya pada lengan Bin Wan-gwe tidak lain dari seorang wanita yang cantik jelita. Wajahnya berpotongan tirus daun sirih, dan juga matanya yang begitu indah, dengan hidungnya yang bangir berisi dan bibirnya yang tipis. Benar-benar merupakan seorang wanita yang sangat cantik, bagaikan seorang dewi.
Wanita itu memang tidak lain dari Bin Hujin, nyonya hartawan she Bin tersebut. Dia berdiri agung di tempatnya, walaupun dengan wajah pucat dan mata yang guram.
Sedangkan waktu itu terlihat betapa Hok An perlahan-lahan melangkah mendekati, dari mulutnya terdengar ia berulang kali menyebut: "Kim Hoa..... Kim Hoa.....?!"
"Diamlah di situ, jangan mendekat!" tiba-tiba Bin Hujin telah membentak dengan suara yang nyaring.
Bagaikan bentakan tersebut mengandung kekuatan yang tidak bisa dibantah lagi, Hok An jadi menahan langkah kakinya, dia berdiri diam di tempatnya tanpa bergerak.
"Kim Hoa..... ternyata kau disini! Akhhh, kau tetap cantik seperti dulu, tidak ada perobahan suatu apapun juga pada dirimu.....!" hanya mulut Hok An tidak hentinya menggumam seperti itu.
Sedangkan Bin Hujin dengan wajah yang dingin dan memucat telah berkata: "Apa maksudmu mencari-cariku?!"
"Kim Hoa..... tidakkah kau menyadari apa yang kualami selama ini? Aku sangat menderita mencari-carimu, dan telah lima tahun lebih aku berkelana, barulah sekarang aku bisa bertemu dengan kau.....!"
"Hemm, lalu setelah bertemu denganku, apa yang kau inginkan dariku?!" tanya Bin Hujin dengan suara yang semakin dingin.
Sedangkan Bin Wan-gwe telah mengasi dengan sorot mata yang mengandung kecemasan dan kekuatiran, sebab dia kuatir isterinya yang cantik itu dilukai oleh Hok An.
Hok An telah memperlihatkan wajah yang merana sekali, dia telah bilang: "Kim Hoa..... seperti kau ketahui, aku sangat mencintaimu....., dan kau......, mengapa kau selalu berusaha menghindar dariku?! Lihatlah, betapa menderita dan sengsaranya aku ini..... Kim Hoa.....!"
Wajah Bin Hujin semakin memucat. Dia telah mengawasi Hok An beberapa saat lamanya, sampai akhirnya dia berkata dengan suara tawar: "Memang dulu kita pernah saling kenal, akan tetapi sekarang di antara kita sudah tidak terdapat hubungan apapun lagi! Pergilah kau.....!"
"Kau?!" muka Hok An jadi pucat pias.
"Pergilah kau.....!"
"Kau mengusirku?!"
"Kita tidak ada hubungan apa-apa lagi........!"
"Kau sudah tidak mencintaiku?!"
"Sejak dulu akupun tidak pernah mencintaimu!" menyahuti Bin Hujin.
"Ohhh, jika begitu dulu semua janji dan kata-katamu itu hanya palsu belaka!" berseru Hok An sambil memperlihatkan sikap yang beringas. "Kau..... kau telah menipuku..... Dulu kau mengatakan sangat mencintaiku, kau mencintaiku sepenuh hati, tetapi sekarang? Apa yang kau katakan?!"
Muka Bin Hujin jadi berobah semakin pucat, dia telah bilang: "Jika memang aku mencintaimu, tentu aku tidak menikah dengan orang lain! Dan sekarang aku telah resmi menjadi isteri Bin Wan-gwe..... kami sangat bahagia, dan kami telah memperoleh seorang anak.....!"
Berkata sampai di situ, suara Bin Hujin semakin tersendat, akhirnya dia menangis.
Dengan ke dua tangan menutupi mukanya dan menangis terisak, Bin Hujin terus juga menangis dan memutar tubuhnya membelakangi Hok An dan Bin Wan-gwe.
Sepasang mata Bin Wan-gwe terpentang lebar-lebar. Dilihat semua ini memang kenyataan yang ada, benar adanya bahwa Hok An pernah mengadakan hubungan dengan isterinya. Hanya saja, sekarang tampaknya Bin Hujin, isterinya itu, tidak mau kenal lagi pada Hok An.
YOU ARE READING
Anak Rajawali
AdventureLanjutan "Beruang Salju". *note : Jilid kelipatan 5 di cinkeng ini cayhe private, hanya follower yg dpt membacanya. Kamsia