Jilid 116

624 15 0
                                    

Jika diperlukan, Cing Kiang Wie dan Kang Wei hendak menjadikan pasukan tentara kerajaan itu sebagai barisan pemanah. Buat penyediaan anak panah, jelas sangat banyak sekali.

Di gudang senjata dalam Kota Lam-yang, belum lagi mencukupi, segera dibuat anak-anak panah dengan mengerahkan ahli-ahli panah, sehingga meminta waktu buat menyiapkan anak-anak panah itu dengan jumlah yang diinginkan selama seminggu lamanya.

Tetapi persiapan yang diadakan buat penyerbuan kepada sarang pemberontak itu telah matang benar. Juga Kiang Wie dan Kang Wei telah perintahkan beberapa orang ahli silat kelas satu yang membantu An-busu atau Penguasa Kota Lam-yang, buat pergi menyelidiki, juga puluhan orang tentara yang terampil diperintahkan mengadakan penyelidikan di sekitar Kota Lam-yang.

Laporan-laporan telah sampai di tangan Cing Kiang Wie dan Kang Wei, mereka mempelajari semua laporan itu. Dan mereka memperoleh kesimpulan bahwa para pemberontak itu tidak memperlihatkan tanda-tanda mengadakan persiapan buat menyambut penyerbuan itu, membuktikan juga bahwa kaum pemberontak itu rupanya belum lagi mengetahui perihal rencana penyerbuan tersebut.

"Bagus!" berseru Cing Kiang Wie dengan suara nyaring. "Inilah sangat baik sekali...... karena dengan mereka tidak bersiap-siap, kita akan dapat menghancurkan mereka lebih mudah!"

Kang Wei juga mengangguk-angguk senang, mereka bekerja dengan dibantu oleh beberapa orang panglima perang yang berada di Kota Lam-yang.

Karena Cing Kiang Wie berdua membawa firman kaisar yang memberikan kekuasaan sepenuhnya pada mereka, semua panglima perang di kota itu dan juga semua perwira tingginya, tunduk pada perintah Cing Kiang Wie berdua. Mereka berdua sebagai panglima tertingginya dalam penyerangan kepada kaum pemberontak itu, dan semuanya harus patuh.

◄Y►

Pengemis tua Thio Kim Beng ketika matahari memancarkan sinarnya cukup terang, baru terbangun dari tidurnya. Dia teringat semalam telah bertempur dengan ke dua orang perwira tinggi kerajaan, yaitu Cing Kiang Wie dan Kang Wei, yang masing-masing memiliki kepandaian lihay sekali.

Dengan begitu, besar dugaan dari Thio Kim Beng, ke dua orang tersebut tentu kembali ke Lam-yang buat menghimpun kekuatan. Dan dalam beberapa hari akan menimbulkan kekacauan lagi, guna memusuhi orang-orang gagah yang bermaksud berjuang mengusir kaum penjajah.

Karena dari itu, setelah berlatih ilmu tongkatnya beberapa saat di dalam hutan itu, buat mempersegarkan dirinya, tampak Thio Kim Beng dengan tubuh yang agak dibungkukkan, dan langkah yang perlahan-lahan ke luar dari hutan itu. Dia menuju ke Kota Lam-yang, karena memang Thio Kim Beng bermaksud menyelusup ke dalam kota buat melakukan penyelidikan.

Dalam keadaan seperti ini, Thio Kim Beng memang telah bermaksud menyelidiki segalanya, yang kelak hasil penyelidikannya itu akan disampaikan kepada kaum orang gagah yang tengah berjuang untuk membela tanah air mereka yang terjajah.

Di dalam Kota Lam-yang ramai sekali. Penduduk tampak dalam keadaan seperti biasa, di mana mereka berdagang, bekerja dan rumah-rumah makan tetap buka seperti biasanya.

Thio Kim Beng tidak melihat ada kelainan di dalam kota, dan juga tidak terlihat kegiatan-kegiatan dalam menghadapi sesuatu kerusuhan. Mereka, semua penduduk itu dalam keadaan tenang saja, melakukan tugas mereka masing-masing.

Tetapi sebagai seorang berpengalaman, Thio Kim Beng segera memaklumi, bahwa pihak tentara kerajaan tentu tengah mempersiapkan diri diam-diam. Mungkin mereka tidak ingin diketahui oleh rakyat tentang maksud mereka yang ingin menumpas kaum pemberontak.

Mereka tidak menginginkan jika rakyat mengetahui akan menimbulkan kekacauan, dan kemungkinan besar, sebagian besar dari rakyat, akan berpihak kepada para orang gagah pembela tanah air, berbalik mengadakan perlawanan kepada tentara kerajaan di Lam-yang. Dengan demikian akibat itu membuat tentara kerajaan menghadapi lawan yang tidak sedikit.

Anak RajawaliWhere stories live. Discover now